Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Kelima (10)



Tamparan Kelima (10)

0"Pil Pengikis Tulang tak berpengaruh padaku! Berhenti membuang-buang waktuku lagi! Bahkan jika kau berhasil membunuhku, Qin Yue tak akan membiarkanmu pergi dari sini! Jangan kau pikir kau bisa keluar dari Klan Qing Yun hidup-hidup!" Ke Cang Ju berbicara dengan keras pada Jun Wu Xie.     

"Oh ya? Apakah itu benar?" Jun Wu Xie menjawabnya sambil tersenyum.     

Jawaban Jun Wu Xie membuat Ke Cang Ju merasa tidak nyaman tetapi Monster hitam itu tak bergerak dan tetap diam.     

Apakah itu berarti bocah ini tak akan membunuhnya?     

Ketika Ke Cang Ju merenung, ia tiba-tiba merasakan sensasi terbakar di wajahnya. Ia memegang wajahnya karena rasa pedih itu semakin kuat. Wajahnya tiba-tiba menjadi hangat dan basah di bawah jari-jarinya!?     

Ia menurunkan tangannya dan melihatnya terkejut, karena tangannya berlumuran darah. Darah merah gelap melumuri kedua tangannya dan ia gemetar ketakutan ketika melihat sepotong daging jatuh di tangannya!     

"Arrghhhh!" Teriakan menakutkan yang menyayat hati keluar dari tenggorokan Ke Cang Ju dan ia menyadari bahwa daging itu jatuh dari wajahnya. Seluruh wajahnya meleleh bagaikan lahar, dan rasa sakit yang menyerangnya tak tertahan lagi.     

"Wajahku ….! Wajahku ….!" Rasa sakit itu membuat Ke Cang Ju terjatuh berlutut, dan ia merangkak ketakutan, ingin menyembunyikan penampilannya yang mengerikan dari orang, karena darah dan daging terus berjatuhan. Ke Cang Ju menjadi pemandangan yang menjijikkan di ruangan bawah tanah itu.     

Ia sudah terlahir buruk rupa, tetapi bagaimana pun ia masih seorang manusia. Ke Cang Ju tak dapat membayangkan takdir yang harus dihadapinya jika penampilannnya menjadi semakin hancur. Akan lebih baik jika dia dibunuh sekarang.     

Walaupun wajahnya sangat buruk, Ke Cang Ju sangat menyayangi tubuh dan penampilannya. Sedikit saja noda atau jerawat di wajahnya adalah sebuah ujian yang berat.     

Tak ada yang berdiri untuk menolong Ke Cang Ju. Jun Wu Xie berdiri diam, mata tajamnya menatap Ke Cang Ju yang merangkak dan menggapai-gapai sebuah jambang air di sisi ruangan.     

Ia terlihat seperti sebuah serangga bau, berputar-putar di lantai, menjijikkan dan membuat mual.     

Ketika Ke Cang Ju berhasil sampai di jambang itu, ia mengumpulkan segenap kekuatannya untuk mengangkat tubuhnya dan berlutut, melihat ke air. Apa yang dilihat matanya kemudian, membuatnya terpaku, karena terkejut bukan main!     

Daging tak berbentuk yang membusuk telah menghilang sepenuhnya dan di bawah lapisan darah yang tersisa, adalah kulit putih yang halus. Kantung matanya yang bengkak dan kendur hilang, yang sebelumnya menekan matanya hingga hampir tertutup. Ia melihat sepasang mata yang berkilau, yang sedang menatapnya dari pantulan air, benar-benar tak percaya pada wajah yang menatapnya.     

'Ini aku?'     

'Aku???'     

Pria di bayangan ini, mungkin tak dapat dikatakan tampan, tetapi setidaknya ia sedikit lebih tampan dengan wajah simetris. Dibandingkan wajah mengerikan yang biasa dilihatnya, wajah yang berlumuran darah ini sangat menarik baginya.     

Di saat itu, Ke Cang Ju melupakan semua rasa sakit yang menyerang wajahnya, sambil terobsesi menatap wajah barunya!     

"Ini aku … aku … aku sangat tampan …." Ke Cang Ju terkekeh seram, ia telah menjalani seluruh hidupnya tenggelam dalam kebencian terhadap wajah tampan orang lain, dan kecemburuannya karena penampilannya sendiri yang begitu mengerikan.     

Semua itu telah hilang dalam sekejap, sementara kegembiraan yang tak terkatakan meresap ke dalam hatinya yang dingin dan tak berperasaan.     

Ia telah berubah menjadi tampan, euforia ini seperti efek ekstasi yang menyingkirkan semua rasa sakit dari benaknya.     

Ketika potongan daging terakhir jatuh dari wajahnya yang kini tak bercela, mata bayangan di permukaan air itu bersinar terang dengan obsesi dan kegembiraan.     

Begitu terobsesi hingga Ke Cang Ju tidak menyadari mata Jun Wu Xie, yang berdiri di tempat yang sama selama ini, mendadak berubah menjadi dingin, berkilau seperti es.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.