Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 42 ( Tidak Baik Juga Tidak Bagus )



Chapter 42 ( Tidak Baik Juga Tidak Bagus )

0Berjaga di sampingnya selama 24 jam penuh. Terkadang lebih sering menjadi teman mengobrolnya. Sehingga darimana mungkin Monna tidak memperlakukannya secara semi formal. Dan bukankah yang seharusnya bersikap formal adalah Neil lebih utama?     

Dimana Monna memang sudah masuk dalam dunia novel ini cukup lama. Namun siapa yang cepat beradaptasi hingga mengerti segala aturan yang tidak pernah langsung diberitahukan padanya? Hanya harus terus belajar sendiri dan mengamati sendiri bagaimana seluruh makhluk yang ada di dalam novel ini saling berinteraksi.     

Tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh dengan dunia nyatanya. Namun terkadang karena masih ada banyak perbedaan budaya dan kebiasaan yang masih belum Monna hapal secara keseluruhan. Monna terkadang masih harus meraba-raba dan mengikuti naluriahnya semata.     

"Wajar jika berada ditaraf yang sewajarnya. Namun aku menemukan hubungan kalian sepertinya tidak terlalu wajar. Namun apa hal itu hanya perasaanku saja?" tanya Belhart tanpa peduli dengan seribu kebingungan yang tampil di wajah istrinya.     

"Bagaimana mungkin hubungan kami bisa terlihat kurang wajar? Apa Anda tidak salah menyampaikan sesuatu? Atau paling tidak mengamati sesuatu?" tanya Monna masih kurang mengerti.     

Sudah cukup aneh bahwa Belhart bisa memperhatikan hubungannya dengan Belhart. Namun fakta soal dia juga cukup tidak menyukainya membuat Monna sungguh sulit percaya. Kenapa Belhart harus terlihat marah. Dan kenapa pria itu harus terlihat ingin sekali mengekangnya?     

Karena dia adalah seorang istri maka dia harus terus patuh padanya? Berbeda dengan Cattarina yang dulu dia kenal? Wanita yang bersedia melakukan apapun untuk orang yang dia cintai? Namun bukankah Monna dalam diri Cattarina sudah pernah mengatakan padanya bahwa dia sudah tidak mencitai pria itu lagi?     

Memilih menikah hanya karena tidak ingin semakin menaikkan desas-desus buruk yang berkaitan dengan keluarganya.     

Tidak ingin memperkeluh keadaan dan tidak ingin menurunkan pamor keluarganya yang selama ini masih aman dan juga baik-baik saja. Monna kemudian menghelah napas dengan pandangan sangat lelah.     

Dimana seharusnya ketika Alliesia baru saja menyalurkan energinya, Monna merasa tubuhnya baik-baik saja. Namun ketika masalah lain kembali dibahas. Otaknya terasa kembali menjadi tegang.     

Belhart yang terus memperhatikan Cattarina sejak tadi pun menjadi ikut cemas.     

"Kau baik-baik saja? kenapa kondisimu bisa kembali pucat? Aku hanya bertanya soal Neil, namun kau sudah seketika menjadi stress kembali?"     

Entah ingin marah atau kesal karena apapun yang dia pancing menjadi salah. Belhart hanya bisa menekan keinginan kuatnya untuk bertanya lebih lanjut tentang hubungan keduanya. Bukan bermaksud ingin membuat wanita itu semakin terpuruk pada pertanyaan sulit yang dia ajukan.     

Cattarina yang dia lihat nampaknya sedang ringkih dan lemah tanpa sebab yang pasti. Belhart kemudian berjalan keluar pintu. Mamanggil pengawal dan menyuruh salah satu dari mereka untuk menemukan Alliesia secepatnya.     

"Panggil Alliesia kemari dan segera," ucapnya cepat dan berteriak memberikan perintah.     

Alliesia yang panik dan berhasil dipanggil pun langsung tergopoh-gopoh menemui Yang Mulia-nya dengan masuk ke dalam tanpa memberikan salam. Bertanya dengan cukup heran juga bingung.     

"Yang Mulia. Apa ada hal serius yang terjadi kembali? Kenapa Anda berteriak dan memanggil saya kemari sekali lagi?" Alliesia kemudian menatap Cattarina dengan cukup terkejut.     

"Ada apa dan kenapa dengannya?" tanya belhart. Dia kemudian menambahkannya.     

"Bukankah kau sudah mengirimkan energi positif padanya?" tanya Belhart lagi. Memmbuat Alliesia langsung menatapnya dan bingung seketika. Berjalan mendekat Cattarina lalu meminta izin.     

