Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pemusnahan (2)



Pemusnahan (2)

0"Oh? Untuk siapa?" Hua Yao bertanya ringan.     

Qin Yue menarik napas panjang, menahan kemarahan yang menggelora di dalam dadanya.     

"Yu Yan dan Tetua Jiang meninggal dunia."     

Hua Yao terpaku untuk sesaat. Qin Yu Yan yang dibicarakan oleh Qin Yue adalah putri satu-satunya. Ia telah memanjakan dan mencintai putrinya ini dan melakukan apa pun dalam kekuasaannya untuk memberikan semua yang diinginkan putrinya. Sebagai Nona Tertua Klan Qing Yun, Qin Yu Yan adalah buah hati Klan, dan dicintai oleh semua orang, dan penampilannya yang ramah dan cantik terlihat hampir seperti tiruan Qin Yue.     

Hua Yao sudah pernah bertemu dengan Qin Yu Yan sebelumnya ketika pertama kali ia menyelinap ke Puncak Awan Tersembunyi mencari peta itu, ia bersembunyi di balik bayangan ketika melihat Qin Yu Yan dan Ke Cang Ju di ruangan bawah tanah menyiksa para pemuda tak bersalah, wajahnya yang cantik adalah sebuah topeng berbahaya, bersekongkol dengan Ke Cang Ju. Ia sangat berbeda dengan Ke Cang Ju, wajah palsunya menunjukkan keramahan dan kelembutan, seperti Qin Yue, tetapi memiliki sifat pengecut yang tersembunyi di dalam hatinya, sama dengan Ke Cang Ju yang berwajah seram dan menakutkan.     

Namun, sebagai apel yang begitu berharga di mata Qin Yue, bagaimana ia tiba-tiba terbunuh?     

Kucing hitam kecil di atas meja menegakkan telinganya dan membuka matanya perlahan, dan sebuah kilatan kebencian melintas ketika ia menyapukan pandangannya di seluruh ruangan dan mata itu menatap Qin Yue.     

Qin Yue telah menerima kabar mengenai kematian Qin Yu Yan lebih awal dari yang diharapkannya.     

"Kerajaan Qi kecil yang lancang berani melakukan kejahatan seperti itu melawan kita! Keluarga Jun yang tak berguna itu berani membunuh putriku! Aku ingin seluruh keluarga itu mati dan dihancurkan berkeping-keping! Ke Cang Ju, berikan aku racun terbaik hasil karyamu! Aku ingin Keluarga Jun dan Keluarga Kekaisaran Qi dikuburkan bersama dengan putriku!" Rahang Qin Yue terkunci rapat ketika kemarahannya menguasai dirinya. Ia tidak muda lagi dan sudah menginjak usia paruh baya dan ia hanya memiliki Qin Yu Yan, satu-satunya putri yang paling berharga. Putri yang paling dicintainya telah dibunuh dengan sadis di Kerajaan Qi yang nun jauh, dan kemarahan serta rasa malu meledak di dalam dirinya sehingga mendorongnya untuk memimpin pasukan besar menuju ke Kerajaan Qi dan mencabik-cabik musuhnya     

Hua Yao terkejut setelah mendengar Qin Yue meledak-ledak dan ia bergidik ketika sebuah pemikiran melintas di benaknya. Ia tanpa rasa bersalah menatap kucing hitam itu, dan kecurigaannya bertambah kuat.     

Keluarga Jun …. Bukankah Jun Xie memiliki nama keluarga yang sama?     

Dan, bukankah Qiao Chu pertama kali bertemu Jun Xie di Ibu Kota Kekaisaran Qi juga?     

Hua Yao selalu penasaran mengenai apa yang membuat Jun Xie menanamkan kebencian mendalam terhadap Klan Qing Yun, sehingga ingin melenyapkan mereka semua. Sekarang, sepertinya kecurigaanya benar, Jun Xie terhubung dengan Keluarga Jun yang membunuh Qin Yu Yan, dan niat Jun Xie untuk memusnahkan seluruh Klan Qing Yun adalah untuk menyerang terlebih dulu ketika sang musuh sedang tidak bersiaga.     

Dalam skenario itu, jika Klan Qing Yun bergerak, Keluarga Jun akan dimusnahkan!     

Sebagai rekan kerja, tak masalah jika keterkaitan Jun Xie dengan Keluarga Jun masih dipertanyakan, Hua Yao telah memutuskan untuk terus bekerja demi kepentingan Jun Xie. "Kau tidak memerlukan aku untuk melakukan hal itu, bukankah beberapa prajurit upahan yang mendiami Klan Qing Yun dan memiliki kemampuan tinggi akan lebih dari cukup untuk membasmi mereka sepenuhnya?"     

Tawa sinis keluar dari tenggorokan Qin Yue, "Kematian langsung akan terlalu mudah bagi mereka, aku ingin mereka menderita di bawah nasib yang lebih buruk daripada kematian! Aku akan membawa mereka kembali ke Klan Qing Yun, dan merasakan setiap detik penderitaan yang akan kuberikan pada mereka, hingga penderitaan itu membunuh mereka! Kurang dari itu tak akan dapat meredakan kemarahan dan kebencian di hatiku."     

Mereka yang membunuh putriku tak boleh berjalan di dunia ini! Jika pembunuhnya tidak diberikan siksaan yang pedih, jiwa putrinya tak akan menemukan kedamaian!     

Hua Yao mengangguk setuju.     

Jiwa Jun Wu Xie di dalam Kucing hitam kecil memicingkan matanya setelah mendengar perkataan Qin Yue. Ia menghargai sikap Hua Yao yang penuh perhatian setelah mengetahui Qin Yue tidak berniat untuk mengirimkan bala pasukan ke Kerajaan Qi.     

Tetapi bahkan jika ia melakukannya, Jun Wu Xie tidak akan goyah.     

Fakta bahwa ia berani meninggalkan Kerajaan Qi berarti ia sangat yakin. Sebelum ia melenyapkan Klan Qing Yun, tak peduli siapa pun yang dikirim Qin Yue, mereka tak akan dapat menyentuh Keluarga Jun dengan ujung jarinya sekali pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.