Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Canggung (1)



Canggung (1)

0Sebelumnya mereka telah melihat kelompok yang dipimpin oleh Jun Wu Xie menyerbu masuk ke dalam aula utama dan menyaksikan pembunuhan utusan Klan Qing Yun satu per satu, dan para pejabat itu berdiri terpaku, begitu takjub dengan Jun Wu Xie.     

Ketika Jun Wu Xie melewati pintu aula utama untuk kembali ke Istana Lin, seorang lelaki tua yang berambut putih menghampirinya dan menatap serius ke arah Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie mengernyitkan kening, dan berhenti. Ia mengenali lelaki tua itu. Termasuk generasi Mo Qian Yuan, ia sudah mengabdi pada tiga generasi Keluarga Kekaisaran di Kerajaan Qi. Ia hanya orang biasa, tidak berambisi, dan berprinsip teguh. Itu alasannya mengapa ia hanya memiliki kemampuan rata-rata yang tidak tinggi juga tidak rendah, bahkan setelah melayani tiga generasi Keluarga Kekaisaran. Mo Qian Yuan menghargai pengabdian dan kesetiaan lelaki tua itu terhadap Keluarga Kekaisaran dan memberikan promosi jabatan ketika ia menaiki takhta, jika tidak, saat ini ia masih menjadi pejabat administratif minor.     

Lelaki tua itu tak memiliki kemampuan yang hebat, tetapi usianya dan pengalaman panjangnya di istana telah memenangkan rasa hormat seluruh pegawai istana. Ia tidak dikenal sebagai orang yang pintar berdiplomasi dan bahkan Mo Qian Yuan beberapa kali tersedak dengan cara berbicaranya yang blak-blakan di istana.     

Lelaki tua itu menghampiri Jun Wu Xie. Saat ini, ia terlalu lelah dan tak siap mendengarkan ocehannya.     

Tetapi sebelum Jun Wu Xie dapat menunjukkan ketidaksabarannya dengan situasi ini, pejabat tua itu telah berlutut di hadapannya. Tindakannya yang mendadak telah mengejutkan Jun Wu Xie.     

Setelah pria tua itu berlutut di hadapannya, kumpulan pejabat istana di belakangnya pun semua berlutut secara serentak.     

Ketika Jun Wu Xie melakukan pembantaian massal di depan gerbang istana sebelum ini, walaupun tindakannya benar dan ia memiliki alasan tepat untuk melakukan itu, banyak pejabat di Kerajaan Qi yang merasa tidak nyaman dengannya. Bahkan setelah Mo Qian Yuan menaiki takhta, mereka masih merasa bahwa Nona muda Istana Lin terlalu keji dan bukan seseorang yang mudah bergaul.     

Peristiwa hari ini telah sepenuhnya mengubah pikiran mereka, dan mereka melihat niat baik Jun Wu Xie.     

Jika Jun Wu Xie tidak keji dan berbaik hati, Klan Qing Yun sudah akan mencemari reputasi dan martabat Kerajaan Qi.     

Untuk para pejabat yang selalu mendahulukan moral dan etika ini, mereka hanya dapat berdiri di luar aula tak berdaya, sementara mereka dipaksa menyaksikan pemimpin kesayangan mereka diinjak-injak dan didera. Penghinaan ini sudah terlalu meraja lela untuk mereka.     

Kerajaan ini mungkin kecil, tetapi jiwanya harus tumbuh terus.     

Jika Klan Qing Yun dibiarkan melakukan semua kekejiannya, Mo Qian Yuan tak akan selamat menghadapi serangan-serangan itu. Jika pondasi kerajaan runtuh, mereka tak akan sanggup berhadapan dengan leluhur mereka.     

Para pejabat itu berlutut di hadapan Jun Wu Xie, mengabaikan peringkat dan posisi mereka, dan berterima kasih pada Jun Wu Xie dengan satu-satunya cara yang mereka tahu.     

Mereka menyadari bahwa bersikap keji juga ada kelebihannya, karena hal itu mungkin sesuatu yang tak dimiliki Kerajaan Qi, membuatnya tetap menjadi sebuah kerajaan kecil dan tak mencolok.     

Jun Wu Xie sesaat menjadi ragu, sebelum ia akhirnya mengerti maksud mereka. Ia heran dan menengadah memandang para pejabat itu sambil berkata, "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, tak perlu berterima kasih." Ia segera berputar dan pergi, mengabaikan semua pejabat di belakangnya.     

Jun Wu Yao memandang sekumpulan pejabat ini dan mempercepat langkahnya untuk mengejar Jun Wu Xie dan mata tajamnya menangkap sesuatu yang benar-benar membuatnya tertarik.     

Telinga mungil dan menggemaskan Jun Wu Xie, yang berjalan tergesa-gesa, berubah merah dan begitu mencurigakan.     

Menyadari hal ini di Jun Wu Xie, Jun Wu Yao berpikir kesayangannya ini terlalu menggemaskan. Kepribadiannya membuatnya tak tahu bagaimana bersikap terhadap sekumpulan pejabat senior yang usianya setua kakeknya, yang menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan cara yang berlebihan seperti itu.     

Ia tak jujur dengan dirinya sendiri dan telinga kecilnya yang memerah telah mengkhianati perasaan di dalam hatinya. Betapa menggemaskannya itu? Bibir Wu Yao melengkung ketika ia mengikuti gadis itu dari belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.