Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pembunuhan Seorang Rekan Murid (4)



Pembunuhan Seorang Rekan Murid (4)

0Jika Ning Xin tidak menilai diri sendiri terlalu tinggi, itu berarti Ning Xin benar-benar menganggap remeh Jun Wu Xie.     

Berencana untuk melawan Jun Wu Xie? Ning Xin tidak memiliki otak untuk melakukan hal itu.     

"Lima hari lagi, aku akan membuat ia menyadari apa rasanya tidak dapat membela dirimu sendiri." Jun Wu Xie berkata sambil meletakkan cangkir giok putih itu di atas meja.     

Jika orang datang padanya untuk mencari mati, ia tidak melihat alasan untuk tidak mengabulkannya.     

Dalam waktu tiga hari sejak Jun Wu Xie kembali ke Akademi Angin Semilir, rumor mengenai dirinya di dalam akademi tidak mereda. Beberapa murid bahkan datang ke Hutan Bambu dan melempari pintu mereka dengan batu. Batu-batu itu semua diarahkan ke kamar tempat tinggal Jun Wu Xie.     

Beberapa kali, ketika Fan Jin datang ke Hutan bambu kecil, ia menangkap murid-murid itu yang telah melakukan kesalahan dan memberikan nasihat pada mereka sebelum mengusir mereka pergi.     

Bahkan beberapa guru juga ikut memberikan kritik terselubung. Dari balik persembunyian, kritik itu berasal dari guru-guru di Fakultas Binatang Roh dan itu bercokol dari seorang guru yang sudah bertemu sekali dengan Jun Xie di kelas, Qian Yuan He.     

Dikatakan bahwa seorang murid telah pergi menemui Qian Yuan He dan meminta opininya mengenai kepribadian Jun Xie selama ini.     

Qian Yuan He menjawab dengan mengkritik Jun Xie tanpa henti dari kepala hingga ujung kaki tanpa belas kasih, dan ia bahkan mengatakan bahwa ia merasa terhina pernah mengajar seorang murid seperti itu.     

Jawaban Qian Yuan He membuat para murid yang sudah tidak senang dengan Jun Xie semakin yakin bahwa rumor yang beredar itu benar dan kebencian serta kemarahan telah meledak tak terkendali.     

Dan kali ini, ketika Fan Jin datang ke Hutan Bambu kecil, ia melihat kelompok murid lain menghadang pintu, dan mereka mencaci dan mengutuk Jun Xie dengan kata-kata dan tuduhan yang tidak pantas, yang menusuk telinganya tanpa henti.     

"Jun Xie, jangan pikir dengan bersembunyi di sini, kau dapat lari dari hukumanmu! Kau membunuh murid lain karena ketidakcakapanmu! Tindakanmu yang tidak termaafkan pasti akan membuatmu terbunuh suatu hari! Kau tidak akan berakhir dengan baik!"     

"Sampah tidak berguna sepertimu seharusnya keluar saja dari Akademi Angin Semilir! Memiliki murid sepertimu di dalam dinding akademi sungguh sebuah penghinaan!"     

"Kau begundal tak tahu malu! Kenapa tidak mati saja …."     

Fan Jin baru saja tiba di dekat hutan bambu ketika ia mendengar sumpah serapah itu dengan jelas, dan wajahnya langsung menjadi kelam.     

"Kalian semua tutup mulut! Siapa yang mengizinkan kalian datang ke sini dan menimbulkan gangguan seperti ini!? Apakah kalian tidak tahu peraturan akademi? Semua yang menerobos masuk ke hutan bambu akan langsung dikeluarkan! Apakah kalian tidak ingin berada di akademi lagi!?" Ekspresi Fan Jin begitu kelabu seraya berteriak marah pada kelompok murid itu.     

Setelah diteriaki oleh Fan Jin, murid itu gemetar. Kaki mereka ingin lari tetapi tidak tahu kenapa, mereka mendadak diserang dorongan kuat dan kaki itu malah melangkah maju dan mereka berdiri di hadapan Fan Jin dengan teguh.     

"Senior Fan! Kami semua menghormatimu karena kau selalu tidak memihak! Jadi mengapa kau masih melindungi Jun Xie!? Aku yakin kau tahu mengenai insiden yang terjadi ketika ia berusaha mencuri posisi Li Zi Mu, tetapi kau terus menerus melindungi Jun Xie. Kali ini, ia tidak segan-segan lagi dan bahkan menggunakan tangan kotornya untuk membunuh Li Zi Mu! Bagaimana bisa kau masih melindunginya!? Apakah kau masih Senior Fan yang sama yang begitu dihormati selama ini? Tindakan dan pikiran begundal itu begitu keji, hina dan sadis, dan itu semua karena kau selalu melindunginya selama ini hingga ia menjadi semakin buruk! Senior Fan, berapa lama lagi kau akan terlibat kekacauan ini? Jika kau tetap tidak dapat membedakan benar dan salah, jangan salahkan kami jika kami mulai kehilangan keyakinan pada dirimu!" Pemimpin kelompok pemuda itu berkata pada Fan Jin, ekspresinya begitu tegas.     

Jika kejadian ini terjadi di masa lalu, tak ada orang yang akan mempertanyakan kepribadian Fan Jin yang jujur dan adil. Tetapi kini, setelah beberapa rumor tersebar, posisi Fan Jin di hati murid lain telah turun drastis dan kata-katanya tidak lagi berarti seperti sebelumnya.     

Ini adalah pertama kalinya ada murid yang menantang Fan Jin di hadapannya. Mata Fan Jin melotot, dan dadanya mengembang karena gelombang kemarahan mendadak memenuhi rongga dadanya, membuatnya sangat dongkol.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.