Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ketakutan yang Menyebar (2)



Ketakutan yang Menyebar (2)

0Wajah Gao Xiong begitu pucat. Kata-kata itu tidak bisa lebih jelas lagi. Ke Cang Ju jelas mengisyaratkan ia tak akan pergi tanpa membawa murid Puncak Awan Abu bersamanya. Puncak Awan Abu telah kehilangan sayap perlindungan Jiang Chen Qing dan jika ia memaksakan diri melawan Ke Cang Ju, ia akan berada dalam sebuah masalah!     

"Le … lewat sini, Penatua Ke." Gao Xiong menguatkan hatinya seraya mengucapkan kata-kata itu.     

Hua Yao mengangguk puas dan memimpin Jun Wu Xie serta Qiao Chu masuk ke Puncak Awan Abu dengan sikap kasar dan berjalan dengan angkuh.     

Mereka bertiga menarik tatapan penasaran dari para murid Puncak Awan Abu. Dalam sekejap, Gao Xiong mengungkapkan bahwa niat kedatangan Penatua Ke adalah untuk "memilih" murid dari antara mereka dan kabar itu menyebar dengan cepat dan luas.     

Saat itu, tatapan penasaran berubah menjadi kemarahan dan mereka semua merasakan adanya bahaya yang mengancam. Mereka semua tahu pasti konsekuensi terpilih menjadi murid Puncak Awan Tersembunyi, dan niat Ke Cang Ju yang sebenarnya.     

Jika terpilih, dan dibawa kembali ke Puncak Awan Tersembunyi, mereka hanya akan menghadapi takdir siksaan pedih dan tak bisa lari darinya.     

Semua murid berdoa, bahwa Penatua Ke tak akan "memberkati" mereka dengan tatapannya.     

Qiao Chu mengikuti di belakang Hua Yao, melihat para murid yang menciut ketakutan, ia tiba-tiba merasa seperti seorang tukang jagal yang memilih mangsanya.     

"Mengapa aku merasa seperti aku adalah seorang bajingan?" Qiao Chu bertanya, menggosok hidungnya.     

Jika mereka diberikan kesempatan untuk melawan, mereka akan menjadi bajingan.     

Para murid di hadapan mereka yang kini meringkuk ketakutan dahulu adalah orang-orang yang arogan dan egois tak tertahankan.     

Ada beberapa perkampungan di bawah Gugusan Puncak Berawan sebelumnya, tetapi kini, perkampungan itu semua sudah lenyap dan tak seorang pun terlihat. Ke mana semua penduduknya pergi? Dan mengapa mereka semua menghilang?     

Di dalam Gugusan Puncak Berawan, setiap orang bersalah.     

"Kau benar. Jika itu kasusnya, aku akan memilih untuk menjadi penjahat dari awal, dan tidak akan membiarkan diriku menjadi korban karena mereka menyerang terlebih dahulu." Qiao Chu berkata sambil tertawa.     

Menunjukkan belas kasih pada Klan Qing Yun?     

Sebuah lelucon. Tidak seorang pun murid Puncak Awan Tersembunyi mengasihani murid yang baru direkrut ketika mereka semua disiksa sampai mati oleh Ke Cang Ju, tetapi malah turut ambil bagian mendorong mereka masuk lebih jauh ke lubang penderitaan mereka.     

Para murid Klan Qing Yun telah kehilangan hati nurani mereka.     

Di seluruh Klan Qing Yun, mereka yang memiliki sedikit saja hati nurani telah dibunuh oleh klan yang dianggap paling berkuasa di seluruh penjuru dataran.     

Hua Yao dan Qiao Chu berbicara bisik-bisik dan Jun Wu Xie menatap keduanya tak berkata apa-apa. Ia mendengar percakapan mereka dan menaikkan sebelah alisnya seraya terus menatap kedua pemuda yang kelihatannya sedang merenung itu.     

Mereka sedikit lebih muda daripada Mo Qian Yuan, tetapi sepertinya mereka jauh lebih dewasa ketika berpikir.     

Sekutu yang baru ditemukannya kali ini, mungkin tidak terlalu sulit untuk ditangani.     

Mereka berkeliaran di seputar Puncak Awan Abu selama setengah hari, hampir membuat murid-murid di sana menjadi gila ketakutan, sebelum akhirnya mereka memilih dengan acuh tak acuh dua orang murid.     

Kedua murid yang terpilih langsung jatuh tersungkur di atas lutut mereka, wajah mereka seputih kertas, air mata mengalir turun di wajah mereka, mata mereka memohon dengan sangat pada Gao Xiong yang berdiri di pinggir mengamati kejadian ini, hatinya hancur gemetar.     

Gao Xiong adalah murid paling senior di bawah Jiang Chen Qing, dan ia tak memiliki otoritas atau pun berani menentang perintah Ke Cang Ju. Ditambah lagi kenyataan mereka kehilangan perlindungan Jiang Chen Qing, Gao Xiong hanya menatap mata kedua murid yang memohon belas kasih dan mempertahankan ekspresi tabah seraya melihat Ke Cang Ju.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.