Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ketakutan yang Menyebar (4)



Ketakutan yang Menyebar (4)

0Penatua Puncak Bendera Awan adalah Cai Zhuo, seorang pria di usia 50-an. Sebelum Qin Yue mengambil alih menjadi Penguasa, ia sudah menjadi Tetua di Klan Qing Yun. Karena senioritasnya, Cai Zhuo mendapatkan rasa hormat yang lebih di antara para Tetua dan bahkan Qin Yue sering kali tunduk padanya.     

Tak ada yang menyangka bahwa Ke Cang Ju begitu berani untuk langsung pergi ke Puncak Bendera Awan dan berdiri di hadapan Cai Zhuo yang berjanggut putih untuk mengambil dua murid tepat di bawah hidungnya. Cara mereka yang menuntut hampir membuat Sang Tetua pingsan karena marah!     

Arogan! Sangat semena-mena!     

Tragedi yang menimpa Puncak Awan Abu terjadi di Puncak Bendera Awan hanya berselang beberapa hari! Yang lebih tak dapat diterima adalah bahwa Ke Cang Ju tetap membawa murid mereka walaupun Cai Zhuo melarang, sepenuhnya mengabaikan otoritas seorang Tetua.     

Ketika murid Puncak Awan Abu ditahan, puncak lain berpikir itu karena kurangnya perlindungan Sang Tetua sehingga Ke Cang Ju berani berbuat semena-mena.     

Tetapi dalam kasus dengan Puncak Bendera Awan, sifat diktator Ke Cang Ju jelas terlihat!     

Tetua mereka ada di situ, hidup dan berkuasa, tetapi Ke Cang Ju menahan muridnya tepat di depan matanya! Ia bertindak seolah ia menguasai Gugusan Puncak Berawan!     

Cai Zhuo murka dan muridnya merayunya untuk pergi menghadap Qin Yue. Penatua senior ini menceritakan kesombongan Ke Cang Ju dengan rinci pada Sang Penguasa dan memohon hingga suaranya serak, tetapi ia tetap tak berhasil meyakinkan Qin Yue untuk bertindak menghentikan Ke Cang Ju.     

Qin Yue hanya mencoba menggoda Cai Zhuo dan berjanji bahwa kedatangan selanjutnya untuk perekrutan, ia akan membuat Cai Zhuo memilih muridnya dan tak mengatakan apa-apa lagi mengenai hal itu.     

Ketika Cai Zhuo pergi dari kediaman Qin Yue, wajahnya menjadi pucat karena menahan kemarahan dan setelah melangkah keluar dari pintu gerbang, ia jatuh pingsan dan harus diangkut kembali ke Puncak Bendera Awan oleh murid-muridnya yang kebingungan!     

Dengan Puncak Bendera Awan sebagai contoh pertama, para Tetua lain mulai khawatir. Ke Cang Ju telah menunjukkan bahwa dirinya mampu bertindak semena-mena dan Sang Penguasa masih menjaga jarak dengan kejadian ini. Ke Cang Ju sudah diizinkan untuk bertindak dengan diberikan kekebalan hukum.     

Puncak Awan Abu dan Puncak Bendera Awan terpukul, dan tragedi ini diduga akan segera menampakkan diri di depan pintu puncak lain!     

Kehilangan satu atau dua murid tidak berpengaruh terhadap Tetua lain. Mereka lebih khawatir dengan kekebalan hukum yang didapatkan Ke Cang Ju untuk melaksanakan tindakannya yang berbahaya! Datang di pintu berbagai puncak dan menahan murid-murid para Tetua di hadapan mata mereka sendiri. Mereka hanya dapat menelan harga diri mereka sendiri!     

Tindakan yang dilakukan Ke Cang Ju di dalam Puncak Awan Tersembunyi seperti sebuah rahasia umum di antara para murid Klan Qing Yun. Jika para Tetua membiarkan Ke Cang Ju menculik murid mereka di depan mata mereka sendiri, para Tetua itu akan kehilangan kredibilitas mereka di mata para murid. Itu sama saja dengan mengatakan pada para murid bahwa guru mereka tak berguna, tak berkuasa melawan tirani, dan tak dapat melindungi muridnya sendiri!     

Itu adalah sebuah tamparan keras di wajah para Tetua!     

Dan ini sudah cukup!     

Mulai saat ini, para Tetua mulai memperhatikan informasi apa pun mengenai pergerakan dari Puncak Awan Tersembunyi dan semua murid mulai takut dengan keselamatan diri mereka sendiri.     

Tetapi, tragedi masih terus menyerang mereka.     

Dalam beberapa minggu, Ke Cang Ju telah menyisir enam puncak dan wajah para Tetua ditampar hingga membengkak oleh tirani yang dilakukan.     

Ke Cang Ju tidak melakukannya diam-diam atau pun dengan berbelas kasih. Ia tampil begitu arogan dan meminta persetujuan Qin Yue, untuk memaksa menahan para murid di hadapan para Tetua yang terkait.     

Reputasi dan ketenaran para Tetua diiris-iris sehingga eksistensinya hancur hanya dalam waktu beberapa minggu. Para murid mulai melihat Tetua mereka dengan tatapan tak percaya dan para Tetua tak dapat berbuat apa-apa selain membiarkan wajah mereka berubah menjadi merah karena menahan malu.     

Martabat mereka sebagai Tetua terkoyak, rasa hormat yang dimiliki para murid untuk Guru mereka hancur, kemarahan dan kebencian meledak di Klan Qing Yun. Para Tetua mengutuk Ke Cang Ju habis-habisan dalam kemurkaan dan kebencian bertumbuh untuk Qin Yue karena sikapnya yang acuh tak acuh dan tak peduli terhadap keadaan menyedihkan yang dialami Tetua lain!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.