Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tubuh adalah Harta Berharga (1)



Tubuh adalah Harta Berharga (1)

0  Untuk mengumpulkan air matanya, kucing hitam kecil itu mencubit Teratai Kecil beberapa kali, menyebabkan air matanya mengalir seperti keran air, hanya saja kali ini, air mata itu dikumpulkan di dalam sebuah botol kecil. Ini khusus disiapkan untuk Jun Xian dan Jun Qing.     

  Sebelum ia menjadi lebih kuat, keamanan Istana Lin berada di pundak kedua orang itu.    

  Setelah menangis begitu keras, Teratai Kecil yang malang dan lelah kembali berubah menjadi cincin yang hampir tak terlihat dan duduk diam di jarinya.    

  Setelah panen kecil, Jun Wu Xie tertidur pulas.    

  Saat fajar menyingsing, ia pergi mencari Jun Xian.    

  Jun Xian terkejut melihat cucunya kesayangannya mencarinya. Sejak cucunya terluka, Jun Xian jarang memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersamanya, setiap kali ia mencoba berkomunikasi dengan Wu Xie, gadis itu terlihat menarik diri dan sangat diam, mengusik hatinya.     

  "Wu Xie? Mengapa kau di sini? Masuk, cepat duduk." Jun Xian segera mengantarnya ke kursi terdekat.    

  Jun Wu Xie diperlakukan seperti sebuah harta karun karena ia adalah satu-satunya di generasinya, dengan lumpuhnya Jun Qing, memiliki anak adalah hal yang tak mungkin.     

  Wu Xie pun duduk tanpa perlawanan seraya perlahan mencoba bersikap hangat dengan kakek barunya.    

  "Kakek, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu." Ia berkata serius.    

  Pernyataannya yang tiba-tiba membuat jantung Jun Xian berhenti berdetak seketika. Apakah ia telah mendengar semua rumor yang tersebar belakangan ini?    

  "Katakan saja. Apa pun yang kau mau, sebutkan saja! Selama aku bisa melakukannya, aku akan melakukannya untukmu." Ia menanggapi Wu Xie dengan hangat.    

  Jun Wu Xie menjernihkan suaranya. Ini adalah diskusi 'keluarga' pertama yang pernah dilakukannya.    

  "Kakek sudah tahu bahwa aku tidak memiliki roh kontraktual. Aku tahu bahwa aku tak dapat mengembangkan energi spiritual dan aku berpikir, sejak aku memulihkan diri di kamarku, aku membaca-baca beberapa buku mengenai ilmu kedokteran. Kemampuan menulisku tidak jelek dan karena aku tak dapat mengembangkan kekuatan spiritual, aku berpikir untuk mempelajari ilmu medis."     

  Jun Xian menatapnya dengan ekspresi terkejut. Ia … ia benar-benar datang dan mengatakan sesuatu yang masuk akal? Walaupun ia mencintai cucunya, ia tahu bahwa cucunya itu tidak memiliki keahlian apa pun selain membuat masalah. Ia duduk terdiam.    

  Jun Wu Xie melihat kakeknya membeku di tempat, ia melanjutkan perkataannya, "Istana Lin tidak lagi damai seperti sebelumnya. Setelah kecelakaan yang kualami, aku memikirkan banyak hal. Kau tidak perlu khawatir terhadapku, aku benar-benar ingin berubah."    

  Jun Xian tetap diam. Keadaan Istana Lin saat ini tidak terlalu bagus, bahkan Mo Xuan Fei sendiri memutuskan pertunangannya menunjukkan posisi mereka tidak lagi stabil. Ia tahu ia tak dapat menutupi keadaan ini dari cucunya lagi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.