Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 231



Chapter 231

0Sudah semakin pandai dalam menebak banyak teka-teki.     

Lisa yang mendengar, secara otomatis memperkenalkannya.     

"Beliau adalah Tuan Anthonie Guntaf, Nona. Majikan saya. Sekaligus orang yang sudah menyelamatkan Anda dari pingsan berkepanjangan Anda di rumah."     

Monna menjerit dalam hati.     

Terkejut ketika pria itulah yang sudah menolongnya. Dan tidak tahu bagaimana situasi itu bisa terjadi.     

Monna memperhatikan wajah pria itu dengan seksama.     

Ingin bertanya lebih lanjut bagaimana mereka bisa saling mengenal. Dokter rumah sakit tiba.     

"Tolong minggir sebentar dan biarkan saya memeriksanya,"     

Seorang dokter dan suster mendekat ke arah Monna dan langsung mengecek kondisi fisiknya. Memastikan bagaimana kestabilan tubuh Monna pasca bangun dari fase tidur REM ( Rapid Eye Movement ).     

Semua orang masih menyimak bagaimana dan apa yang akan disampaikan oleh sang dokter.     

Menurunkan stetoskop dan pen light. Dokter Imannuel menjelaskan sedikit kondisi Monna.     

"Keadaannya sudah sangat stabil. Tidak mengalami gangguan atau efek samping apapun pasca mengalami NDE ( Near Death Experience ). Meski begitu, kami akan tetap melakukan pemeriksaan ulang melalui CT-scan atau MRI-Scan."     

Anthonie mengangguk paham. Seolah bertindak menjadi wali dan siap memberikan keputusan dan juga komentar.     

"Lakukan prosedur apapun yang dibutuhkan untuk membuatnya tetap dalam kondisi prima."     

Monna sibuk mengagumi fisik Anthonie.     

Terus mendengarkan penjelasan dari Dokter Immanuel dalam memberikan beberapa pilihan dan prosesnya.     

Anthonie Guntaf.     

Pria dengan sejuta pesona. Memiliki tubuh tinggi kaki jenjang mata coklat terang dan bulu mata yang panjang serta alis tebal.     

Bahu bidang dan otot tangan kekar yang terlihat jelas di balik pakaian ketat yang dia kenakan.     

Mengenakan kemeja berwarna biru dan lengan baju yang digulung setengah.     

Celana Chino warna brown yang mirip warna matanya. Lalu sepatu pantofel hitam runcing yang mengkilap.     

Apa yang dilakukan pria tampan ini di hadapannya?     

Duduk menunggu dan seolah kenal baik dengannya. Apa mereka pernah bertemu sebelumnya?     

Saling mengenal dan tahu nama mereka masing-masing?     

Rasanya hal itu begitu mustahil.     

Karena bagi Monnam nama Anthonie sangat asing.     

Tidak punya teman atau kenalan yang punya nama mirip.     

Otak lambat Monna mendadak berdenyut.     

Tidak. Tunggu sebentar!     

Guntaf?     

Guntaflow official?     

Bukankah itu nama perusahaan tempat aku bekerja?     

Kenapa dia dan nama perusahaannya punya nama yang hampir berhubungan?     

Mendekat dan memperkenalkan diri lebih lengkap.     

Setelah dokter Imannuel sudah pergi dan menyatakan kondisi Monna sehat. Bisa beraktivitas seperti biasa setelah dua hari beristirahat di rumah sakit. Lalu bisa mendapatkan izin pulang pada hari itu.     

Anthonie Guntaf tersenyum tipis.     

Menyerahkan kartu namanya dan menyebutkan namanya.     

"Aku, Antonie Guntaf. Anak Napoleon Guntaf. Bos besarmu!"     

Duar!!     

Seperti ada petir dan sengatan listrik menyambar isi kepala Monna.     

Monna buru-buru membuka matanya lebar-lebar. Membulatkan matanya se-oval mungkin. Lalu ternganga dengan wajah bodoh.     

"A-apa???"     

"Apa yang baru saja Anda katakan?"     

Mengulang dengan yakin dan sabar. Meski tidak semestinya dia mengulang kalimat yang sama.     

"Aku Anthonie Guntaf. Anak pemilih perusahaan akuntan tempatmu bekerja."     

Menarik napas panjak dan berdirik.     

Ah, iya! Aku ingat sekarang.     

Putra satu-satunya Pak bos. Anak laki-laki yang sedang melanjutkan S2-nya di Amrik. Lalu yang terpenting dibandingkan itu semua.     

"Ya. saya sudah mengerti. Lalu, apa yang dia lakukan di sini?" tanya Monna seraya mengernyit dan tidak menemukan adanya kecocokkan kehadiran Anthonie dan hubungan mereka.     

