Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kenangan (2)



Kenangan (2)

  Jun Wu Xie memandang Wu Yao itu ketika ia membiarkan pria itu melangkah ke hadapannya dan dengan gerakan yang sangat halus dan terlatih, pria itu menyuapi obat untuknya.     

  Bagi Jun Wu Xie, ia tidak berpikir terlalu jauh mengenai tindakan ini dan dengan polos menerima kenyataan bahwa lelaki ini memang jujur sedang membalas kebaikannya.    

  Dari lahir, ia tumbuh besar di sebuah vila rahasia selama lebih dari sepuluh tahun, dari seorang bocah polos hingga mencapai usia remajanya, ia tak pernah mendapatkan kesempatan untuk melihat dan mengerti dunia luar. Bagaimana cara untuk berinteraksi dengan orang lain tidak pernah berada dalam lingkup pemikirannya.    

  Selama masa itu, otaknya hanya dipenuhi buku-buku medis yang sangat banyak dan ilmu kedokteran, satu-satunya saudara yang dimilikinya mengurungnya di kedalaman pegunungan.    

  Jangan mengharapkan apa pun darinya sehubungan dengan dunia luar.    

  Jun Wu Yao sedikit menunduk, satu tangan di punggungnya dengan kuat menyangga kepalanya sementara tangan lainnya memegang mangkuk obat, perlahan menyuapinya.    

  Ketika ia menunduk, Wu Xie sedikit mengerutkan keningnya.    

  "Aku tidak suka bau darah." Ia berkata murung.    

  Jun Wu Yao tersenyum kaku. Jun Wu Xie melanjutkan menyeruput obatnya.    

  Setelah ia selesai, Jun Wu Yao membawa mangkuk kosongnya pergi. Begitu ia meninggalkan kamar, senyumnya menghilang dan ia mengangkat tangannya untuk mencium lengan bajunya, bau darah yang samar.    

  Sebelumnya, ia berhati-hati untuk tidak terkena percikan darah.    

  "Kelihatannya lain kali, aku harus mandi terlebih dahulu." Seringai muncul sekali lagi di wajah tampan Jun Wu Yao, mata kelam yang begitu dalam tidak menampakkan sedikit pun emosi.    

  ….    

  Keesokan paginya, berita tersebar seperti kebakaran liar di ibu kota kerajaan.    

  Tadi malam, dalam perjalanan pulang dari 'Lautan Bunga', Pangeran Kedua dan temannya diserang oleh sebuah kelompok misterius dan seluruh penjaganya dimusnahkan. Pangeran Kedua terlibat dalam pertarungan berdarah dengan musuh dan hanya dapat melindungi nyawanya dan wanitanya, masalah ini telah membuat Kaisar sangat marah yang kemudian memerintahkan sebuah investigasi menyeluruh terhadap kasus ini, memberikan hadiah besar bagi orang yang dapat menangkap penjahat yang ingin membunuh Sang Pangeran.    

  Ada kemarahan besar di dalam tembok Kota Kekaisaran. Ada banyak diskusi yang terjadi dari mulut ke mulut. Semua orang membicarakan hal ini.    

  Semua orang tahu bahwa Pangeran Kedua dan Jun Wu Xie dari Istana Lin memiliki perjanjian pernikahan. Namun malam itu ketika Pangeran Kedua diserang, wanita cantik yang diselamatkannya bukanlah tunangannya Jun Wu Xie! Ini artinya ia telah pergi dengan wanita lain ke 'Lautan Bunga'.    

  Jun Wu Xie telah bertindak sewenang-wenang!    

  Semua orang tahu bahwa Nona muda Istana Lin sangat kasar dan angkuh, selalu membuat masalah di kota.    

  Mereka tak dapat menahan untuk tidak berspekulasi bahwa pelaku penyerangan Pangeran Kedua adalah tidak lain Jun Wu Xie sendiri. Lagi pula, tunangannya pergi dengan wanita lain, wanita normal mana pun tak akan dapat menerima hal ini, terlebih lagi Jun Wu Xie yang memiliki sifat semena-mena?    

  Hanya dalam satu pagi, ibu kota Kekaisaran berada dalam kekacauan, Pangeran Kedua tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Jun Wu Xie yang semena-mena dan diam-diam pergi dengan seorang wanita cantik namun Wu Xie mengetahuinya dan mengirimkan pasukan Prajurit Rui Lin untuk menyamar dan berusaha membunuh Pangeran Kedua dan kekasih barunya.     

  Rumor itu terus menyebar tak terkendali, banyak versi yang muncul seakan-akan mereka adalah orang-orang yang menyaksikan kejadian itu secara langsung.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.