Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Penguatan Roh (4)



Penguatan Roh (4)

3"Sakit?" Jun Wu Xie bertanya, sangat serius sambil memegang kucing hitam kecil.     

Kucing hitam kecil mengangkat tapak kakinya untuk mengusap air mata di ujung kedua matanya dan diam sebentar sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya.     

["Aneh, aku tidak merasa sakit sedikit pun."]     

[Tetapi itu sangat mengejutkan!]     

[Siapa yang tidak akan lari jika mereka tiba-tiba melihat diri mereka ditelan api!?]     

Jun Wu Xie menyipitkan matanya dan memikirkan apa yang baru saja dilihatnya. Ia sudah melihat api di tubuh Kucing hitam kecil tadi. Walaupun kucing hitam kecil dahulu adalah sebuah tubuh spiritual, setelah jiwanya berpadu dan berubah menjadi wujudnya yang sekarang, ia masih bisa merasa sakit ketika dilukai dengan kekuatan dari luar. Api yang baru saja meliputi tubuhnya dan kelihatannya hampir membakar tubuh kucing hitam kecil hingga gosong, tidak membuat kucing hitam kecil merasakan sakit sedikit pun .     

Mata Jun Wu Xie mengamati kembali jalur yang dilewati kucing hitam kecil. Bekas bakaran hitam dari api yang menyala masih terlihat jelas di lantai, dan bahkan sedikit ujung tirai telah terbakar. Semua ini mengatakan padanya bahwa api itu benar-benar nyata dan bukan sebuah ilusi.     

Tetapi mengapa kucing hitam kecil tidak merasakan panas sedikit pun?     

Jun Wu Xie masih sedikit bingung, tetapi ketika matanya melihat area di meja di mana kucing itu berada sebelum melompat turun, matanya tiba-tiba menyala.     

"Sebelum kau terkena api barusan, apakah kau menginjak sesuatu?" Jun Wu Xie bertanya pada kucing hitam kecil dengan nada bicara yang serius.     

Kucing hitam kecil menggelengkan kepalanya.     

Jun Wu Xie menunjuk deretan mantra yang terkena cipratan teh dari jarinya, masih basah di atas meja dan bertanya, "Menginjak ini?"     

Kucing hitam kecil diam sesaat, dan tanpa sadar mengangkat tapak kaki depannya, membalikkannya untuk melihatnya dari dekat dengan matanya.     

["Mungkin …. aku sudah …. menginjaknya …."]     

Ia sepertinya samar-samar mengingat …. Sebelum api itu mendadak melapisi dirinya, ia merasakan sedikit sensasi basah di bawah tapak kakinya.     

Mata Jun Wu Xie berkilauan, dan sebelum kucing hitam kecil dapat bereaksi, ia sudah membawa kucing hitam kecil ke atas meja. Memandang mantra yang masih basah di atas meja, ia menekankan kaki kucing hitam kecil ke atasnya!     

Tiba-tiba, angin kencang bertiup!     

Kucing hitam kecil di tangan Jun Wu Xie mendadak menemukan dirinya berada di dalam putaran angin yang tak terlihat, terlempar keluar dari genggaman Jun Wu Xie.     

"MIAUUWW!!!" Terjebak di tengah putaran angin dan terlempar ke udara, kucing hitam kecil memasang kuda-kuda!     

Ia dapat merasakan empat kekuatan yang berbeda berputar-putar di sekitar keempat tangan dan kakinya. Kekuatan asing itu membuat kucing hitam kecil merasa seperti terbang di atas angin dan membuat dirinya sangat sulit untuk membiasakan diri berpijak pada udara kosong.     

Kucing hitam kecil tertahan di atas udara dan ia berputar dan berbalik ke segala arah dan ekornya yang berbulu membentuk lingkaran di udara.     

Mendadak, kekuatan asing itu menghilang, dan ketika kucing hitam kecil lengah, ia jatuh dari ketinggian dan memekik kencang. Untung saja Jun Wu Xie sudah siap dan ia mengulurkan tangannya untuk menangkap kawan kecilnya yang malang di tangannya.     

Pengalaman traumatis yang berturut-turut membuat kucing hitam kecil heran dan limbung. Pikirannya masih berputar-putar sementara berbaring di lengan Jun Wu Xie.     

"Jadi ini salah satu cara menggunakan mantra itu." Kebingungan Jun Wu Xie di matanya menjadi jelas saat itu juga ketika senyuman yang hampir tak terlihat merekah di bibirnya.     

["Apa …. yang …. kau …. katakan …."] Kucing hitam kecil menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannya yang masih bingung, lidahnya pun menjadi kelu.     

Jun Wu Xie meletakkan kucing itu perlahan di atas meja dan berbalik lalu jalan ke arah kasur untuk menggendong Tuan Mbek Mbek yang tidur pulas dengan kedua tangannya. Ia kemudian mencelupkan satu jari ke dalam teh itu lagi dan segera menuliskan serangkaian mantera di atas meja. Ia memegang tapak kaki Tuan Mbek Mbek dan menekankannya ke mantera basah yang baru saja ditulisnya!     

"Mbek~" Tuan Mbek Mbek yang masih mengantuk mengembik dan menggoyangkan ekor kecilnya yang berbulu, tidak menyadari apa yang sedang terjadi, dan kembali tidur.     

"Tampaknya mantera ini hanya bekerja pada tubuh spiritual." Jun Wu Xie menidurkan Tuan Mbek Mbek kembali ke atas kasur, dan berjalan kembali ke meja untuk duduk merenung, seraya ia melihat Tuan Mbek Mbek terus mendengkur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.