"Yang Mulia, mohon izin untuk mengecek kondisi Anda sekali lagi dengan lebih tepat."     

Monna langsung memberikannya izin. Tidak bertanya lebih jauh dan menyerahkan saja telapak tangannya untuk diperiksa. Alliesia yang masih tidak mengerti pun langsung meraih tangan itu. Menggenggamnya lalu memeriksa kondisi kesehatannya dengan lebih serius sembari memejamkan mata.     

"Saya tidak bisa menyentuh Tuan putri, Yang Mulia." Ucap dan ungkap Alliesia pada akhirnya ketika dia sudah berhasil mengecek kondisinya.     

Belhart spontan menatapnya dengan tatapan tercengang.     

"Apa maksudmu?" tanyanya dingin dan sama sekali tidak bisa menyimak artinya.     

Alliesia sudah melanjutkan kembali hasil pemeriksaannya.     

"Dengan kekuatan penyembuh yang saya miliki. Saya sama sekali tidak bisa mengurangi sedikit saja stress dan ketakutan yang menyerang Putri Mahkota, Yang Mulia."     

Monna dan Belhart spontan terkejut secara bersamaan.     

"Bagaimana itu mungkin? Bukankah belum lama ini kau sudah mengirimkan energimu padanya?" tanya Belhart sangsi.     

Dan Alliesia segera saja membalasnya.     

"Ya. Namun itu hanya diawalnya saja, sebelum ini saya memang sudah berhasil menyalurkan energi positif tersebut pada tubuh Yang Mulia Putri Mahkota. Namun tanpa bisa diduga... energi itu langsung menguap dan lenyap begitu saja entah kemana."     

Belhart segera saja bertanya.     

"Bagaimana hal itu bisa terjadi?"     

Alliesia lalu menggeleng dengan lemah.     

"Entahlah. Tapi, masalah ini nampaknya lebih serius dibandingkan apa yang kita perkirakan." Ungkap Alliesia dengan kesadaran penuh.     

"Dan yang saya heran dan bingung adalah. Kenapa saya tidak bisa menggunakan kekuatan penyembuh saya pada anda. Padahal seharusnya mungkin saja perasaan Anda akan menjadi lebih baik ketika saya menyalurkan sedikit saja kekuatan yang saya miliki. Namun ternyata hal tersebut hanya bertahan sebentar dan itu cukup aneh?"     

Alliesia berulang kali menatap Cattarina dengan gusar. Begitu pula dengan belhart yang sangat terkejut dengan penuturan Alliesia.     

"Ini lebih dari aneh, Alliesia. Dan apakah kau serius dan tidak bercanda?" tanya Belhart sekali lagi dengan sangat ragu. Sementara Alliesia tetap berkeyakinan kuat.     

"Ya. Saya serius dan tidak bercanda. Lagipula apa untungnya bagi saya jika saya berbohong?" timpalnya.     

Membuat Monna yang seolah menjadi penonton yang bodoh tidak mengerti dengan satu kalimat apapun yang mereka berdua bicarakan. Sibuk menatap keduanya dengan tatapan heran lalu akhirnya bertanya.     

"Memangnya kenapa jika kekuatan penyembuh itu tidak bekerja padaku? Apa masalahnya begitu serius?" tanya Monna segera. Dan Belhart langsung saja mengiyakannya.     

"Ya. Tentu saja. Dan hal tersebut bisa menjadi tidak baik dan juga tidak bagus," ungkap Belhart pelan.     

***     

____     

Hai! Hai! Hai!     

Author kembali dengan cerita fantasi romance.     

Tetap mengandung unsur romance karena author sangat menyukai genre tersebut, ditambah lagi, author sangat menyukai segala sesuatu yang bersifat fantasi seperti Fairytale? Magis? Dan kekuatan supranatural? Hingga hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.     

Semua itu ingin sekali author buat dalam cerita ini. Namun tentu saja unsur fantasi yang author buat di sini benar-benar hanya rekaan author dan mungkin ada diantaranya yang masih masuk diakal hingga memang benar-benar ada.     

Jadi, ayuk! Simak selengkapnya cerita 'Masuk Dalam Dunia Novel' ini!     

Hope you enjoying, dear!!     

Dan jangan lupa dukung terus cerita author ini jika kalian memang menyukainya!     

Ingat jangan hanya membaca tapi juga review n coment bagaimana kesan dan pesan kalian dalam cerita penuh khayalan ini!     

Jangan lupa gift, vote n koin-nya ya dear,,     

Happy reading ~     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.