Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Menjadi Genit? (3)



Menjadi Genit? (3)

1Jun Wu Yao berhenti berjalan, matanya yang memikat mengecil, dan ia memandang gadis-gadis yang cekikikan di hadapannya. Setelah ia tak mendeteksi tidak ada bahaya yang datang dari mereka, ia tak memandang mereka lagi dan berjalan menjauh dengan cepat.     

"Eeekkk! Apakah dia baru saja melihatku!? Ahhh! Ia benar-benar tampan …." Salah satu gadis yang bersembunyi di belakang pohon bambu berseru, menepuk dadanya, wajahnya merona merah.     

"Apa maksudmu melihatmu!? Ia melihatku!"     

"Kalian semua pergi dari sini! Jangan menghalangi pemandangan punggungnya yang gagah!"     

"Aww …. Apakah ia sudah pergi? Ayo ikuti dia!"     

Pasukan gadis muda mengangkat rok mereka dan berlari mengejar Jun Wu Yao dengan mata berbinar-binar, takut jika mereka terlalu lambat, mereka akan kehilangan kesempatan untuk melihat sosoknya yang tampan.     

Jun Wu Yao awalnya berniat mengumpulkan semua kekuatannya untuk secepatnya pergi begitu ia keluar dari hutan bambu, tetapi ia diikuti dari dekat oleh sekelompok murid Akademi Angin Semilir. Ia pun tersenyum manis, terlihat tidak menyadari keberadaan mereka, seraya berjalan keluar dari Akademi Angin Semilir. Ketika ia berjalan, bisikan dan teriakan kecil terus mengelilinginya.     

Hanya setelah ia keluar dari kompleks Akademi Angin Semilir suara itu perlahan menghilang.     

Setelah Jun Wu Yao meninggalkan keramaian di belakangnya, ia tiba-tiba berubah menjadi kilatan cahaya dan menghilang, membuat para gadis yang diam-diam mengikutinya kehilangan dirinya, dan mereka menghentakkan kakinya karena marah.     

Jun Wu Yao muncul sekali lagi tidak jauh dari Akademi Angin Semilir, dan Ye Mei muncul tepat di sampingnya.     

"Apakah ada yang melihatku?" Jun Wu Yao bertanya, memikirkan kembali bisikan yang ia dengar di Akademi Angin Semilir, dan matanya memicing lagi.     

Di hari lain, ia akan memusnahkan semua serangga yang mengganggu itu tanpa berpikir panjang. Ia tak melakukannya hari ini karena ia tak ingin membuat masalah bagi Jun Wu Xie.     

Ye Mei bingung, dan ia ragu untuk waktu yang cukup lama sebelum bertanya penuh kewaspadaan, "Aspek mana yang dimaksud Tuanku?"     

Jun Wu Yao menatap Ye Mei dan Ye Mei menelan ludah sebelum bertanya ragu, "Apakah Tuanku mengacu pada sekelompok murid tadi?"     

Jun Wu Yao mengangguk.     

Ye Mei menjernihkan tenggorokannya karena canggung dan berkata, "Mereka …. menurutku mereka tidak tahu mengenai identitas Tuanku."     

"Suruh Ye Sha mengawasi mereka. Jika ada orang yang menebaknya, bunuh mereka." Jun Wu Yao memerintahkan dengan dingin.     

"Ya …." Ye Mei menjawab kaku, sementara di dalam hatinya, ia bersedih untuk gadis-gadis muda yang cuek dan malu-malu.     

Sebenarnya, situasi ini dimulai di hari pertama ketika Jun Wu Yao menginjakkan kakinya pertama kali di Akademi Angin Semilir. Berita itu tersebar mendadak bahwa ada "pengawal pribadi" yang sangat tampan dan begitu menarik tinggal di hutan bambu kecil dan itu telah menarik perhatian banyak murid perempuan Akademi Angin Semilir.     

Akademi Angin Semilir tidak kekurangan murid pria yang tampan, tetapi mereka tak pernah melihat seseorang yang "tampan bagaikan dewa." Maka, kelompok murid perempuan itu, yang sedang mekar di usia mudanya, mulai mengintai di hutan bambu. Walaupun mereka tak dapat mengejar Jun Wu Yao meninggalkan gubuk di hutan bambu, di saat-saat Fan Jin ke sana, para gadis itu bisa melihat sekilas sosok yang membuat sesak napas itu dari luar, lewat pintu yang terbuka ketika Fan Jin melewatinya.     

Pada dasarnya, selama ada gadis yang melihat Jun Wu Yao walau hanya sesekali, semua gadis itu akan tetap berada di luar pintu hutan bambu, tidak lain untuk menunggu kesempatan melihat sosok memikat itu setiap kali pintu terbuka.     

Namun, mimpi dan khayalan gadis muda ini, tidak penting sedikit pun di mata Jun Wu Yao.     

Ye Mei tidak berani membayangkan, jika saja para gadis ini tahu, hanya dengan mencoba melihat Tuannya, mungkin nyawa mereka bisa melayang, apakah mereka masih akan terus mengejar pria tampan, bagaikan ngengat yang mengejar cahaya?     

[Tuan! Gadis-gadis lugu ini hanya jatuh cinta pada pandangan pertama setelah melihatmu! Tidak layak membayar itu dengan nyawa mereka!]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.