Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Buku-Buku Usang (1)



Buku-Buku Usang (1)

0  "Miauw~." Kucing hitam kecil itu berusaha keras menenangkan syaraf nonanya yang tegang.    

  Sayangnya, dari ekspresinya yang kaku dan bibirnya yang terkatup rapat dan murung, usahanya kelihatannya tidak membuahkan hasil.    

  Kota Hantu terlalu besar. Di bawah kondisi yang sulit, Wu Xie tak dapat berkonsentrasi untuk mencari buku teknik pengembangan karena barang yang dijual di sana tidak berada di sebuah toko khusus tetapi banyak penjual individu yang menjual apa saja!     

  Setelah mengalami kesulitan, ia akhirnya sampai di sebuah tempat yang tidak begitu sibuk dan menenangkan diri. Kedai-kedai di sini letaknya jauh satu sama lain, ketika ia hendak bergerak, ia merasakan sensasi kehangatan yang dipancarkan dari cincin itu. Ia pun berhenti. Ia merasa cincin itu menjadi hangat.     

  Apakah buku itu ada di sini? Ini adalah pertama kalinya Teratai Kecil merespon terhadap sesuatu seraya ia memeriksa sekelilingnya.    

  Di mana ia saat ini terpaku, ada sekitar sepuluh kedai di dekatnya. Matanya memandang ke sekelilingnya ketika tatapannya akhirnya mendarat di sebuah kedai yang memiliki beberapa buku usang yang sedang diskon.    

  Dipajang di sebuah kedai kumpulan buku usang, beberapa di antaranya bahkan sampulnya hampir tak tersentuh, beberapa judul bahkan sudah tak terbaca.    

  Menjaga kedai itu adalah seorang remaja berwajah pucat dan tak terawat yang berpakaian lusuh. Ia duduk di sebuah bangku kayu, mengunyah sebilah daun bambu dan tersenyum senang seraya dirinya asik membaca buku yang dipegangnya.    

  Bahkan ketika Jun Wu Xie berdiri di hadapan stannya ia tak bergeming.    

  Keduanya saling tak peduli karena mereka melakukan kegiatannya masing-masing.    

  Jun Wu Xie saat ini fokus ke deretan buku yang dipajang di hadapannya dan ia merasakan intensitas reaksi Teratai Kecil menguat ketika dirinya mendekat ke buku-buku itu. Ia yakin bahwa buku yang diperlukannya pasti berada di antara buku-buku ini.    

  Semua buku usang yang telah kehilangan kemilau awalnya di bagian sampul namun isinya tidak tersentuh.    

  Tetapi ….    

  Setelah membolak-balik beberapa buku, sebuah kerutan terlihat di keningnya - buku-buku ini bukanlah buku teknik pengembangan.    

  Buku ini jelas hanya diperuntukkan bagi tukang kebun!    

  Isinya mengajarkan orang bagaimana untuk menanam tanaman dan bunga dan tentu saja tidak ada hubungannya dengan pengembangan energi spiritual.    

  Dengan wajah maskulin yang terpelajar, bibirnya melengkung seraya ia mencoba untuk menenangkan diri. Reaksi Teratai Kecil pasti berhubungan dengan buku-buku bercocok tanam ini. Ia tahu bahwa jika bukan karena mereka ada di luar, Teratai Kecil sudah berubah ke wujud manusianya dan menyambar buku itu!    

  Teratai Kecil tersudut karena ia tak dapat berubah dan mengambil sendiri buku-buku itu, ia terus memaksa Wu Xie mengambilnya.    

  "Tuan Kesayanganku, tolong bawa semua ini pulang! Tuan yang Agung, tolong bawa buku ini pulang! Tuan Kesayanganku, tolong bawa …."     

  Jun Wu Xie mengepalkan tangannya.    

  Ia telah menerima kenyataan bahwa roh kontraktualnya adalah sebuah tanaman teratai langka dan menyerah pada takdirnya, namun kini ketika ia ingin memulai pengembangan energi spiritualnya, bocah kecil ini ingin dirinya mengambil buku-buku berkebun?    

  Jun Wu Xie ingin pergi tetapi Teratai Kecil terus memohon dan memaksanya membawa buku itu pulang.    

  "Miauw?" Kucing hitam itu melihat Jun Wu Xie dengan ekspresi bertanya-tanya.    

  "Hmm?" pemuda urakan itu akhirnya meletakkan bukunya dan menyadari ada seseorang yang sedang melihat-lihat di kedainya ketika ia mengangkat kepalanya dan menatap pemuda terpelajar di hadapannya dengan malas-malasan, seperti sedang menilai sebuah barang, ia menatap Jun Wu Xie dari kepala ke kaki.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.