Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Kelima (8)



Tamparan Kelima (8)

0Tak pernah di dalam mimpi terburuknya Ke Cang Ju membayangkan bahwa ia akan dikalahkan hanya oleh seorang berandal, hingga mendorongnya hingga ke titik ini. Ia ketakutan ketika Jun Wu Xie menghampirinya. Dan dengan setiap langkah yang mendekat, Ke Cang Ju meringis. Ia menghentakkan tangannya putus asa, dan asap berupa warna disemburkan ke Jun Wu Xie!     

Ia telah menjalani hidupnya dengan sangat percaya diri akan khasiat racun yang dihasilkannya, dan nasib berandal itu tidak terkecuali dengan banyak lawannya yang telah mati karena racun itu!     

Bahkan jika Asap Tunggal yang mematikan tidak berpengaruh padanya, pasti ada salah satu dari semua racun ganas yang ia miliki di dalam lengan bajunya yang dapat membunuh bocah itu!     

Namun, Jun Wu Xie terus berjalan ke depan, bahkan tak berkedip, melangkah melalui asap tebal beracun yang berputar-putar di sekelilingnya, matanya yang dingin bersinar menembus kabut beracun itu.     

Matanya tak menunjukkan apapun selain kebahagiaan!     

"Apakah kau sudah selesai?" Jun Wu Xie bertanya tak sabar, setelah melihat upaya Ke Cang Ju dalam keputusasaan mencoba melemparkan semua yang ia miliki ke Jun Wu Xie.     

Ke Cang Ju menatap Jun Wu Xie, dan kata-kata itu sepertinya membuatnya kecewa. Asap selanjutnya yang ia keluarkan mengandung sepuluh racun mematikan yang berbeda dari seluruh dunia. Bahkan petarung terkuat sekali pun akan kalah dengan serangan gencar racun yang ia lepaskan.     

Bagaimana pun, Jun Wu Xie masih berdiri, tak terpengaruh, dan senyumnya yang berkilau hanya terlihat seperti ejekan atas kelemahan dan penampilan buruk Ke Cang Ju.     

"Aku tak percaya … Mustahil …." Ke Cang Ju mundur satu langkah, wajahnya terlihat pucat pasi.     

Ke Cang Ju tumbuh dewasa dengan penampilan buruk, pembuluh darah vena dan arterinya rusak dan tak utuh, dan oleh karena itu roh kontraktualnya tidak bangkit. Ia mengutuk langit atas ketidakadilan ini, dan dalam sekejap, ia mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari racun. Bahkan tanpa kekuatan dari energi spiritual, tanpa sebuah roh kontraktual, ia mengukir jalannya sendiri dengan racun, untuk membunuh siapa pun yang menentangnya.     

Tetapi kini, visinya kini hancur berantakan, karena seorang pemuda di hadapannya.     

Racunnya yang berharga yang menjadi kebanggaan dan kesenangannya, sekarang hanya lelucon bagi Jun Wu Xie. Dedikasi seumur hidupnya yang ia berikan untuk penelitian dan pembelajaran mengenai racun, bahkan tak dapat melukai Jun Wu Xie seujung rambutnya pun.     

Bagaimana gadis itu bisa mengalahkan karya seumur hidupnya dengan begitu mudah!?     

"Jika kau sudah selesai, maka selanjutnya giliranku." Senyum Jun Wu Xie semakin lebar dan ia mengambil sebuah botol porselen abu-abu dari sebuah kantung di tasnya.     

Mata Ke Cang Ju terpaku pada botol di tangan Jun Wu Xie, seolah seekor binatang buas yang bengis terjebak di dalamnya.     

Ketika Jun Wu Xie menuang satu tetes ramuan sebesar ujung kukunya, Ke Cang Ju bernapas lega.     

Ke Cang Ju berpikir seorang bocah yang kelihatan kebal terhadap banyak racun yang ia lepaskan, akan melawan dengan sebuah racun yang menakutkan dan mematikan. Tetapi bocah itu malah mengeluarkan sebuah pil biasa, dan melihat bentuknya, Ke Cang Ju yakin bahwa itu hanyalah Pil Pengikis Tulang.     

Pil Pengikis Tulang sangat beracun dan mematikan, dan ketika dihirup, tulang di dalam tubuh seseorang akan mulai rusak dan membusuk. Untuk orang biasa, racun ini begitu menakutkan, tetapi bagi Ke Cang Ju, itu adalah hal yang sangat umum baginya.     

Pil Pengikis Tulang adalah salah satu produk dari penelitian racun yang ia lakukan sepanjang hidupnya. Dan kebanyakan murid Klan Qing Yun akan membawa sejumlah racun itu ke mana-mana.     

Bocah lancang ini memiliki keberanian untuk mencoba mengintimidasinya dengan Pil Pengikis Tulang buatannya sendiri? Ini adalah sebuah lelucon! Dengan semua jenis racun yang ia hasilkan, ia telah melakukan penelitian mengenai kandungannya dengan cermat dan tahu semuanya mengenai racun itu. Ia telah mengambil langkah pencegahan dengan meminum penawarnya untuk memberikan kekebalan bagi tubuhnya. Tak masalah seberapa banyak ia menelan racunnya sendiri, ia tak akan terkena efeknya.     

"Hei bocah, kau tahu dari mana Pil Pengikis Tulang yang ada di tanganmu berasal?" Ke Cang Ju tiba-tiba ingin tertawa, menertawakan kegelisahannya yang tak masuk akal terhadap bocah itu. Kekebalan bocah itu terhadap racunnya telah mengejutkan dirinya, dan selain itu, ia hanya seperti bocah normal lainnya. Ia pasti terlalu terkejut, dan membiarkan rasa panik mengalahkannya. Sekarang ketika ia sudah lebih tenang, ia menyadari bahwa dirinya tidak berada dalam bahaya besar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.