Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Ini adalah Dunia yang Kecil (2)



Ini adalah Dunia yang Kecil (2)

0

"Tsk, apa yang begitu hebat dengan Klan Qing Yun, bahkan namanya tak berharga untuk disebut." Sebuah suara yang begitu meremehkan datang dari sisi Jun Wu Xie ketika dirinya berbalik dan melihat pemuda lusuh ini bergumam pelan sambil mengunyah sebilah daun bambu dengan tangan di belakang kepalanya. Ia merasa jijik dengan kerumunan di sekitarnya yang mengagumi Bai Yun Xian.

Ia mengatakannya dengan sangat pelan namun Jun Wu Xie menangkap apa yang dikatakannya.

Ketika mata pemuda ini bertemu dengan pandangan Jun Wu Xie, Ia menyeringai padanya dan tertawa keras. "Bukankah kukatakan aku tidak tertarik dengan ramuan? Tentu saja aku juga tidak tertarik pada Klan Qing Yun."

Pemuda itu mencoba menjelaskan namun Jun Wu Xie tidak menghiraukannya seraya berjalan melewatinya.

Ia tertawa canggung pada dirinya sendiri dan tidak berkata-kata lagi.

"Apa yang kau inginkan untuk membayar kedua batu permata spiritual ini dan sembilan Mutiara dari Timur ini?" Ketika Mo Xuan Fei melihat senyuman wanita yang dicintainya, ia memutuskan untuk berbelanja dengan royal untuknya.

Waktu itu ketika Mo Xuan Fei membawa Jun Wu Xie ke Kota Hantu, tidak satu keping koin emas pun dibelanjakan. Mereka hanya berjalan menyusuri beberapa jalan dan kembali pulang.

Sekarang dengan Bai Yun Xian di sisinya, ia lebih dermawan.

Pria tua itu melihat Mo Xuan Fei, mengembuskan asap rokok dari pipanya dan berkata tenang, "Aku hanya menerima ramuan."

Mo Xuan Fei sedikit tercengang.

Sebagai Pangeran Kedua negeri ini, ia telah melihat deretan benda berharga dan juga memilikinya. Namun, dalam urusan kemajuan di bidang medis dan ramuan, Negeri Qi tidak sebaik lawannya dan ini adalah satu-satunya kekurangannya. Semua obat dan ramuan terkunci di brankas khusus di mana dirinya tak memiliki akses.

"Aku akan menukarnya dengan batu giok." Mo Xuan Fei menawar. Ia tak ingin kehilangan muka di hadapan Bai Yun Xian, kemudian ia mengeluarkan satu buah batu giok berkualitas tinggi sebesar telapak tangannya. Giok ini memang barang berharga yang langka. Mo Xuan Fei bertekad untuk mengesankan Bai Yun Xian.

Sayangnya, orang tua ini tidak peduli dan bahkan memandangnya tak tertarik dan melanjutkan merokok dengan pipanya.

Jelas dirinya tak tertarik. Jika ini terjadi di Ibu Kota Kekaisaran, siapa yang berani menyinggung Mo Xuan Fei dan membuatnya kehilangan muka? Ia adalah seorang pangeran yang bermartabat dan sebenarnya ia ingin membeli sesuatu darimu, itu berarti ia telah memandangmu dan itu saja seharusnya merupakan penghormatan terbesar. Jika kau tidak menurut, para pengawal akan melucuti kedai itu dan membuang orang itu ke penjara bawah tanah.

Tetapi ini adalah Kota Hantu.

Walaupun itu dibuka di bawah Ibu Kota Kekaisaran, pasar itu tak dimiliki oleh Kerajaan Qi. Itu dibuka dan dikelola oleh sosok misterius yang tak diketahui asalnya yang memiliki pengawal yang berbadan kekar menggunakan topeng dan menjaga ketertiban pasar. Itu benar-benar tempat unik yang tersembunyi jauh dari tempat umum tetapi para penjaga ini tak bisa disepelekan. Tak peduli apa pun yang kau jual, tak ada yang peduli. Tetapi, jika seseorang ingin membuat kekacauan dengan melakukan barter yang tidak adil, para penjaga ini akan segera membuang orang itu keluar.

Ada orang-orang yang mencoba memainkan trik kotor 'diundang' keluar dan dilarang kembali ke Kota Hantu. Tidak ada toleransi untuk para pembuat masalah.

Pernah ketika itu putra Perdana Menteri dikeluarkan ke jalan dan membuat malu keluarganya. Namun, Perdana Menteri tidak berani membuat perkara dengan Kota Hantu dan menderita dalam diam berpura-pura insiden itu tidak pernah terjadi.

Sejak saat itu, orang-orang tahu bahwa identitas di balik Kota Hantu pasti berasal dari latar belakang yang memiliki kekuasaan dan tak ada yang berani bermain-main lagi.

Sedangkan bagi Mo Xuan Fei, ia tak tahu siapa tepatnya sosok di balik Kota Hantu tetapi ia tahu bahwa itu adalah seseorang yang tak dapat dipermainkannya. Jika ia melakukannya, ia bisa berakhir dengan nasib sama seperti putra Perdana Menteri!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.