Anthonie segera menjawab.     

"Mengurusimu..?" tanyanya ragu dan bingung menemukan kata-kata yang tepat.     

Monna masih belum mencapai kata paham.     

Di rumah sakit tempat dia dirawat?     

Sekalipun hanya berupa bentuk solidaritas tenaga kerja. Atau perwakilan dari pihak kantor.     

Apa itu wajar dan masuk akal?     

Padahal Monna sedang disibukkan dengan pikiran aneh bagaimana ia bisa kembali ke tubuh asalnya.     

Penasaran dengan tubuh Cattarina yang dia rasuki. Dan yakin tidak melakukan kesalahan apapun.     

Monna mendadak kembali ke kehidupan normal?     

Tidak ada pakaian menyusahkan yang harus dia kenakan setiap hari.     

Tidak ada sosok Belhart yang terus mengisi hidupnya dengan cinta.     

Dan tidak ada...     

Emilyan. Putri kecilnya yang menggemaskan dan paling mereka berdua sayangi?     

Menyentuh bibir dan tidak bisa menutupi keterkejutannya.     

Monna tanpa sadar menitikkan air mata.     

Bagaimana ini?     

Kenapa kehidupan bahagianya berubah 180 derajat?     

Dan kenapa dia harus kembali ke kehidupan penuh dengan kenormalannya? Padahal dia sudah mendapatkan banyak kenyamanan di kehidupan tidak normalnya.     

Menikah jatuh cinta lalu memiliki buah hati kecil yang sudah sangat Monna rindukan saat ini.     

Anthonie menatap Monna tanpa berkedip.     

"Apa ada yang masih terasa sakit? Ada yang perlu diperiksa? Jika ada aku akan memanggil dokter."     

Benci ketika ada pria asing sok kenal dengannya. Mata Monna menyalak.     

"Siapa Anda dan kenapa peduli?"     

"Saya hanya salah satu karyawan dari Guntaflow Official. Rakyat kecil di perusahaan ayah Anda. Tapi kenapa Anda begitu peduli?"     

Menggertakan gigi dan terdiam. Anthonie menunjukkan ekspresi berbeda.     

"Aku datang untuk melakukan kunjungan karyawan."     

Berusaha bersikap sewajarnya. Namun sikap wajar itu terasa sangat aneh dan tidak benar.     

Salah!     

Terlalu benar, tapi aneh!     

Monna membiarkan matanya masih berlinang. Masih berusaha mencoba mengerti dan mendengarkan.     

"Kau sudah tidak masuk kerja selama hampir 1 bulan. Dan itu sangat mengejutkan."     

Menggunakan alasan yang logis dan masuk akal.     

Monna tidak banyak berdebat.     

"Tapi Anda bisa menyuruh anak buah Anda, atau teman kerja saya untuk datang."     

Respon dan pernyataan Monna juga masuk akal. Namun Anthonie sekali lagi membuat segalanya menjadi lumrah.     

"Tapi, aku ingin datang sendiri atas dasar solidaritas tinggi." Ungkap Anthonie.     

Monna terus mengawasi kejujuran Anthonie.     

"Istirahatlah lebih banyak jika kau masih merasa lelah dan kurang enak badan. Aku akan menjagamu di sini," seru pria bermata dalam dan menyipit itu.     

Monna kembali mengerjap dan sulit percaya.     

"Anda... sampai ingin meluangkan waktu Anda untuk menjaga saya?"     

Mengangguk pelan dan membantu Monna melentangkan tubuhnya. Kemudian menyelimutinya dengan benar.     

Monna berusaha mengikuti.     

Berpikir ini semua mungkin adalah mimpi.     

Dan ketika dia terbangun kembali.     

Dia akan kembali ke kehidupan abnormalnya.     

Berapa kali pun Monna menutup mata dan membuka matanya kembali.     

Segalanya tidak ada yang berubah.     

Masih melihat hal yang sama. Bangun di ruangan yang sama, yaitu kamar inapnya semula. Hingga keberadaan orang asing yang sama.     

Monna dibuat tidak bisa mengerti dan terus merasa penat.     

Apa yang sebenarnya terjadi padaku?     

Kenapa aku bisa bisa kembali ke dunia asalnya?     

Menjalani kehidupan yang aneh. Lalu dengan membawa seluruh ingatan di semua kehidupan lampau dan dunia dalam novel.     

Aku kembali ke tubuh asalku?     

Seperti bermimpi panjang dan menemukan keajaiban.     

Monna kembali menjadi manusia normal? Tidak ada kekuatan magis dan tidak ada lingkungan sekitar yang penuh dengan misteri.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.