Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bersiap Untuk Tamparan (3)



Bersiap Untuk Tamparan (3)

1Ekspresi Jun Wu Xie datar saja ketika ia berjalan keluar dari begitu banyak tatapan yang dipenuhi kebencian dan tidak menyangka akan bertemu dengan "wajah tua yang familiar" tepat ketika kakinya baru saja melangkah keluar dari Fakultas Penyembuh Roh.     

"Xie Kecil! Sebuah kebetulan! Aku tidak menyangka akan bertemu kau di sini." Ning Xin dengan sabar menunggu di depan pintu Fakultas Penyembuh Roh cukup lama. Ketika ia melihat Jun Xie, ia memperlihatkan senyum terbaiknya dan menghampiri pemuda itu. Senyuman itu semanis angin musim semi dan begitu lembut hingga tak ada seorang pun yang akan merasa terancam dengan citra pertemanan yang begitu akrab. Dibandingkan dengan tatapan dingin yang penuh dengan belati tajam di baliknya, yang beberapa hari ini diterimanya dari semua orang, pembawaan Ning Xin mau tidak mau mencolok, satu-satunya yang berbeda.     

Langkah Jun Wu Xie berhenti seraya ia menoleh ke arah Ning Xin, yang senyumnya begitu lebar hingga hampir mencapai telinganya.     

Wajah Ning Xin mungkin terkunci dengan sebuah senyuman lebar yang akrab, tetapi hatinya dingin, dipenuhi dengan rasa jijik.     

Saat ketika Jun Xie menginjakkan kaki di Fakultas Penyembuh Roh, Yin Yan langsung berlari menghampiri Ning Xin untuk membawa kabar itu, dan Ning Xin segera berlari dan menunggu di samping gerbang.     

Setelah berada di Akademi Angin Semilir untuk waktu yang lama, dengan pengecualian hari pertama ketika dirinya baru saja terdaftar masuk, Jun Xie tidak pernah memperlihatkan wajahnya di Fakultas Penyembuh Roh lagi. Tetapi ketika mengetahui bahwa Jun Xie tiba-tiba pergi ke Fakultas Penyembuh Roh hari ini, itu membuat Ning Xin diam-diam gembira.     

[Pembunuhan seorang rekan murid bukan sebuah kejahatan kecil dan kepala sekolah telah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak untuk mengusir Jun Xie keluar dari Akademi Angin Semilir. Pemuda kecil yang berpura-pura tenang selama ini pasti mulai panik.]     

Setelah menimbulkan keributan besar seperti itu, bahkan Fan Bersaudara tak akan bisa melindungi Jun Xie sepenuhnya.     

Ketika ia tahu bahwa Jun Xie pergi ke Fakultas Penyembuh Roh pagi dini hari, Ning Xin begitu gembira.     

Melihat ekspresi dingin di wajah Jun Xie, Ning Xin tetap tidak terpengaruh dan terus berbicara sambil tersenyum, "Xie Kecil, aku sudah mendengar semua yang dikatakan Akademi …. Masalah itu … telah menjadi sedikit terlalu serius. Aku melihat Kakak Fan Jin pergi ke kantor kepala sekolah beberapa kali untuk memohon mengenai dirimu, tetapi …."     

Ning Xin menunjukkan wajah tak berdaya dan mendesah panjang.     

"Aku rasa datang menemui Paman Gu tidak akan membantu. Paman Gu tidak memedulikan persoalan seperti ini. Lebih parah lagi, Li Zi Mu adalah murid kesayangan Paman Gu, dan kematian mendadak Li Zi Mu telah membuat Paman Gu marah. Paman Gu menyuruh orang untuk menginvestigasi masalah ini dengan serius dan itu telah membuat banyak rumor menyeruak ke permukaan. Dan menurutku Paman Gu pasti sangat marah dengan kejadian ini."     

Walaupun Ning Xin hanya tahu bahwa Jun Xie menemui Gu Li Sheng, tetapi ia berpikir cukup baginya hanya mengetahui hal itu.     

Ia tahu bahwa Gu Li Sheng memiliki sifat yang lembut tetapi selalu sangat protektif dengan murid-murid Fakultas Penyembuh Roh. Yin Yan sebelumnya sering mengatakan padanya bagaimana Gu Li Sheng selalu menunjukkan perhatian dan kasih sayang pada Li Zi Mu. Dan sekarang Li Zi Mu sudah meninggal, dan masalah ini mau tidak mau dihubungkan dengan Jun Xie, maka tidak mungkin Gu Li Sheng masih bisa sabar dan bersikap sopan pada Jun Xie, itu sangat tidak bisa dipercaya.     

Percaya bahwa Jun Xie tidak akan menerima satu pun kata bijak dari pertemuannya dengan Gu Li Sheng, hati Ning Xin terasa jauh lebih ringan.     

Namun, ekspresi di wajah Jun Wu Xie tetap sedingin batu, dan matanya begitu tenang tanpa ekspresi, seraya ia melihat Ning Xin yang bersikap palsu.     

Bersandar di pundak Jun Wu Xie, kucing hitam kecil yang geram.     

[Apakah gadis kecil yang bernama Ning Xin ini, benar-benar idiot? Ia begitu dungu hingga ia tak tahu akan nasib mengerikan yang akan ditemuinya esok hari.]     

[Masih mengoceh tentang hal yang tidak masuk akal mengenai Gu Li Sheng dan murid kesayangannya, Li Zi Mu, dan investigasi khayalan yang diperintahkannya karena ia marah.]     

[Semua tidak masuk akal!]     

[Ia telah bersama Nonanya selama ini dan ia menyaksikan semuanya.]     

[Gu Li Sheng tidak menunjukkan sedikit pun rasa duka atau sedih. Dari awal hingga akhir, ia tak pernah menyebutkan nama Li Zi Mu sekali pun!]     

[Semua kehebohan ini, pasti perbuatan gadis kecil bodoh ini!]     

[Dengan otak yang sangat kurang, ia menganggap dirinya pantas melawan Nonanya?]     

[Benar-benar membuat tertawa "kucing mati"!]     

"Miauw~"     

[Nona, ayo jangan buang energi kita lagi untuk si dungu bodoh ini, atau nanti kebodohannya menular.]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.