Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pemusnahan (4)



Pemusnahan (4)

0"Aku akan menyerahkannya pada Sang Penguasa untuk memutuskan bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk melaksanakannya." Hua Yao menolak untuk mengalah bahkan dengan perubahan sikap Qin Yue. Ia bukan Ke Cang Ju dan ia tak peduli jika menyinggung Qin Yue, bahkan tidak peduli jika itu membuat Qin Yue ingin membunuhnya. Satu-satunya hal yang penting bagi Hua Yao adalah apakah ia dapat memancing keributan di dalam Klan Qing Yun.     

Qin Yue menatap Ke Cang Ju geram dan ia terdiam cukup lama sebelum akhirnya menyerah, "Baik! Aku menyetujuinya! Tetapi kau harus berjanji tak akan menyentuh murid langsung para Tetua lain. Dan kau harus menyerahkan padaku secepatnya racun yang kuminta karena aku tidak mau menunggu!" Dibutakan dengan hasratnya untuk membalaskan dendam kematian putrinya, dan bertekuk lutut di bawah ancaman Ke Cang Ju, Qin Yue tak memiliki pilihan selain menyerah pada permintaan Ke Cang Ju yang tidak masuk akal.     

Walaupun Qin Yue tahu permintaan Ke Cang Ju akan memberikan penolakan hebat dan kemarahan dari para Tetua lain, ia tetap yakin, bahwa Klan Qing Yun berada di bawah kendalinya dan bahkan kemarahan para Tetua tak akan mengakibatkan bencana besar.     

Kesombongan Qin Yue akan segera membuatnya menelan kata-katanya sendiri. Ia memiliki pemikiran bahwa walaupun Ke Cang Ju arogan, pria itu tahu batasnya dan tak akan melewati batas. Ia tidak sadar, bahwa Ke Cang Ju yang berada di hadapannya telah digantikan dengan seseorang yang berbeda, dan orang ini, Hua Yao, bersama dengan Jun Wu Xie tidak menginginkan hal lain, selain membawa malapetaka dan menenggelamkan Klan Qing Yun dalam keributan yang tak pernah mereka lihat!     

"Tenang saja, aku yakin kau akan puas dengan hasilnya." Tujuannya tercapai, Hua Yao tidak berbicara lagi setelahnya dan hanya mengangguk setuju ketika Qin Yue terus meracau, tetapi di dalam hatinya, ia diam-diam tertawa.     

Terlepas dari semua rencana besar yang ia miliki untuk Keluarga Jun dan Kaisar Qi, Qin Yue tidak menyadari bahwa pria di hadapannya, yang kepadanya ia beberkan semua rencananya, sedang membuat rancangan kematiannya sendiri di Klan Qing Yun.     

Setelah Qin Yue kelihatannya puas dengan jawaban yang didapatnya, ia berdiri untuk meninggalkan tempat itu.     

Karena Qin Yue dekat dengan pintu ruangan kerja, Hua Yao tiba-tiba berkata, "Ingat untuk menyimpan peta itu baik-baik."     

Langkah kaki Qin Yue melambat dan ia terpaku sesaaat, sambil meluruskan punggungnya. Ia tetap diam sesaat sebelum akhirnya menjawab dengan lembut, "Aku tahu. Itu sangat aman."     

Qin Yue memunggungi Hua Yao saat itu, jika tidak ia mungkin sudah menangkap kilasan kesenangan yang terlihat di mata Hua Yao ketika ia menjawabnya.     

Qin Yue pergi, dan tinggal Hua Yao dan kucing hitam kecil yang ada di kamar itu.     

Kesunyian memenuhi ruangan, dan akhirnya Hua Yao menyandarkan kepalanya di telapak tangannya dan menatap Kucing hitam kecil yang terus diam selama ini dan bertanya, "Apakah keluargamu berada di belakang pembunuhan Qin Yu Yan dan Jiang Chen Qing?"     

Jun Wu Xie memutar kepala berbulunya dan menatap Hua Yao dengan tenang. Dengan kecerdasan Hua Yao, tak sulit baginya untuk menarik benang merah dari fakta-fakta ini.     

"Pelakunya adalah aku." Wu Xie menjawab jujur.     

Hua Yao terkejut dengan jawabannya yang jujur dan tiba-tiba tertawa keras.     

"Jadi itu sebabnya kau ingin memusnahkan Klan Qing Yun. Kau telah menyangka kejadian seperti hari ini akan terjadi. Alasanmu adalah jika Qin Yue bereaksi terlebih dahulu, kau tak akan memiliki kekuatan cukup untuk membalas serangannya, dan kau memutuskan untuk memusnahkan Klan Qing Yun satu langkah mendahului mereka?"     

"Ya." Jun Wu Xie berkata singkat.     

Hua Yao melihat Kucing hitam kecil itu dengan tatapan serius. Melalui sepasang mata dingin itu, ia kelihatannya dapat menangkap sekeping jiwa di dalam tubuh mungil itu.     

"Setelah masalah dengan Klan Qing Yun selesai, jika kau memiliki waktu, maukah kau pergi dengan kami?" Ia berpikir, di usia sebelia ini, dan memiliki pikiran yang tenang dan cermat seperti itu, adalah sebuah kombinasi yang hebat.     

"Bukankah aku sudah menyetujuinya?" Kucing hitam itu memicingkan matanya dan melompat turun dari atas meja.     

"Qin Yue kelihatannya tak memiliki batas terhadap semua permintaan Ke Cang Ju, selama itu tidak mengancam posisinya sebagai Penguasa. Kita bebas melakukan apa pun yang kita inginkan di puncak lain, dengan cara apa pun yang kita inginkan. Jangan menyia-nyiakan kesempatan ini. "Jun Wu Xie mengucapkan perkataan ini dan melompat keluar dengan gesit dengan tubuh si kucing hitam.     

Hua Yao menatap kucing hitam itu melompat di hadapan matanya dan senyumnya terlintas di matanya. Jika kucing itu memang Jun Xie, ia mungkin memang seseorang yang mampu meramu obat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.