Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Lintasan Perak (1)



Lintasan Perak (1)

0Hari masih pagi ketika Jun Wu Xie melangkah keluar dari kamarnya dan pergi ke lahan tumbuhan herbal di Puncak Awan Tersembunyi.     

Ke Cang Ju terobsesi mengembangkan racun dan membuat lahan tumbuhan di semua tempat di wilayah Puncak Awan Tersembunyi dan memenuhi seluruh lahan itu dengan begitu banyak tumbuhan herba.     

Karena ia tak dapat menggunakan anggur Nektar Giok untuk mengembangkan Teratai salju dan menyerap energi spiritualnya, Jun Wu Xie ingin mencari sebuah alternatif dan datang mengunjungi pekarangan tanaman herba untuk melihat jika ia dapat menyerap sedikit saja kekuatan spiritual yang disebarkan dari pertumbuhan tanaman itu.     

Setelah pertama kali menggunakan kekuatan spiritualnya untuk menyerang, Jun Wu Xie sangat menyadari kekuatan unik yang ada di dunia ini. Walaupun ia memiliki kemampuan hebat di bidang medis, ia tak berpikir kemampuannya akan memberikan keuntungan baginya.     

Dengan instruksi baru Hua Yao di Puncak Awan Tersembunyi, para pemuda itu mendapatkan kembali kehidupan normal. Setidaknya mereka tidak kelaparan, atau dipaksa bekerja rodi. Tugas harian mereka kebanyakan merawat berbagai tanaman di dalam Puncak Awan Tersembunyi.     

Walaupun masih pagi hari, puluhan pemuda itu membawa air dan menyirami pekarangan tumbuhan herba.     

Tetapi itu cukup aneh, bahwa sehari sebelumnya, mereka bahkan tak tahan melihat Jun Wu Xie dan Qiao Chu dan ingin menyiksa mereka berdua. Tetapi di awal pagi keesokan harinya, mereka menghindari kedua orang itu, bersembunyi seperti tikus yang ketakutan, berjalan jauh-jauh dari keduanya. Maka, di area tempat Jun Wu Xie berdiri, tak ada yang merawat tumbuhan herba yang malang dan hanya Qiao Chu yang terlihat, membawa ember, dan memerciki tumbuhan haus itu dengan air.     

"Xie Kecil, mengapa kita tidak temui Kakak Hua daripada memandangi tanaman dan bunga-bunga ini?" Embernya sudah kosong, Qiao Chu menjadi bosan ketika ia bersandar di sebuah pohon sambil duduk. Ia menyelipkan setangkai rumput panjang ke dalam mulutnya dan meletakkan tangannya di belakang kepalanya sementara mengamati Jun Wu Xie memandangi lahan tanaman herba itu.     

Untuk seseorang yang sangat berbakat dalam hal kultivasi ramuan, pembuatan racun, dan begitu cerdik melaksanakan rencananya, terlihat sedang berjongkok dan menikmati waktu dengan tumbuhan-tumbuhan biasa adalah sebuah pemandangan yang tak dapat dimengerti Qiao Chu.     

Jun Wu Xie mengabaikan ocehan Qiao Chu dan menujukan perhatiannya ke lahan tanaman di hadapannya. Tumbuhan yang ditanam di sini sangat langka dan berharga dan Jun Wu Xie sebelumnya hanya pernah melihatnya di buku. Ketika ia di Istana Lin, ia tak dapat memproduksi banyak jenis obat dan ramuan, dan tidak lain alasannya adalah fakta bahwa ia tidak memiliki cukup bahan tumbuhan yang diperlukan.     

Kerajaan Qi memiliki suplai terbatas tumbuh-tumbuhan dan ada beberapa tumbuhan langka yang bahkan tak dapat diperoleh oleh Mo Qian Yuan. Jun Wu Xie sudah menggali semua tumbuhan herba di gudang penyimpanan Istana Kekaisaran tetapi masih banyak yang kurang.     

Ia tak mengharapkan dapat menemukan banyak macam tumbuhan langka di Puncak Awan Tersembunyi yang telah cukup lama diincarnya. Dengan itu semua, Jun Wu Xie dapat mengembangkan dan memproduksi lebih banyak jenis ramuan dan obat-obatan yang ingin dibuatnya.     

Ia juga menemukan bahwa semakin berharga sebuah tumbuhan herba, semakin banyak energi spiritual yang dapat diserap dari tanaman itu selama proses kultivasi. Mungkin itu tidak mendekati apa yang mampu disediakan oleh Teratai salju, tetapi itu masih lebih baik daripada tidak ada sama sekali.     

Penemuan terbaru ini memotivasi Jun Wu Xie, karena proses pelatihan dan pengembangan kekuatan spiritualnya tidak berbeda dari seorang petani, tak masalah apa yang ditanamnya.     

Jun Wu Xie tetap berada di antara pekarangan tumbuhan herba sepanjang hari dan Qiao Chu pergi, tak dapat menahan kebosanannya, berlari untuk mencari perhatian dari Kakak Hua.     

Malam tiba, dan Jun Wu Xie masih belum meninggalkan lahan tanaman herba. Puncak Awan Tersembunyi menyalakan obor di sekeliling area pekarangan, supaya para murid dapat terus merawat tanaman langka dan berharga itu di malam hari.     

Di bawah cahaya rembulan, Jun Wu Xie masih berjongkok di pekarangan tanaman herba, mengamati sekumpulan Rumput Es. Tiba-tiba kehangatan menyelimuti satu tangannya dan ia menyentuhnya dengan tangannya yang lain dan sebuah butiran berwarna hijau giok muncul di telapak tangannya.     

Manik Kayu Berhias, kompensasi yang diberikan pada Teratai Kecil dari Jun Wu Xie. Ketika Teratai Kecil bermanifestasi menjadi Teratai salju selama proses kultivasinya, manik ini berada di tangannya, tetapi ketika ia kembali ke tubuh Jun Wu Xie, ia tak dapat membawanya bersamanya, maka ia memberikannya pada Jun Wu Xie untuk disimpan baik-baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.