Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Pesta (3)



Pesta (3)

0  Pemuda yang duduk di sebelah Kaisar begitu tampan dan memiliki profil wajah yang serupa dengan Mo Xuan Fei, namun ia terlihat lebih santai, ketika Kaisar berbicara dengannya, keningnya mengerut. Ia mengenakan pakaian dari bahan brokat sutra berwarna perak, walaupun begitu ia berbusana cukup kasual untuk acara ini dibandingkan dengan semua tamunya, dengan jubah dalamnya yang seputih salju menyembul keluar. Ia duduk santai dengan sebuah gelas anggur di tangannya.     

  Walaupun jamuan makan malam ini belum dimulai, ia sudah minum cukup banyak, matanya kelihatan teler tetapi masih ada sedikit ketajaman.     

  Sekilas pandangan, Jun Wu Xie merasakan ada sesuatu yang keliru dengan Putra Mahkota namun ia tak mengatakan apa-apa dan terus duduk dengan diam di kursinya.     

  Di sisi lain Kaisar duduk Pangeran Kedua, Mo Xuan Fei duduk bersama dengan teman wanitanya yang cantik, Bai Yun Xian. Pasangan emas ini tersenyum dan sedang bersemangat ketika tawa mereka menambah keceriaan suasana pesta ini.    

  Ketika dilihat dari tengah ruangan, perbedaan antara Putra Mahkota dan Pangeran Kedua sangat jelas.    

  Sebuah sinyal indah dimainkan oleh musisi istana memberi tanda pada Kaisar untuk memberi sulang. Mo Xuan Fei menegakkan punggungnya dan memberikan pidato selamat ulang tahun pada kakaknya dan mengungkapkan rasa terima kasih atas kehadiran semua orang dan hadiah yang mereka bawa.     

  Bintang utama malam ini, Putra Mahkota Mo Qian Yuan hanya terdiam sepanjang acara, duduk di sudut meminum anggurnya.     

  "Qian Yuan, hari ini adalah hari ulang tahunmu, ketika kau baru saja dilahirkan, kau dan ibumu pernah berada dalam bahaya besar, untung saja Jun Gu menyelamatkan kalian berdua! Hari ini, Lin Wang, Jun Qing dan Jun Wu Xie semua hadir, mengapa kau tak menggunakan kesempatan ini dan bersulang untuk mereka." Kaisar tersenyum dan bertanya pada Mo Qian Yuan yang dari tadi diam saja.    

  Mo Qian Yuan mengerutkan keningnya seraya ia memikirkan hal itu sejenak sebelum mengambil gelas anggurnya dan berdiri, mencoba untuk menstabilkan dirinya. Ia kelihatannya sedikit mabuk dan berdiri dengan terhuyung-huyung.    

  Banyak menteri yang diam-diam menggeleng-gelengkan kepala mereka. Orang-orang tidak optimis terhadap calon raja sementara mereka menghakimi dirinya dalam hati.    

  Mo Qian Yuan memegang gelasnya, "Terima kasih Istana Lin untuk kebaikanmu." Tanpa menunggu tanggapan, ia menenggak habis seluruh isi gelas anggurnya dalam satu tegukan besar.    

  Aksinya sangat lancang dan tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas meja.    

  Jun Xian menolong Putra Mahkota berdiri dan aroma alkohol yang kuat menyerang hidungnya. Jun Xian tak dapat menahan untuk tidak melenguh pelan.    

  "Maaf." Mo Qian Yuan menegakkan dirinya sambil berkeluh kesah dan menepuk kepalanya dengan pikiran kosong dan menggumamkan beberapa kata sebelum akhirnya kembali ke kursinya.    

  Jun Wu Xie melihatnya dan matanya yang dalam tampak berkilau.     

  "Miauw!" Suara samar itu datang dari tangannya.    

  Sebelum memasuki ruang jamuan makan malam, Kucing hitam kecil bersembunyi di lengan bajunya yang longgar, untungnya kucing itu sangat kecil dan menghilang tak nampak.    

  [Nona, ada sesuatu yang menjijikkan pada pria itu!]    

  Kucing hitam kecil itu memiliki penciuman yang luar biasa dan dengan hembusan bau alkohol yang tajam dari Putra Mahkota, ia mengendus sesuatu yang buruk di dalamnya.     

  "Mmm." Jun Wu Xie duduk di situ tak bergeming, alasan mengapa dirinya memiliki hidung yang super sensitif terutama karena jiwanya terhubung dengan kucing hitam kecil. Di dunianya sebelum ini, hal ini disebabkan eksperimen ekstrem orang itu yang menaikkan indra penciumannya beberapa kali, walaupun itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kucing itu, penciumannya masih lebih sensitif dibandingkan orang biasa.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.