Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Buku-Buku Usang (3)



Buku-Buku Usang (3)

  Wu Xie sesaat ragu-ragu namun akhirnya berteriak, "Tunggu."    

  Pemuda lusuh itu perlahan memutar kepalanya seraya menatap malas dan berkata dengan wajah khawatir, "Benar-benar maaf, aku tidak tertarik dengan ramuan …."     

  "Aku tahu." Jun Wu Xie mengangguk. Perbedaan reaksinya begitu jelas.    

  "Aku hanya perlu kau memberitahuku di mana aku dapat menemukan sebuah kedai di sekitar sini dan aku bisa menukarnya dengan sesuatu yang kau inginkan?" Ia bertanya terus terang padanya.     

  Pemuda itu melihatnya dengan tatapan ragu-ragu sejenak kemudian ia menyentuh hidungnya dan menjawab, "Sebenarnya ada seorang pria yang menukar Mutiara dari Timur dengan ramuan, hanya saja … jenis ramuan yang diinginkannya sedikit …. Sejujurnya, aku rasa bocah sepertimu tidak memiliki jenis ramuan yang diinginkannya."    

  Pemuda di hadapannya ini nampak ringkih dan ia tak ingin menghempaskan harapannya dan membuatnya dipermalukan di hadapan banyak orang. Walaupun anak muda seperti dirinya di Kota Hantu jarang terlihat, di usia semuda ini ramuan seperti apa yang dapat ia tukar dengan Mutiara dari Timur?    

  "Bawa aku ke sana." Jun Wu Xie berkata tegas.    

  Pemuda itu memandang matanya yang besar dan melihat kembali ke kedainya yang kosong.    

  "Jika pertukaran ini berhasil, selain empat Mutiara dari Timur, aku dapat memberikan padamu satu botol ramuan." Jun Wu Xie telah melihat pemuda itu enggan dengan penawarannya dan ingin mengakhiri percakapan ini secepatnya.    

  "Aku benar-benar tidak menginginkan ramuanmu … jika aku ingin ramuan aku tidak akan perlu datang ke sini …." Ia menggerutu dan bergumam pada dirinya sendiri. Ia melihat pemuda di hadapannya ini dan tak dapat menyembunyikan rasa kesalnya di dalam hati.    

  Entah bagaimana ia merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan pemuda yang berdiri di hadapannya ini. Ketenangan yang ditunjukkannya sangat berbeda dengan semua orang yang datang ke Kota Hantu. Biasanya Tuan Muda yang terkemuka akan berkeliling dengan sekelompok orang yang menjilat mereka. Tetapi pemuda ini, terlepas dari usianya yang masih muda, kelihatannya memiliki kepercayaan diri yang jarang terlihat.    

  "Oh, baik, aku bisa saja menemanimu ke tempat lelaki tua itu. Karena sudah lama aku di sini dan kau adalah satu-satunya orang yang menawar bukuku." Ia berkata dengan tegas dan kekhawatirannya telah hilang.     

  Dibandingkan dengan kedai pemuda lusuh itu, kedai ini menjual Mutiara dari Timur dan dipenuhi orang sementara kerumunan orang-orang yang menganga melihat berbagai barang berharga mengantri panjang.    

  Sembilan Mutiara Bercahaya diletakkan di sekeliling kotak beledu. Dengan Mutiara Bercahaya ini di sekelilingnya, Mutiara dari Timur terlihat begitu berkilau berwarna-warni begitu indah. Selain Mutiara dari Timur ini, kedai ini juga menjual banyak batu spiritual dengan berbagai level.     

  Setelah roh kontraktual membentuk ikatan dengan tuannya dan membentuk sebuah cincin, batu dan mutiara ini adalah sumber pengembangan energi yang luar biasa yang dapat menutrisi energi spiritual dan menguatkan ikatan.    

  Batu Permata Spiritual seperti ini berharga jauh lebih mahal dibandingkan batu berharga biasa. Setiap batu Permata Spiritual dapat meningkatkan teknik pengembangan energi seseorang melampaui batas! Tetapi harganya sangat mahal, karenanya batu berharga seperti ini hanya terbatas untuk kalangan orang kaya dan berkuasa.    

  Istana Lin memiliki kesempatan untuk menyimpan beberapa batu ini di ruang brankas mereka ketika Kaisar Pendiri Kerajaan memberikan mereka penghargaan dalam jumlah besar untuk jasa mereka di bidang militer.    

  Jun Xian secara khusus memisahkan beberapa Batu Permata Spiritual berkualitas tinggi untuk Jun Wu Xie untuk digunakan ketika ia mencapai usianya namun tidak saat itu tak pernah tiba.     

  Untuk saat ini, Jun Wu Xie tidak begitu tertarik dengan batu permata ini. Terlalu dini untuk menggunakannya karena ia bahkan belum menemukan teknik pengembangan energi yang sesuai. Itu seperti bayi yang mencoba berlari sebelum bahkan belajar bagaimana cara merangkak.     

  Pemilik kedai adalah seorang pria di usia 50-an, yang menghisap pipa rokok sambil menilai semua pelanggan di sekeliling kedainya. Bahkan dengan sikap seperti itu, kerumunan di kedainya tidak berubah, malah, semakin banyak orang yang berkerumun di sekitar situ.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.