Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 44 ( Status Pekerjaan Vs Pasangan Hidup )



Chapter 44 ( Status Pekerjaan Vs Pasangan Hidup )

0Monna akhirnya baru menyadari bahwa Neil juga berada di dalam ruangan ini. Sempat berpikir bahwa pria itu masih berada di luar. Monna akhirnya teringat kembali bagaimana hebohnya Belhart yang memanggil seluruh pengawal juga pesuruhnya untuk mencari dan menemukan Alliesia agar bisa mengecek kondisi kesehatan Cattarina sekali lagi.     

Terlihat cukup panik dan kalut karena melihatnya tidak dalam keadaaan sempurna.     

Kini untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Monna menatap wajah tirus namun lebar dan tampan itu selama sepersekian detik. Lalu kemudian kembali berpikir jauh tentangnya.     

'Apa kiranya yang akan dikatakan Belhart untuk membalas candaan Alliesia? Akan marah dan tersinggung-kah? Atau malah langsung melarikan diri karena terlalu lelah mendengarkan seluruh omong kosong tersebut?'     

Sembari terus memikirkan pilihan mana yang akan dilakukan oleh Belhart. Monna justru malah melihat pria itu menatapnya balik.     

Membuatnya tertunduk dan tidak berani melihat lagi.     

Belhart kemudian balik menatap Alliesia dengan dingin setelah dia sempat melihat Neil sekilas yang juga baru menyadari bahwa pengawal setianya itu ternyata juga berada di dekatnya.     

"Neil dan aku sudah sewajarnya melindungi Putri Mahkota. Satu karena status pekerjaannya. Dan satu lagi karena memang adalah pasangan hidupnya. Jadi apa kau perlu menjabarkan kalimat tersebut padahal sebetulnya tidak diperlukan?"     

Alliesia spontan terdiam karena dia menyadari bahwa kata-katanya cukup memancing emosi Belhart. Tidak senang ketika dia mengikut-sertakan nama Barron Neil dalam soal perlindungan yang sudah dan akan diterima oleh Sang Putri Mahkota.     

Belhart nampaknya cukup kesal dengan kata-katanya tersebut. Namun tidak merasa salah dalam mengucapkan sesuatu yang memang benar adanya.     

Alliesia hanya memilih untuk mengamankan situasi.     

"Ya. Anda sangat benar, Yang Mulia. Saya sangat setuju. Dan terima kasih karena sudah mengoreksinya,"     

Monna hanya terus menatap keduanya dengan tatapan datar. Menangkap cukup jelas bahwa keduanya saling bertenggang tanpa alasan yang jelas. Namun Alliesia masih mencoba untuk mengalah.     

Sehingga saat ini masalah apa yang sedang Belhart risaukan?     

Soal status Neil yang harus menjaga dan melindunginya? Atau soal status dan pekerjaan tambahan yang harus dia utamakan juga karena dirinya saat ini adalah istrinya.     

Tidak senang bila nama baiknya sampai tercemar.     

Monna akhirnya memilih untuk tidak memikirkan masalah tersebut sampai jauh. Karena sebuah suara mendadak mengejutkannya.     

Lomus Dominic Gerald masuk ke dalam ruangannya setelah mendengar kehebohan yang terjadi di istana Putra Mahkota. Semua orang spontan menoleh dan memberikan hormat.     

Terkejut dan tidak menyangka bahwa baginda kaisar datang seorang diri ke kamar istana miliknya. Tanpa suara dan tanpa pemberitahuan apapun lebih dulu sebelum masuk. Membuat Monna yang sedang duduk santai langsung bangkit dan turun dari ranjangnya.     

Turun dengan tergopoh-gopoh tanpa mempedulikan keseimbangan sehingga sekali lagi, mungkin sudah yang kedua atau tiga kalinya Belhart menahan tubuhnya yang hampir terjatuh sekali lagi.     

Belhart kemudian bertanya dengan cemas bercampur kesal.     

"Kau baik-baik saja? Kenapa kau sering sekali terjatuh? Tidak punya keseimbangan dan ingin banyak orang terus membantumu,"     

Neil yang mengamati hanya diam. Memang tidak sempat menolong dan juga belum berani menolong walaupun sanggup. Belhart ternyata sudah mendahuluinya.     

Membuat Monna merasakan debaran jantung yang tidak bisa dia hiraukan begitu saja terulang kembali.     

Deg!     

Apa dia akan membunuhku karena aku membuatnya kesusahan? Menghukumku hanya karena aku membuatnya harus menopang tubuhku yang hampir terjatuh di depan ayahnya?     

