Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ahli Misterius (1)



Ahli Misterius (1)

0  "Bangun dan makan sesuatu!" Jun Xian berseru pada putranya dengan penuh perhatian. Sekarang ketika ia sudah lebih baik dan akhirnya bisa makan untuk memulihkan kekuatannya dan menutrisi tubuhnya, apalagi yang mereka tunggu?    

  Ketika para pelayan memasuki ruangan dengan bubur panas, aromanya begitu memikat sehingga ayah dan anak itu menengok ke mangkuk berasap dengan sedikit melamun.     

  Bubur itu memiliki aroma samar dari rempah-rempah namun baunya tidak terlalu kuat. Sudah lama tidak makan, Jun Qing dapat merasakan perutnya bergejolak begitu mangkuk itu diletakkan di hadapannya.    

  Begitu ia menarik napas dalam, aroma ini menggelitik indra penciumannya dan nafsu makannya yang hilang sebelumnya tinggalah kenangan. Ia berusaha untuk duduk di kasurnya untuk menikmati makanan pertamanya setelah beberapa hari belakangan ini.    

  Setelah ia makan kenyang, dengan sedikit kesulitan seraya ia duduk di ranjangnya dan baru menyadari bahwa dirinya berada dalam situasi gawat ketika tak sadarkan diri.     

  "Semua dokter yang memeriksamu memutuskan bahwa kau sudah di ambang kematian … jika bukan karena dia …." Jun Xian mengembuskan napas memikirkan bagaimana sakitnya kehilangan putra sulungnya … jika hal seperti ini terjadi lagi ia tak tahu bagaimana dapat bertahan hidup.    

  "Namun … Jun Wu Xie baru saja mulai mempelajari ilmu medis belum lama ini, bagaimana ia dapat mengetahui bahwa aku dapat diselamatkan?" Jun Qing mempunyai banyak pertanyaan, sepertinya kali ini, benar-benar ada perubahan besar dalam diri Jun Wu Xie. Gadis kecil yang banyak tingkah sebelumnya sepertinya sudah menghilang tanpa jejak. Bahkan menghadapi permainan Mo Xuan Fei, ia tidak menunjukkan kesedihan, tidak seperti dirinya sebelumnya yang akan marah meledak-ledak. Ia juga lebih bijaksana dan bicaranya masuk akal sekarang.    

  "Akhir-akhir ini anak itu sudah berubah banyak, ia menjadi sangat bijaksana. Kurasa kecelakaan yang dialaminya sebelumnya mungkin tidak sesederhana pikiran kita. Jika bukan karena kejadian besar itu, ia tak akan berubah begitu banyak dalam waktu singkat." Jun Xian tidak mengatakannya namun ia telah memikirkan itu sejak beberapa waktu lalu dan membuat beberapa tebakan.    

  Semua ini dimulai hanya ketika ia kembali dengan banyak teka-teki setelah semua luka itu. Apa yang dialaminya?    

  Jun Qing ragu-ragu sesaat sebelum akhirnya ia mengatakan yang sebenarnya bahwa Jun Wu Xie lah yang memberikannya biji bunga teratai sebelum kejadian ini.    

  "Biji bunga teratai?!" Jun Xian mengerutkan keningnya. Awalnya ia berpikir seseorang terlibat secara diam-diam namun sekarang nama Jun Wu Xie tiba-tiba disebut.    

  "Mungkin ia memberikannya padaku tanpa maksud tertentu atau tubuhku tak dapat menahannya karena racun yang tersimpan. Bagaimanapun, aku percaya bahwa Wu Xie tidak akan mencelakai diriku. Namun harus kukatakan, walaupun aku letih sekarang, aku merasa jauh lebih baik dari yang pernah kurasakan selama lebih dari sepuluh tahun! Racun ini telah menembus ke dalam tulangku, selama ini, dan walaupun tidak mengambil nyawaku namun itu bagaikan menarik pikiran dan semangatku turun." Jun Qing khawatir dirinya akan melibatkan Jun Wu Xie lebih jauh seraya mencoba menjelaskan.    

  Ia benar-benar tidak berlebihan, tubuhnya masih terasa sangat lemah sekarang namun pikirannya begitu tajam. Juga racun yang sebelum tampaknya telah membuatnya tak dapat mengolah energi spiritual kini ia dapat merasakan sedikit getaran ketika ia mencoba merasakan energi spiritualnya.    

  "Sungguh? Jangan pikir kau dapat menyembunyikan sesuatu dariku. Tentu saja aku percaya pada Wu Xie kita. Namun jika kau masih merasa tak nyaman di mana pun, jangan menyembunyikannya." Bagaimana pun juga, mereka berdua adalah keluarga terdekatnya dan ia tak ingin bahaya apa pun mengancam mereka.    

  Jun Qing tersenyum dan mengangguk seraya menggerakkan tangannya dengan gerakan berlebihan untuk menunjukkan pada ayahnya bahwa ia baik-baik saja.    

  Tetapi saat itu, ada sebuah dorongan yang aneh. Seluruh tubuhnya menjadi kaku ketika ia berpikir keras.    

  "Apa yang terjadi?" Jun Xian segera bertanya ketika ia melihat ekspresi aneh di wajah Jun Qing.    

  Jun Qing menelan ludah dan terlihat begitu tidak percaya.    

  "Kakiku …."    

  "Ada apa dengan kakimu?!" Jun Xian bertanya penasaran.    

  "Terasa sedikit … nyeri?" Suara Jun Qing terdengar ….


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.