Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Meremas Tangan Mungil Itu (2)



Meremas Tangan Mungil Itu (2)

0"Huh?" Jun Wu Yao menaikkan pandangannya. Ia tahu Jun Wu Xie tidak terluka, jika tidak, ketiga serangga itu tidak akan mati dengan mudah seperti itu!     

Kepala Jun Wu Xie tertunduk, menatap sepasang telapak tangan yang meremas ujung jemarinya, sebelum mengangkat kepalanya menatap Jun Wu Yao.     

[Apakah pria ini memeriksa luka-luka di tangannya?]     

" …. " Senyum di wajah Jun Wu Yao membeku dan ia tiba-tiba tertawa keras lagi.     

"Para pria itu tidak lemah dan mereka mungkin melakukan trik-trik jahat, maka ada kemungkinan kau mungkin menderita cedera yang tersembunyi. Jika tidak diperiksa baik-baik, luka seperti ini bisa terlewat. Xie Kecil bicara saja terus dan aku akan mendengarkan sambil memeriksa luka yang tak terlihat. Bukankah itu lebih baik?" Jun Wu Yao berkata, senyum di wajahnya tidak terlihat terlalu tulus.     

Jun Wu Xie berkedip menatap kosong ketika mendengar perkataan Jun Wu Yao dan tidak bereaksi lagi. Ia duduk diam di sana, takut akan mengganggu Jun Wu Yao, dan mengulurkan tangannya untuk membiarkan Jun Wu Yao terus memeriksanya.     

Ujung mulut Jun Wu Yao melengkung semakin tinggi ketika ia meremas jari Jun Wu Xie dan memutar tangannya yang kecil. Jun Wu Yao menggaruk telapak tangannya perlahan, dan sentuhan lembut yang terasa geli membuat tubuh Jun Wu Xie merinding.     

Jun Wu Yao menemukan hobi baru yang disukainya.     

Berdiri di pintu, Ye Mei dan Ye Sha berusaha sekeras mungkin untuk mempertahankan tatapan datar di wajahnya, seraya hati mereka hampir meledak karena menahan semuanya.     

[Apakah Tuan Jun baru saja mengelabui Nona Muda dengan kebohongan telak?]     

[Benar-benar penipu!]     

[Dengan Nona Muda yang begitu cerdas, mengapa ia tidak menyadari alasan sesungguhnya di balik "pemeriksaan rinci" Tuannya?]     

Ye Sha dan Ye Mei bertukar pandang dan mereka berdua melihat ketakberdayaan yang berusaha ditahan di mata masing-masing.     

Menggenggam tangan halus di dalam tangannya, Jun Wu Yao berpura-pura tenang dan bertanya serius, "Dasar Tebing Kaki Surga, apakah tempat itu menyenangkan?"     

"Tidak bagus." Jun Wu Xie berkata.     

"Tahu bahwa tempat itu berbahaya dan kau masih pergi?" Jun Wu Yao bertanya, alisnya naik sebelah. Ye Mei sudah menceritakan keadaan mereka di Tebing Kaki Surga padanya. Tidak bisa dipungkiri, orang-orang dari Wilayah Kegelapan telah melakukan usaha yang sangat besar untuk membangun tempat itu. Tetapi … dengan kekuatan yang dimiliki Xie Kecil dan kawannya, mereka telah pergi ke Tebing Kaki Surga dan berhasil kembali hidup-hidup, itu sebuah prestasi besar.     

"Aku ingin mengetahui lokasi Makam Kaisar Kegelapan." Mata Jun Wu Xie begitu mantap. Ketika berhadapan dengan orang-orang dari Dunia Tengah, ia berulang kali mengingat kelemahannya dan kerapuhannya. Ia menolak untuk bergantung pada kekuatan orang lain untuk melindungi dirinya. Ia tahu ia harus menjadi lebih kuat!     

Bibir Jun Wu Yao melengkung ke pinggir, dan ia mendekatkan wajahnya ke Jun Wu Xie, matanya dipenuhi kegembiraan dan memicing cerdik.     

"Oh? Mengapa Xie Kecil begitu ingin menemukan makam Kaisar Kegelapan?"     

"Untuk mendapatkan kekuatan." Jun Wu Xie berkata dengan jujur dan apa adanya. "Qiao Dungu dan yang lain mengatakan padaku bahwa di makam Kaisar Kegelapan ada berbagai artefak berharga dari Dunia Tengah yang akan membuat seseorang menjadi sangat kuat dalam waktu yang sangat singkat. Aku ingin mendapatkan kekuatan untuk melawan Dua Belas Istana."     

Perasaan memiliki rumah namun ia tak bisa kembali pulang ke rumahnya adalah sesuatu yang tidak ingin dirasakan oleh Jun Wu Xie lebih lama lagi.     

Senyum Jun Wu Yao semakin lebar. "Apakah kau tahu siapa Kaisar Kegelapan? Dan kau berani mengincar harta karunnya?"     

"Ia sudah mati." Jun Wu Xie berkata.     

"…."     

Berdiri di pintu, Ye Sha dan Ye Mei hampir ingin menerobos masuk dan berlutut di hadapan Jun Wu Xie.     

[Nona Muda!]     

[Apakah mengatakan di depan muka seseorang bahwa orang itu sudah mati benar-benar hal yang pantas untuk dilakukan?]     

Kedua pasang mata yang gugup itu tanpa sadar berpaling melihat sosok Jun Wu Yao, sangat takut bahwa ia tiba-tiba akan murka.     

Namun, Jun Wu Yao malah tertawa keras. Ia duduk di sana menggenggam tangan mungil Jun Wu Xie, tertawa terbahak-bahak hingga pundaknya berguncang.     

"Itu benar …. Kaisar Kegelapan sudah mati. Bagi seseorang yang sudah mati, bagaimana pun kekuatan yang ia miliki ketika masih hidup, tidak akan penting lagi."     

Kaisar Kegelapan "mati". Atau jika tidak, bagaimana sampah dari Dua Belas Istana bahkan berani mengincar tempat itu? Mata Jun Wu Yao memicing memikirkan hal itu. Begitu banyak orang yang mengincar hartanya, ia harus ingat untuk "membayar" mereka di masa depan.     

Tetapi ….     

Mata Jun Wu Yao berpaling menatap Jun Wu Xie dan kilat tajam di matanya segera sirna.     

Selama Xie Kecil menginginkannya, apa pun itu, ia bisa memilikinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.