Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tampilan Indah (2)



Tampilan Indah (2)

0Jun Wu Xie melihat sosok yang merendahkan diri di kakinya, matanya yang melirik ke bawah begitu dingin hingga menusuk. Ia menjawab tanpa ampun,     

"Wajah itu tidak pernah menjadi milikmu."     

"TIDAK! Itu milikku! Milikku! Tolong kembalikan itu padaku! Apa pun yang kau inginkan, aku akan memberikannya padamu! Aku akan menuruti semua perkataanmu! Kumohon!" Ke Cang Ju memohon dengan memelas, air matanya bercampur dengan darah, karena kulit di wajahnya pecah dan mengeluarkan darah, dan daging-daging bergantung di potongan kulit yang masih tersisa.     

Jun Wu Xie berbalik tepat sebelum Ke Cang Ju hampir dapat menyentuh ujung pakaiannya dan berjalan menjauh, menghampiri Qiao Chu yang gemetar hebat.     

"Telan ini." Kemudian Jun Wu Xie memberikan ramuan dari telapak tangannya.     

Qiao Chu memasukkan ramuan itu ke dalam mulutnya tanpa ragu dan langsung menelannya. Sesaat kemudian, rasa sakit seperti terbakar dari Asap Tunggal mulai menghilang, dan kecuali wajahnya yang masih sedikit pucat, ia tak merasakan apa-apa lagi.     

"Kau pasti menikmati semua ini, bukan?" Jun Wu Xie mengangkat alisnya, seraya memandang Hua Yao dengan tubuh tinggi dan rampingnya yang masih bergantung di dinding.     

Hua Yao menutup matanya sebentar, dan mengembuskan napas perlahan, sementara ia membebaskan dirinya dari belenggu.     

Begitu ia berdiri di lantai, Jun Wu Xie melemparkan ramuan itu padanya.     

Hua Yao menelannya tanpa berkata-kata, dan langsung merasakan sakit di sekujur tubuhnya bertahap menghilang. Ia kemudian lanjut menarik rantai metal yang mengekang tubuhnya sementara berkata pada Jun Wu Xie, "Terima kasih!"     

Setelah efek racun itu hilang sepenuhnya dari tubuh mereka, kedua pemuda itu berjalan menghampiri Ke Cang Ju.     

Ke Cang Ju tergeletak meringkuk di lantai, otot tubuhnya mengalami kram karena menahan rasa sakit yang luar biasa. Matanya merah bagaikan darah segar, dan terlihat sangat kacau. Ketika ia melihat Hua Yao dan Qiao Chu sudah sepenuhnya pulih dari efek racun setelah meminum ramuan dari Jun Wu Xie, matanya membelalak tak percaya dan ia membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi di saat itu, gelombang penderitaan menyelimuti tubuhnya, dan rasa sakit itu membuatnya tiba-tiba mengatupkan rahangnya, sehingga membuat ia menggigit lidah sendiri!     

Darah menyembur dari mulutnya yang penuh dan keterkejutannya membuatnya terengah-engah, sehingga darah itu kembali masuk ke dalam paru-parunya!     

Ia mencakar-cakar tenggorokan dan dadanya, berjuang untuk bernapas dan kram yang diderita menjadi semakin parah.     

Ketiga pemuda itu hanya melihat dengan tenang, diam-diam menyaksikan kematian datang mengambil nyawa Ke Cang Ju yang keji perlahan.     

Hingga saat terakhir, Ke Cang Ju menyesal dan keputusasaan tertulis di matanya ….     

Jika Jun Wu Xie tak memperlihatkan wajahnya yang tak bercela dan sangat tampan sebelum ia meninggal, dan tidak menunjukkan impian terbesar dalam hidupnya dalam waktu sekejap, ia tak akan mengerti arti sebuah kehilangan dan tak akan menyesalinya. Ia akhirnya menggapai impiannya memiliki wajah tampan setelah bertahun-tahun penuh siksaan, hanya untuk direbut dari tangannya tanpa belas kasih sedikit demi sedikit, perlahan, tepat di depan matanya ….     

Jika ia tak mengenal surga, maka ia tak akan mengenal penderitaan di neraka.     

Monster hitam duduk tak bersuara melihat itu semua, dan menjilati tapak kakinya.     

[Selera humor kejam nonaku, tak berubah sama sekali ….]     

[Apa pun yang paling dihargai oleh musuhnya, di atas segalanya, akan selalu menjadi hal yang pertama kali dihancurkan menjadi debu oleh Nonanya, sedikit demi sedikit, tepat di hadapan mereka.]     

[Terlalu jahat!]     

Ke Cang Ju meninggal, dalam penyesalan dan keputusasaan. Ia meninggal membawa serta, wajah yang paling disayanginya yang hancur berdarah-darah, yang bahkan tak cukup digambarkan dengan kata jelek.     

Qiao Chu menatap tubuh Ke Cang Ju yang lusuh, dan menelan ludah ketakutan seraya menatap Jun Wu Xie.     

"Xie kecil, obat yang namanya Tampilan Indah ini … kau membuatnya sendiri?" Itu terlalu menakutkan!!     

Menuntun orang hingga ke tepi jurang neraka dan membuat mereka tidak memiliki pilihan selain melompat masuk benar-benar lebih kejam daripada sekedar menyayat batang lehernya!     

"Aku masih punya banyak jika kau ingin mencobanya." Jun Wu Xie bertanya heran, tetapi ingin membaginya dengan niat baik, maka ia menawarkannya pada Qiao Chu.     

Qiao Chu langsung berubah menjadi seputih kertas dan menggelengkan kepalanya hingga hampir jatuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.