Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Krisis (1)



Krisis (1)

0Tuan Mbek Mbek mengembik ketakutan dan tiba-tiba, tubuh kecilnya melompat sekuat tenaga ke arah Jun Wu Xie, membuat Jun Wu Xie terdorong dari tempatnya berdiri!     

Bola api hijau langsung menabrak tubuh mungil Tuan Mbek Mbek, apinya menyelubungi tubuh Tuan Mbek Mbek sepenuhnya dalam sekejap, dan semua bulu wol seputih salju di tubuhnya berubah menjadi hitam dan hangus dalam sekejap!     

Jantung Jun Wu Xie mendadak lompat, ketika ia melihat Tuan Mbek Mbek yang hitam legam jatuh ke tanah. Ia langsung mendekati sosok kecil itu, memeluk Tuan Mbek Mbek di tangannya, sepenuhnya mengabaikan sensasi panas yang menyengat di tangannya, dan ia memeluk makhluk malang itu erat-erat!     

Suara benturan yang keras terdengar dari tengah-tengah kabut.     

Setelah melihat Jun Wu Xie diserang, Qiao Chu dan yang lain tiba-tiba berhenti dan berlari ke arah Jun Wu Xie!     

Saat itu juga sebelum mereka sempat menghampiri Jun Wu Xie, tiupan angin kencang datang dari dalam kabut. Angin itu begitu kuat hingga mampu melemparkan semua anggota kelompok melayang ke udara, dan mereka semua terjebak di dalam putaran angin yang tak terkendali!     

"Xie Kecil!"     

Qiao Chu menatap dengan matanya yang membelalak lebar, di dalam badai topan yang dahsyat, Jun Wu Xie diterbangkan oleh angin jahanam, menghilang jauh di kegelapan kabut sebelum ia sendiri juga terhempas oleh kekuatan angin itu, seperti yang lain!     

Tepat di tengah kabut putih yang menyesatkan, semua anggota kelompok menghilang satu per satu!     

….     

Di kegelapan, Jun Wu Xie masih sadar, pikirannya begitu kacau. Kepalanya begitu nyeri dan ia merasa seolah tulang di seluruh tubuhnya telah patah. Tanah yang dingin terasa di bawah kakinya yang berusaha untuk berdiri di tengah kegelapan, namun rasa sakit yang menusuk tiba-tiba menyengat kaki kirinya!     

Keringat dingin mengalir dari kepalanya ketika Jun Wu Xie menahan rasa sakit yang menyiksa dan tangannya menggapai-gapai ke segala arah di tengah kegelapan yang mencekam.     

Akhirnya tangannya menyentuh permukaan yang dingin dari Bola Api Roh dan ia segera menggenggamnya dan memasukkan sebuah batu roh ke dalamnya.     

Cahaya berkedip dan sinar itu menghalau kegelapan.     

Di sekeliling Jun Wu Xie penuh dengan serpihan berwarna putih dan abu-abu. Bekas hangus terlihat di tanah, seperti terbakar api yang sangat besar. Satu sosok yang hangus dan hitam tergeletak di tanah, tak bergerak sedikit pun.     

Jun Wu Xie setengah mati berusaha tetap berdiri dan ia mencoba sekuat tenaga untuk bergerak. Kaki kirinya patah karena benturan itu dan walau hanya bergerak sedikit saja, sudah membuat keringat dingin mengalir turun di wajahnya. Walaupun begitu, ia mengatupkan rahangnya rapat-rapat dan menarik dirinya sangat pelan ke sisi sosok mungil yang tergeletak tak berdaya.     

Sosok yang terbakar hangus di tangan Jun Wu Xie itu, sebenarnya adalah Tuan Mbek Mbek yang menghadang bola api hijau dengan tubuhnya untuk menyelamatkan Jun Wu Xie. Tetapi saat itu, tak sedikit pun bulu putihnya tersisa dan kulitnya terbakar parah. Lukanya menganga di beberapa tempat, memperlihatkan bercak-bercak darah merah, yang mengalir dari luka bakarnya.     

Jun Wu Xie tidak peduli dengan lukanya sendiri dan bergegas memeriksa keadaan Tuan Mbek Mbek. Luka bakar yang parah memenuhi tubuh Tuan Mbek Mbek tidak menyisakan sedikit pun area yang bebas dari luka, dan napasnya pendek-pendek dan lemah. Mata yang lincah itu kini terpejam dan wajahnya yang menghitam memperlihatkan ia begitu menderita dan kesakitan.     

Tangan Jun Wu Xie gemetar, tetapi hanya sesaat.     

Dengan sangat cepat, ia berusaha menenangkan diri. Ia segera mengambil beberapa botol obat dari tas alam semesta dan tanpa ragu menuangkan semuanya dan mencampurnya dengan air, sebelum dengan perlahan dan lembut ia mengoleskan obat itu pada tubuh Tuan Mbek Mbek.     

Kulit yang terbakar parah perlahan bereaksi terhadap obat itu dan menyerap salep obat yang dioleskan Jun Wu Xie pada luka-luka Tuan Mbek Mbek yang terbuka dan berdarah. Setiap kali salep itu bersentuhan dengan lukanya, tubuh kecil Tuan Mbek Mbek gemetar karena rasa sakit yang sangat menyiksanya.     

Jika Tuan Mbek Mbek sebelumnya dianggap bertubuh bulat dan menggemaskan sebelumnya, sosok kecil di tangan Jun Wu Xie saat ini, telah menjadi bola daging yang menjijikkan. Lukanya yang berdarah menodai tangan Jun Wu Xie tetapi ia tak ragu sedikit pun, untuk menggendong Tuan Mbek Mbek dengan lembut di tangannya, perlahan merawat lukanya yang pedih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.