Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tiga adalah Kerumunan



Tiga adalah Kerumunan

1  Sebuah maklumat kerajaan datang hari berikutnya, membubarkan perjanjian pernikahan antara Pangeran Kedua dan Jun Wu Xie.    
0

  Kemarin, ada spekulasi yang beredar bahwa serangan yang dialami Pangeran Kedua berhubungan dengan Jun Wu Xie. Namun, dengan pengumuman pembubaran pernikahan di waktu seperti ini hanya membuktikan satu hal, serangan itu memang ada hubungannya dengan hal ini!    

  Di dalam Kota Kekaisaran, reputasi Jun Wu Xie telah rusak hingga ke titik terendah. Setelah rumor itu beredar, ia dikatakan sebagai wanita yang paling kejam di ujung lidah semua orang. Banyak wanita, yang juga terpincut oleh ketampanan Pangeran Kedua, terus-menerus mencaci sikapnya.    

  Semua kekacauan ini menyelubungi seluruh area hingga batas tembok Istana Lin. Di dalam istana, semuanya tenang. Wu Xie mengurung dirinya di dalam kamarnya, sibuk mempelajari roh kontraktual lotus putihnya.    

  Di dalam ruang kerja Istana Lin, Jun Xian marah, menahan keinginannya untuk menrobek maklumat kerajaan berkeping-keping. "Bagus! Bagus sekali! Sekarang ketika aku tua dan tidak berguna, semua orang berpikir mereka bisa mempermainkan cucu perempuanku!" Ia menggertakkan giginya seraya meremas maklumat itu erat-erat di tangannya.    

  Jun Qing telah memberitahukan padanya mengenai kejadian kemarin dan walaupun ia sudah mengetahui maklumat kerajaan akan datang cepat atau lambat, ia tak menyangka itu akan datang di waktu kritis seperti ini. Menerima maklumat di waktu seperti ini hanya akan membiarkan rumor menyebar luas dengan spekulasi bahwa Jun Wu Xie memiliki andil terhadap penyerangan itu.    

  Walaupun Jun Xian tahu cucu perempuannya memiliki sifat arogan, ia tahu bahwa gadis itu tidak memiliki keberanian untuk membunuh siapa pun. Lagi pula, ia di rumah sepanjang waktu selama proses pemulihan, ia tak meninggalkan rumah bahkan walau hanya sebentar, bagaimana ia dapat menyuruh seseorang untuk menyerang Mo Xuan Fei?    

  Rumor yang terus meluas bahkan melibatkan Prajurit Rui Lin mengatakan bahwa ia telah meminta mereka untuk menolongnya dengan balas dendam kecilnya. Bagaimana mungkin? Terlepas ia begitu menyayangi cucunya dan walaupun Prajurit Rui Lin adalah pasukannya sendiri, Yun Xiang memiliki kepribadian yang jujur dan tegas. Ia tak pernah membiarkan cucunya mengadakan kontak dengan pasukannya, apalagi memberikan hak istimewa padanya dengan kekuasaannya.    

  Mo Xuan Fei belum pulih dari rasa syok karena serangan itu dan maklumat itu sudah dikeluarkan. Ini membuat semua orang berpikir bahwa Istana Lin terlibat dalam serangan ini dan memberikan noda hitam yang besar bagi Istana Lin.    

  "Ayah, apakah kita akan memberitahu Wu Xie tentang semua hal yang terjadi?" Wajah Jun Qing terlihat muram. Ia membenci fakta dirinya cacat dan tidak memiliki kekuatan untuk melindungi keluarganya.    

  Jun Xian menggelengkan kepalanya. "Kau tidak boleh mengatakan apa pun padanya! Mengingat wataknya, keributan seperti apa yang akan ditimbulkannya? Tubuhnya juga belum sepenuhnya pulih. Yang Mulia telah menunjuk aku untuk memimpin investigasi penyerangan Pangeran Kedua. Aku akan menemukan kebenarannya dan membersihkan namanya dari semua tuduhan!" Setelah mengabdi pada negerinya bertahun-tahun, ini bayaran yang diterimanya. Kedua putranya menjadi korban selama ini, yang satu meninggal dalam pertempuran, sementara yang satu lagi menjadi lumpuh.    

  Ia hanya memiliki cucu perempuannya yang begitu berharga namun dengan dekrit Kerajaan, itu telah membuat reputasinya hancur. Siapa lagi yang berani menikahi cucunya setelah perlakuan yang diterimanya dari Keluarga Kerajaan?    

  "Yang Mulia, kau benar-benar kejam." Jun Xian berbisik sembari memejamkan matanya karena letih.    

  Kelihatannya Istana Lin tidak memiliki banyak harapan di masa depan, namun mereka bahkan ingin melibatkan satu-satunya cucu perempuannya dalam perang kekuasaan ini.    

  Jun Qing menundukkan kepalanya terdiam dan menggigit bibir bawahnya sambil mengepalkan tangannya tanpa sadar di atas kakinya yang lumpuh.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.