Sembari meruntuk dan menyesali perbuatan sendiri, Monna buru-buru menjauhkan dirinya. Bergerak dan berdiri lebih tegak untuk bersiap-siap memberikan salam pada matahari utama kerajaan Geraldy.     

Belhart sudah langsung memicingkan matanya ketika gerakan cepat Cattarina kembali membuatnya tidak puas.     

Seolah jijik dan tidak ingin saling bersentuhan. Wanita itu seakan ingin menjauh darinya secepat mungkin yang dia bisa. Tidak berterima kasih karena sudah dibantu. Cattarina justru lebih mementingkan ayahanda-nya ketimbang dia.     

Belhart sudah langsung saja membuang wajahnya ke arah sang ayah. Dan Monna yang memiliki kewajiban pun langsung menyapa dan memberikan salah hormatnya pada Sang Baginda.     

"Hormat Cattarina Bourston pada Yang Mulia Baginda Kaisar Raja Agung Negeri Geraldy. Salam sejahtera dan sehat selalu untuk Anda, Yang Mulia."     

Belhart sudah langsung saja memotong sapaan hormat Cattarina dengan cepat.     

hanya di w.e.b.no.ve.l     

"Ada apa Ayah kemari? Kenapa begitu mendadak?" tanya Belhart cukup penasaran. Karena selama ini ayahnya belum pernah datang ke istana miliknya bahkan masuk ke kamarnya.     

Lomus Dominic sudah langsung menatap putranya dengan tatapan mata elang. Menyipit kemudian mempertajam tatapannya ketika bidikannya sudah tepat pada sasaran.     

"Aku yang seharusnya bertanya padamu. Keributan semacam apa yang kau sebabkan hari ini? kenapa kau membuat gempar satu istana hanya karena perbuatan kecilmu? Dan kenapa ada banyak sekali orang yang membicarakan kalian? Sesuatu yang penting telah terjadi di sini hari ini?" tanya Lomus dingin.     

Namun ketika dia menatap sosok Cattarina kembali, wajah dingin itu langsung berubah menjadi hangat. Seolah memiliki dua kepribadian dan tidak senang dengan kehebohan yang disebabkan oleh putranya.     

Lomus lalu menyapa lembut Cattarina.     

"Kau baik-baik saja Cattarina? Tidak ada sesuatu yang buruk terjadi padamu dan apa Belhart sudah melakukan sesuatu yang kurang menyenangkan untukmu?" tanya Lomus penuh dengan perhatian dan Monna menyadari perhatiannya itu.     

Tahu bahwa Baginda Kaisar sangat mendukung hubungan antara Belhart dengan dirinya tanpa alasan yang pasti dan jelas. Monna hingga saat ini masih kurang mengerti bagaimana pria yang paling berkuasa ini begitu membanggakan diri Cattarina.     

Menutup mata untuk seluruh perbuatan jahat dan juga memalukan yang sudah di lakukan Cattarina Bourston dahulu kala. Lomus Dominic tidak pernah satu kalipun meragukan kepercayaannya pada Cattarina.     

Dan hanya satu kali, kepercayaan dan kecintaannya itu pudar. Ketika mengetahui bahwa Cattarina, menantu yang dia percayai ingin membunuh Alliesia. Lomus Dominic pada akhirnya juga membenci wanita jahat itu.     

Menyetujui hukuman mati untuk keluarganya dan tidak memberikan dukungan yang penuh lagi setelah seluruh tuduhan jatuh pada keluarga dengan status kejahatan Cattarina yang sulit diampuni.     

Lomus Dominic akhirnya melepaskan kepercayaan dan kecintaannya tersebut terhadap keluarga Bourston. Memberikan kuasa dan kepercayaan penuh pada putranya, Belhart Dominic untuk bisa menyelesaikan seluruh masalah yang terjadi kala itu sepenuhnya.     

Lomus Dominic pada akhirnya menutup mata rapat-rapat ketika seluruh anggota keluarga dan dirinya dijatuhi hukuman mati. Monna kemudian mencengkram erat-erat gaun kebesarannya. Sudah mulai terbiasa dengan gaun yang lebar dan juga mengembang.     

Monna kali ini justru merasakan pakaian yang dia kenakan hari ini terasa sangat berat.     

Monna kemudian menjawab pertanyaan itu dengan kata-kata yang sedikit tercekat namun masih terdengar normal.     

"Saya baik-baik saja, Yang Mulia. Dan maafkan saja jika membuat keributan semacam ini di mana-mana,"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.