Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 53 ( Membuat Sebuah Keputusan )



Chapter 53 ( Membuat Sebuah Keputusan )

0Matahari pagi yang cerah sudah mulai masuk ke dalam kamar melalui celah-celah jendela besar yang berada di dekatnya. Menyadarkannya pada waktu yang sudah menjelang pagi hari. Dan kicau burung yang berbunyi dan memanggil kian menyemarakkan tanda waktu paginya.     

Membuatnya bergerak dan mulai menggerakkan keningnya karena gelisah. Cattarina yang baru saja bangun dari tidur panjangnya pun segara membuka matanya. Menguap satu kali dan tercengang mengamati sekelilingnya. Ketika dia mengingat apa yang sebenarnya terjadi beberapa saat sebelum dia tertidur.     

Tidak sadar bahwa ternyata tidur yang dia rencanakan hanya berjalan selama sebentar malah jadi berkepanjangan. Monna langsung saja terperanjat dan bangkit dari tempat tidurnya karena panik.     

"Astaga! Apa yang aku lakukan semalam? Dan kenapa aku bisa tidur sangat panjang tanpa menggunakan rem? Aku tidur kurang lebih 16 jam. Dan tidak ada seorang pun yang membangunkanku?" untuk Monna luar biasa terkejut dan juga terkejut.     

Monna lalu mengingat kembali bagaimana Alliesia seharusnya masih berada bersama dengannya. Ketika dia berjanji akan menemaninya sampai Cattarina bangun. Melewati belasan jam dan baru bangun ketika esok paginya.     

Monna langsung saja memukul kepalanya dengan cukup keras.     

"Tidurmu kurang nyenyak? Kenapa kau sampai harus memukul kepalanya seperti orang bodoh?" tanya sebuah suara yang langsung membuat Cattarina menoleh ke arahnya dengan sangat cepat karena tahu bahwa yang sedang berbicara itu adalah Belhart.     

Monna kembali berubah jadi panik.     

"Sejak kapan... ah, maaf. Maksud saya.. Sejak kapan Anda ada di sana?" tanya Monna sembari mencengkram selanjutnya dengan lebih erat menutupi dirinya.     

"Kau sudah bangun?" sapa Belhart sekali lagi dengan tatapan yang sama seklai tidak bisa Monna cerna.     

Bingung karena mungkin saja tatapan itu berarti buruk dan mengkhawatirkan.     

Belhart kembali menurunkan nada bicaranya yang mungkin terdengar kurang bersahabat.     

"Aku hanya sekedar ingin menyapa istriku di pagi hari. Apakah itu aneh?"     

Monna dengan cepat langsung membantin.     

'Ya. Sangat aneh. Dan hal itu tidak semestinya kau lakukan.' Ungkap Monna sangat penuh penekanan di dalam hati.     

Belhart sih terus menatapnya tanpa berkedip. Seolah menembus karena tataoan tajam itu Seolah ingin menegaskan betapa pria itu punya kuasa juga kekuatan untuk membelah bumi.     

Monna akhirnya menjawab dengan rendah.     

"Ya, Yang Mulia. Saya sudah bangun. Dan... Apa Anda tidak pergi bekerja?" tanya Monna yang mungkin sebenarnya memiliki arti untuk mengusir Sang Pangeran atau Putra Mahkota.     

Namun karena Belhart serang tidak ingin mencoba berpikiran negatif. Dan Monna secara pribadi juga tidak menunjukkannya secara jelas.     

Monna sudah langsung saja menambahkan.     

"Sekarang memang masih pagi. Namun Anda biasanya sudah tidak berada di dalam kamar. Namun ternyata, Anda masih duduk di sana dan mengamati saya?"     

Kesal dan tidak senang memang itu yang dirasakan oleh Belhart. Namun karena beberapa situasi dan keadaan yang sudah dia ketahui membuatnya sulit untuk marah. Belhart kemudian hanya menatap Cattarina dalam diam.     

Sudah berpikir semalaman dan bahkan sampai tidak tidur semalaman.     

"Aku sudah membuat sebuah keputusan, Cattarina."     

Nama yang sengaja dipanggil lengkap. Cattarina. Dan bukan Catty. Monna sudah merasakan debar jantungnya memompa dengan kecepatan lebih tinggi.     

"Memutuskan... Apa, Yang Mulia?" tanya Monna cemas.     

Belhart kemudian membidik manik matanya.     

"Aku akan menemanimu mempersiapkan acara penyambutan untuk keluargamu besok," ucapan yang terlalu mendadak dan mengejutkan.     

