Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Badai Menerjang (1)



Badai Menerjang (1)

0  Setelah Jun Wu Xie meninggalkan ruangan, ekspresi Jun Xian dan Jun Qing bertambah suram.    

  "Masalah mengenai Lin Yue Yang benar?" Jun Qing melanjutkan topik diskusi yang mereka bicarakan sebelum Jun Wu Xie datang.     

  Jun Xian mengangguk murung, "Itu aneh, Lin Yue Yang selalu jujur dan tulus dan tak memiliki peringkat tinggi. Tetapi akhir-akhir ini, jumlah tuduhan yang dijatuhkan padanya sangat mengherankan, dan Kaisar telah memerintahkan investigasi dilakukan untuk masalah ini."     

  "Lin Yue Yang menyelamatkan nyawa kakakku, jika bukan karena laporannya mengenai mata-mata di dalam pasukan yang bersekongkol dengan musuh, kakakku mungkin akan kalah dalam perang itu." Jun Qing mendesah mengingat hutang budi yang dimiliki Keluarga Jun terhadap Lin Yue Yang.    

  "Ya, ia adalah seorang pria yang jujur, dan tidak bodoh. Ketika ia dipromosikan menjadi pejabat kantor di Ibu Kota Kekaisaran, ia menjaga jarak dengan Istana Lin. Ia mungkin sudah merasakan sesuatu dan menarik garis jelas dengan kita. Selama bertahun-tahun, kita tidak sering bertemu dengannnya walaupun kita tinggal di Ibu Kota Kekaisaran. Lin Yue Yang selama ini bersikap bersahaja. Siapa yang memiliki niat buruk padanya?" Jun Xian merenung, untuk seseorang yang menduduki jabatan tak penting, tanpa otoritas, tidak berkaitan dengan urusan Istana, siapa yang diganggunya?    

  "Apakah kau akan melakukan investigasi, Ayah?" Jun Qing bertanya.    

  Jun Xian melenguh, "Kakakmu berhutang banyak padanya, dan ia adalah pria yang jujur. Jika bukan karena insiden dengan Keluarga Jun kita, Kaisar bahkan tak akan berpikir untuk mencurigai seorang penjaga perbatasan berkolusi dengan Keluarga Jun. Kita bertanggung jawab karena melibatkan dia dalam kekacauan ini."    

  Jun Qing memikirkan kembali masa lalu ketika Istana Lin berada di puncaknya, sebelum kakaknya meninggal demi negeri, sebelum ia lumpuh, kejayaan dan kebesarannya menyelimuti dan melindungi mereka. Sejak kemerosotannya, tanpa kejayaan sebelumnya, bahaya tersembunyi mulai muncul ke permukaan.    

  "Suruh orang memeriksa ini." Jun Xian menggelengkan kepalanya, tak berdaya. Ia tak sanggup melihat seorang yang jujur dijebak seperti ini.    

  Suara pintu yang diketuk tergesa-gesa terdengar, menyela pembicaraan mereka.    

  "Masuk." Jun Xian berseru.    

  Seorang penjaga Istana Lin berlutut di pintu, angin dingin malam itu menyeruak masuk ke dalam ruangan.    

  "Melapor pada Lin Wang. Jendral Li Ran minta bertemu."    

  "Jendral Li Ran? Apa yang ia inginkan dariku tengah malam begini?" Jun Xian bertanya, keningnya mengerut.    

  "Aku tidak tahu, jenderal bersama beberapa prajurit dengannya, dan kelihatannya sangat cemas."    

  "Aku akan melihatnya." Jun Xian berdiri, dan Jun Qing menarik lengan baju ayahnya.    

  "Suhu dingin begitu menusuk, di kegelapan malam. Ayah, hati-hati." Jun Qing berkata.    

  Jun Xian mengangguk.    

  Di luar Istana Lin, sepasang prajurit mengangkat obor yang menyala, menerobos gelapnya malam. Jenderal Li Ran, berdiri di depan kudanya, terlihat cemas.    

  Melihat Jun Xian keluar dari Istana Lin, Li Ran bergegas, dan bersujud memberi hormat.    

  "Li Ran, ada apa ini?"    

  "Lin Wang! Tolong kami!" Li Ran memohon, dengan mengepalkan tangannya.    

  Jun Xian menaikkan alisnya, "Apa yang terjadi? Sehingga membuatmu datang ke sini begitu larut."    

  "Rumah … Pejabat Lin …." Li Ran ragu-ragu.    

  Jantung Jun Xian berhenti berdetak, namun ia tetap berusaha tenang.    

  "Apa yang terjadi?"    

  "Aku melaksanakan perintah Yang Mulia untuk membawa Pejabat Lin menjalani proses interogasi mengenai tuduhan korupsi dan penyuapan. Ketika aku sampai, hal malang di kediaman Lin telah terjadi. Pejabat Lin membunuh tiga puluh enam pengurus rumahnya, ketika aku tiba di sana, aku melihat dirinya kehilangan akal, memegang pedang, yang masih tertancap di dada istrinya." Li Ran bermandikan keringat, tak dapat mempercayai apa yang disaksikannya barusan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.