Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Krisis (2)



Krisis (2)

1Suhu udara di sekitar situ cukup dingin untuk membuat orang menggigil. Kehilangan perlindungan bulu wolnya dan terluka parah, Tuan Mbek Mbek menjadi sangat lemah. Rasa sakit dari lukanya dan suhu yang sangat rendah membuat Tuan Mbek Mbek menggigil tak terkendali. Sosok yang menggigil hebat itu membuat mata Jun Wu Xie sedikit berkaca-kaca.     

Monster hitam tiba-tiba muncul. Tanpa perlu disuruh Jun Wu Xie, ia melingkarkan tubuhnya di sekeliling Jun Wu Xie dan Tuan Mbek Mbek, mencoba sekuat tenaga memindahkan sebanyak mungkin panas tubuhnya untuk melindungi kedua kawannya.     

Jun Wu Xie membuka lapisan luar pakaiannya dan memeluk Tuan Mbek Mbek di dekat perutnya untuk menjaga agar domba kecil itu tetap hangat.     

Tuan Mbek Mbek adalah Binatang Roh Kelas Pelindung dan hampir tidak ada yang mampu menandingi kekuatannya di Dunia Bawah, apalagi mencelakainya. Tetapi bola api hijau itu dalam sekali serangan telah mengalahkan Binatang Roh Kelas Pelindung dan membuatnya mengalami luka parah!     

Dan jika Tuan Mbek Mbek tidak lompat dan mendorong Jun Wu Xie menjauh, dengan level kekuatan Jun Wu Xie, ia sudah akan meninggal begitu menyentuh bola api hijau itu!     

Ia tak akan bisa selamat dari kematian jika itu terjadi.     

"Akankah monster itu mengejar kita?" Monster hitam bertanya, suaranya terdengar bergetar. Semua ini terjadi terlalu cepat dan ia bahkan tak sempat muncul dan tiba-tiba semua ini sudah berakhir. Melihat Tuan Mbek Mbek dalam keadaan yang begitu menyedihkan, monster hitam hanya dapat membayangkan betapa kuatnya monster itu sehingga dapat menakuti Tuan Mbek Mbek yang agung.     

Jangankan Tuan Mbek Mbek, bahkan jika Teratai Mabuk dan semua roh cincin Qiao Chu dan yang lain dikerahkan untuk menyerang, mereka bukan tandingan monster itu. Mereka bahkan tidak akan ….     

Bisa menahan serangan monster itu sama sekali, dan akan gagal mengulur waktu bagi Jun Wu Xie dan kelompoknya untuk kabur.     

Saat itu, monster hitam sangat berterima kasih dengan pengorbanan Tuan Mbek Mbek. Jika bukan karena Tuan Mbek Mbek, Jun Wu Xie mungkin sudah meninggal sekarang.     

Bahkan Binatang Roh Kelas Pelindung mengalami luka parah ketika terkena serangan itu. Tidak perlu menebak-nebak apa yang akan terjadi jika serangan itu menimpa Jun Wu Xie.     

"Tidak akan." Suara Jun Wu Xie terdengar agak serak ketika kepalanya menunduk menatap Tuan Mbek Mbek yang meringkuk di pelukannya, dan hatinya berkedut karena pilu.     

"Sebelum kita terlempar, aku mendengar suara rantai berat yang bergemerincing. Jika monster hebat seperti itu menjaga tempat ini, jangankan semua orang yang dikirim Dua Belas Istana ke sini, bahkan jika para penguasa Dua Belas Istana datang sendiri ke sini, mereka mungkin tidak akan dapat mengalahkan monster garang itu. Ketika orang tua Qiao Chu dan yang lain menemukan lokasi makam Kaisar Kegelapan, mereka pasti menemukan cara untuk menghindari monster itu. Gerakan monster itu pasti tertahan oleh rantai, jika tidak kita semua sudah mati sekarang." Jun Wu Xie berkata, dengan tenang menganalisa semua aspek situasi yang mereka hadapi sebelum ini.     

Mereka semua nyaris tidak berhasil menyelamatkan diri dari cengkeraman maut kali ini.     

Tulang di betis sebelah kiri kaki Jun Wu Xie patah dan memerlukan perawatan sesegera mungkin. Menggendong Tuan Mbek Mbek di tangannya, ia tak berani bergerak terlalu banyak dan ia harus menunda perawatan kakinya. Ia menggunakan tongkat nunchaku yang tersisa di tas alam semesta sebagai bidai dan menggunakan perban untuk membungkus tongkat itu di sekeliling kakinya yang terluka sebelum ia mengangkat pandangannya untuk mengamati keadaan di sekitarnya.     

Medan di sini, sama sekali berbeda dengan tempat lain yang mereka lewati sebelumnya. Tempat itu bebas dari lumut dan lubang-lubang, dan seluruh tanah menjadi hangus, meninggalkan tanda hitam karena terbakar dengan api besar. Walaupun tanah itu masih sedikit basah, namun strukturnya keras dan padat. Dibandingkan dengan tanah yang dipenuhi lubang-lubang tak terlihat, di sini jauh lebih aman.     

Jun Wu Xie merasa dirinya beruntung, ia terlempar ke area ini. Walaupun kakinya patah, beruntung ia tidak jatuh tepat di lubang tak berdasar.     

Jika mereka terlempar ke lubang tak berdasar, mereka akan meninggal tanpa suara.     

Jun Wu Xie menggunakan cahaya dari Bola Api Roh dan terus mengamati keadaan di sekelilingnya. Melihat tidak ada tanda-tanda kehadiran Qiao Chu dan yang lain, ia akhirnya yakin bahwa ia sendirian di lahan luas yang berwarna abu-abu dan putih itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.