Membuat Monna tidak kuasa untuk berkedip hingga beberapa kali.     

"Apa maksud Anda dengan...? Anda ingin membantu saya menyiapkan pesta penyambutan untuk keluargamu saya besok di istana?"     

Menghubungi keluarganya untuk hadir di pesta penyambutan tersebut saja belum Monna lakukan. Namun sekarang, Belhart sudah secara mendadak ingin membantunya mempersiapkan acara tersebut?     

Jika bukan karena terlalu bersemangat, lalu apa lagi?     

Namun yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah, kenapa Belhart mendadak ingin membantunya? Dan kenapa juga dia mendadak jadi begitu rajin menawarkan dirinya?     

Sesuatu yang baik terjadi-kah? Atau suasana hatinya sedang bergembira? Karena itu dia siap membantunya?     

Namun yang menjadi pertanyaan besar yang lain adalah, kenapa dia harus mengincar Cattarina? Dan kenapa juga Belhart tetap menatapnya dengan tatapan dingin? Tidak inginkan pria itu tulis menyampaikan sesuatu?     

Sehingga tanpa berpikir Monna langsung saja bertanya balik dengan sedikit ragu.     

"Apakah ayahmu yang memintanya? Itu sebabnya, kau ingin mengajukan diri?" tanya Monna tanpa sadar mengunakan nada bicaranya yang lebih santai. Tidak menjadi terlaku sopan dan tidak menjadi kaku seperti biasanya.     

Belhart langsung saja membalas.     

"Apakah aku perlu dorongan dari ayahku, agar aku bisa punya keinginan untuk membantumu?" tanyanya balik.     

Membuat Monna pusing tujuh keliling dan membantah.     

"Tidak juga sebenarnya. Hanya saja, jika tidak seperti itu. Kenapa Anda mendadak.."     

"Aku melakukannya atas keinginanku sendiri. Tidak dipaksa. Dan tidak ingin memaksakan diri. Kau tidak ingin aku bantu?" tanya Belhart entah seperti mengulurkan bantuan atau mengancam.     

Monna sudah kembali membantin dengan kesal.     

'Tentu saja aku tidak ingin. Tapi bagaimana aku bisa mengatakannya? Karena jika aku mengatakan jawaban sesimpel itu, kau mungkin saja akan memenggal lehernya,'     

Monna dengan cepat langsung menggurungkan niatnya untul berkata jujur. Dimana berbohong terkadang menjadi juru selamat bagi banyak orang.     

"Saya tentu tidak keberatan, Yang Mulia. Bagaimana mungkin saya bisa tidak ingin dibantu dan menerima kemurahan hati Anda?" ucap Monna pelan namun berusaha memberikan keyakinan.     

Belhart lalu berusah mengangguk mengerti hingga dua kali.     

Menyukai jawaban itu namun moodnya masih saja buruk.     

"Kalau begitu, kabari aku nanti. Kapan kau sudah ingin memulainya,"     

Monna lalu memilih untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarannya.     

"Terima kasih, Yang Mulia. Dan... Apa Anda akan terus berada di sana selama mungkin?" tanya Monna cemas yang sebenarnya dengan ingin mengusir. Namun tidak kuasa untuk melakukannya karena dia memang tidak memiliki hak apapun untuk mengusir Belhart, sang pemilik sah dan paten dari kamar ini.     

Dimana Monna harus sangat menyadari bahwa dia hanya menumpang! Tidak memiliki satu pun ruang privasi dan kepemilikan.     

Belhart yang mendengar disiram halus itu pun langsung bangkit berdiri. Sempat masih ingin mengatakan banyak hal seperti,     

'Apa tidurmu nyenyak?'     

Belhart sudah menyakini bahwa Cattarina akan menjawab 'Ya,'. Karena kebohongan terus Cattarina ucapkan setiap kali dia berurusan dengan Belhart. Dimana Cattarina yang dia kenal saat ini tenyata telah menjadi pribadi yang sangat suka berkelit darinya dan tidak ingin menimbulkan perhatian. Serta selalu berharap bisa bermain dengan aman terhadapnya.     

Atau Belhart juga ingin berkata,     

'Apa kau harus mengusirku secara halus seperti itu? Padahal aku sudah sangat serius dalam mencemaskanmu? Menjadi orang yang hilang arah dan tujuan juga tidak punya gairah untuk bisa menghadapimu. Kini Kau malah ingin aku meninggalnya begitu cepat?'     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.