Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Akhirnya Merindukanku? (1)



Akhirnya Merindukanku? (1)

2Orang seperti Bai Yun Xian dan Yin Yan yang malu-malu dan penakut, hanya perlu diberikan tekanan yang cukup dan mereka akan menjadi jinak dan menurut padamu. Selama mereka diawasi dengan baik, mereka tak akan menimbulkan masalah. Tetapi orang-orang seperti Qin Yu Yan dan Ning Xin, tidak boleh dibiarkan hidup. Bahkan jika kau menekan mereka untuk sesaat, hati keji mereka akhirnya akan membuat mereka merencanakan sesuatu agar mereka bisa keluar dari keadaan sulitnya.     

"Teknik Penyembuhan Roh ini sangat berguna. Tentang bagaimana menggunakannya, Pamanku akan tahu apa yang harus dilakukan dengan hal itu." Seraya Jun Wu Xie berbicara, ia mengeluarkan dua resep obat dan menyerahkannya pada Long Qi.     

"Yang satu adalah racun, dan yang satunya obat. Serahkan keduanya pada Mu Chen untuk mengendalikan Bai Yun Xian dan Yin Yan. Mu Chen akan dapat memproduksi kedua cairan itu."     

Ketika ia pergi meninggalkan Kerajaan Qi, ia hanya membuat pasokan obat bagi Bai Yun Xian selama setengah tahun. Waktunya sudah dekat dan jika ia tak diberikan anti racun, Bai Yun Xian akan mati. Orang lain mungkin tidak mampu memproduksi jenis racun dan penawar yang dibuat olehnya, tetapi Mu Chen setidaknya dapat membuatnya.     

Long Qi menerima benda itu dan menyimpannya dengan baik. Jun Wu Xie tidak pernah meleset dalam perhitungannya dan selalu teliti. Ia tahu ia hanya perlu menjalankan perintah sesuai dengan yang diinstruksikan.     

"Paduka Lin dan Yang Mulia memiliki pesan harus saya sampaikan pada Nona Muda kami." Long Qi berkata setelah sesaat terdiam.     

Mata Jun Wu Xie menyala.     

"Paduka dan Yang Mulia berkata, bahwa Nona Muda harus memprioritaskan keselamatan dalam semua tindakannya. Dan mereka akan menunggu Nona Muda pulang ke Istana Lin." Suara Long Qi mendadak terdengar lembut.     

Jun Wu Xie menundukkan pandangannya, mencoba menahan kerinduan di matanya.     

"Baik, katakan pada Kakek dan Pamanku untuk tenang."     

Long Qi mengangguk, dan diam-diam mundur ke suatu sisi.     

Di dalam hutan, angin semilir sedikit sejuk ketika menyapu pipi Jun Wu Xie, meniupkan perasaan rindu di dalam dirinya.     

Suasana di sekitar situ menjadi begitu sunyi. Kepala Jun Wu Xie menunduk, seraya ia mengingat semua yang telah terjadi di Istana Lin sebelum ini.     

Paman, Kakek …. dan Jun Wu Yao ….     

"Apa yang kau pikirkan?" Sebuah suara yang begitu girang tiba-tiba terdengar di belakang Jun Wu Xie, sebuah suara yang familiar baginya.     

Jun Wu Xie mengangkat kepalanya, sangat terkejut. Berikutnya, ia merasa dirinya diselimuti sebuah pelukan yang hangat dan nyaman. Aroma yang familiar merambat naik ke batang hidungnya dan aroma itu membuatnya sedikit gemetar.     

"Apakah Xie Kecilku memikirkan aku?" Tawa licik terdengar di samping telinga Jun Wu Xie dan hembusan napas yang hangat menggelitik kulit yang sensitif di lehernya.     

Di dalam perkemahan, semua sunyi senyap, semua mata berputar, terpusat pada sosok tinggi yang mendekap Jun Wu Xie dalam pelukan.     

Rong Ruo berdiri terkejut, menatap tajam pria misterius yang sebelumnya membuat ia merasa begitu terancam dan tak berdaya dengan auranya yang menekan.     

Di tengah hutan lebat ini, pria yang tampan dan tak bercela memeluk gadis cantik yang sempurna, dan mereka berdua hanya berdiri di sana diam, sementara berkas sinar matahari mengintip melalui payung dedaunan yang tebal, jatuh ke bumi bagaikan bintang yang berkilauan, terlihat seakan langit telah turun ke bumi, bersinar dan berkilauan, menyoroti kedua sosok itu.     

"Kakak …." Jun Wu Xie membuka bibirnya sedikit, memanggil sosok yang muncul di hadapannya di dalam mimpinya.     

Serangkaian tawa keras, bercampur dengan kegembiraan, bergemuruh tepat dari belakang Jun Wu Xie. Pria itu berpaling pada Jun Wu Xie kecil dan sedikit menundukkan kepalanya, menekan keningnya ke kening Jun Wu Xie, matanya sedikit menyipit karena tertawa.     

"Xie Kecil benar-benar dapat mengenali suaraku, aku benar-benar menyukai hal itu."     

Senyum yang luar biasa tampan yang mampu membuat langit dan bumi kehilangan daya tariknya tiba-tiba terpatri dalam di mata Jun Wu Xie. Mata Jun Wu Xie membelalak, ketika tatapan terkejutnya terpaku ke figur yang sempurna itu.     

"Apa? Melihatku seperti ini. Jangan katakan padaku, Xie Kecil begitu merindukanku?" Jun Wu Yao berkata menggoda, mengejek kesayangan kecilnya yang tercengang dan membeku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.