Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Perubahan (1)



Perubahan (1)

0

Dalam pandangan Jun Wu Xie, pamannya tak dapat berjalan bukan karena racun itu terlalu ampuh, itu karena … para dokter di dunia ini sangat bodoh!

Tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa masalahnya bukan terletak pada dokter di dunia ini tetapi dirinyalah yang tidak normal! Keahliannya berada di tingkat yang tidak ada lawannya, itu seperti seorang mahasiswa yang lulus dari universitas mengerjakan tugas anak sekolah dasar. Itu adalah perbedaan yang sangat jauh.

"Ya." Ia menjawab kegembiraan mereka.

Mereka tetap terdiam namun semua orang dapat melihat bara api yang menyala di dalam mata mereka seraya mereka mencoba untuk mencerna semua informasi.

Istana Lin mengalami penurunan karena tidak mempunyai penerus, namun jika Jun Qing dapat pulih dalam beberapa tahun ini dan mencapai kondisi puncaknya, Istana Lin akan bergelimang dengan kejayaan sekali lagi.

Kesempatan ini terlalu penting bagi mereka saat ini.

"Wu Xie, ada banyak kepentingan yang dipertaruhkan di sini, masalah pemulihan pamanmu harus dirahasiakan baik-baik. Tentang Tuanmu …." Jun Xian langsung memikirkan masalah penting ini.

"Tuan berkata ia tak tertarik dengan urusan duniawi." Apa yang dapat diungkapkan oleh orang yang tak nyata?

"Bagus kalau begitu. Kita benar-benar harus berterima kasih untuk semua pertolongannya! Tolong sampaikan padanya jika ada yang dapat dibantu oleh Istana Lin, jika kita dapat melakukannya, kita akan melakukan semua yang kita bisa untuk memenuhinya!" Jun Xian mulai berseru dengan semangat.

"Aku akan menyampaikan itu padanya." Wu Xie menjawab datar.

"Wu Xie, terima kasih." Jun Qing menatap Wu Xie dengan pandangannya yang hangat dan senyuman lembut. Ia sangat bersyukur karena memiliki keluarga yang mendukungnya selama bertahun-tahun ini dan kini keponakan kesayangannya berkata ia dapat menyembuhkannya dengan pertolongan Tuannya, ia benar-benar tidak sabar!

Ucapan 'Terima Kasih' nya membuat Wu Xie merasa sesuatu diaduk-aduk di dalam dirinya. Ia sedikit terkejut. Di masa lalu ia telah menyelamatkan banyak orang dan ia menerima ucapan 'terima kasih' yang tak terhitung banyaknya dari semua yang telah ia selamatkan, namun 'terima kasih' itu tak pernah berarti sesuatu di dalam hatinya.

Tetapi kali ini, 'terima kasih' dari Jun Qing memang membuatnya merasakan kehangatan yang nyaman dari dalam dan ia pun merasakan kilatan kegembiraan sehingga menyunggingkan senyum yang langka.

Jadi ternyata, merawat anggota keluarga memberikan perasaan yang benar-benar berbeda.

Ketika ia begitu terpengaruh dengan perasaan ini, ia melanjutkan, "Tuan memberikanku beberapa biji bunga teratai dan aku juga ingin memberikan satu butir pada Kakek namun melihat keadaan yang dialami paman, aku perlu berkonsentrasi merawat paman saat ini. Aku memerlukan sedikit waktu untuk mempersiapkan kondisi tubuh Kakek." Ia tak dapat terlalu gegabah karena Jun Xian sudah tua dan ia harus ekstra hati-hati. Ia akan ingin mempersiapkan semuanya sebelum memulai proses pembersihan.

Jun Xian tak pernah berpikir bahwa dirinya mendapatkan bagian dalam kesempatan langka ini. Mendengarkan Jun Wu Xie, ia menebak cucunya telah memulai persiapan untuk dirinya.

Dadanya terasa hangat dan limbung seraya membalikkan badannya dan diam-diam menghapus air matanya yang hampir menetes.

Cucu perempuannya sudah dewasa sekarang. Ia akhirnya bersikap bijaksana.

Di masa depan siapa yang berani mengatakan Cucu perempuannya orang buangan?! Ia tak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya bahkan satu helai rambut pun! Tak akan ada yang dapat kabur jika mempermainkannya!

"Aku akan menyerahkannya padamu. Aku akan memberitahu Paman Fu dan memintanya untuk menjelaskan pada staf dapur. Lakukan apa yang perlu kau lakukan, tidak perlu meminta pendapatku." Ia tersenyum lebar dan mengembuskan napas lega.

Di masa lalu, walaupun ia begitu menyayangi cucunya dan mencintainya tanpa syarat, ia tahu bahwa cucunya suka mengerjai orang lain dan memiliki sifat angkuh, maka ia telah memberikan banyak aturan padanya untuk menghindari masalah. Namun, sekarang ia merasa hatinya akhirnya lega ketika melihat Cucu perempuannya yang begitu berharga baginya.

Bijaksana, tenang, memiliki keahlian yang menakjubkan di bidang kedokteran, dan sangat peduli dengan keluarganya bahkan didukung oleh seorang Tuan yang penuh kekuatan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.