Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 54 ( Sarapan Terburuk Sepanjang Masa )



Chapter 54 ( Sarapan Terburuk Sepanjang Masa )

0Dimana rasa kesal ini terus Belhart tahan karena dia memang tidak ingin membuat Cattarina semakin cemas dan takut.     

"Aku akan membiarkanmu bersiap-siap dan menyuruh seseorang untuk mempersiapkan sarapan pagi untuk kita. Menunggu mu diluar jika kau bisa lebih nyaman seperti itu,"     

Monna seketika termenung di tempat. Tidak bisa mencerna situasi apa yang terjadi dan kendala apa yang sedang dia hadapi.     

Monna kemudian melihat Belhart sudah berjalan meninggalkan kamar. Monna kemudian berucap seorang diri.     

"Apa yang baru saja dia katakan? Menunggu di luar dan akan mengajakku sarapan pagi bersama??     

Monna sudah langsung saja memukul kepalanya sendiri karena frustasi.     

"Demi Tuhan dan demi apapun! Ini akan menjadi makan pagi terburuk sepanjang masa? Apa yang sebenarnya dengan Belhart sang penguasa itu pikirkan?"     

Monna sangat ingat dengan jelas bahwa Belhart tidak pernah meluangkan waktunya untuk makan bersama dengannya untuk alasan apapun. Kecuali tentu saja saat perjamuan makan bersama dengan orang-orang penting dan juga Baginda Kaisar.     

Sehingga mungkinkah akan ada Baginda Kaisar yang juga akan ikut makan bersama dengannya?     

Karena sebab itu, Belhart ingin meluangkan waktunya sejenak karena terpaksa?     

Monna langsung merasakan tenggorokan nya tercekik. Mengacak rambutnya dengan asal lalu menggerutu seorang diri setelah menggeliat di tempat tidurnya. Seorang dayang pun akhirnya muncul tidak lama setelah dia selesai mengutuk nasibnya.     

"Tuan Putri ingin mandi lebih dulu? Saya sudah siapkan air hangat dengan beberapa kelopak bunga kesukaan Anda untuk menemani waktu santai Anda berendam. Namun, karena Yang Mulia Putri Mahkota mengatakan bahwa beliau akan sarapan pagi bersama Anda. Tuan Putri katanya dipersilahkan mengunakan waktu sesantai mungkin yang Anda inginkan tanpa mempedulikan Yang Mulia Pangeran,"     

Seolah diberikan sebuah kebebasan untuk melakukan banyak hal dan ditunggu untyk batas waktu yang boleh dia tentukan. Monna seakan merasa diberikan perhatian khusus. Mengalah untuk kebaikan orang lain. Dan bersabar demi untuk memberikan kesan yang paling baik bagi semua orang.     

Belhart seolah ingin menunjukkan betapa dirinya sangat peduli dengan istrinya.     

@webnovel     

Monna lalu mengangguk dengan lemah ketika selimut yang dia gunakan untuk menenggelamkan dirinya ditarik keluar.     

Membangunnya secara halus namun masih menggunakan cara tertentu untuk mempercepat langkahnya agar tidak membuat Yang Mulia Putri Mahkota menunggu terlalu lama. Monna lalu mengangkat wajahnya ke atas dengan lemas untuk menatap dayang pribadi miliknya.     

"Lily~ tidak bisakah aku tidur sejenak? Aku mendadak merasa mengantuk. Dan aku ingin menenggelamkan diriku sebentar, ah tidak.. jika perlu selamanya ke alam bawah sadarku,"     

Monna dengan cepat langsung memutar bola matanya dengan tatapan lelah.     

Entah bicara melantur apa yang Monna ucapkan pada Lily. Dimana pengasuhnya itu memang sudah mulai terbiasa dengan tingkah Cattarina yang lengket dengan tempat tidurnya. Sulit dibangunkan dan lebih cepat tidur.     

Lily hanya bisa bertolak pinggang untuk mengingatkan majikannya sekali lagi.     

"Ini sulit, Yang Mulia. Karena sudah saya sudah katakan, Yang Mulia. Bahwa Putra Mahkota menunggu Anda diluar. Sehingga Anda tidak bisa membiarkannya menunggu terlalu lama. apalagi selamanya. Anda ingin Yang Mulia Putra Mahkota menjadi jamuran atau lumutan?"     

Monna lalu menggerutu dalam hati.     

'Ya. Silahkan. Dan aku tidak akan mau peduli,' ucap Monna diam-diam dalam batinnya.     

Monna sudah merasakan setidaklarasan dalam ucapan Lily.     

"Tapi, bukankah kau tadi mengatakan bahwa Putra Mahkota menunggu dan membiarkan aku menggunakan waktuku secara bebas? Namun sekarang, kenapa kau malah memburu-buruiku?" protes Monna yang tidak ingin cepat bertemu dengan Belhart kembali.     

Lily sudah langsung berucap dengan ciri khasnya yang ceplas ceplos tanpa peduli bagaimana tanggapan majikannya.     

"Saya memang menyampaikan pesan Yang Mulia Putri Mahkota. Namun, saya secara pribadi tidak mendukungnya. Sehingga sekarang, Tuan Putri, Ayo! Segera bangun dan kita bergegas," ucap Lily mengajak dengan penuh penegasan sembari menarik tangan Monna untuk ikut bersama dengannya menuju ke kamar mandi.     

"Ayo, Yang Mulia Putri. Jangan bermalas-malasan dan bersemangatlah. Karena ini adalah sarapan pertama kalian semenjak menikah," ucap Lily menambahkan dengan penuh semangat padahal bukan dia yang ikut sarapan bersama mereka.     

Namun Monna yang tidak sepaham dengan isi pikiran Lily malah kembali menggerutu dalam hatinya.     

'Oh, ya ampun! Siapa juga yang akan bersemangat jika makanan apapun yang akan aku makan pagi ini justru menjadi duri dan batu yang sulit aku telan'     

Monna kemudian mengikuti Lily dengan langkah gontai setelah tatapan Lily seolah menusuknya. Menyuruhnya bergegas dengan tidak sabaran dan panik yang berkepanjangan karena belum juga belihat Cattarina bergerak.     

"Baiklah. Demi kau aku akan melakukannya,"     

Ucapan aneh Monna langsung saja dibantah.     

"Bukan demi saya, Yang Mulia. Bagaimana bisa Anda mengatakan hal itu? Padahal seharusnya yang perlu Anda utamakan adalah suami Anda sendiri,"     

Monna terjepit antara ingin membantahnya atau menyangkalnya.     

Keduanya memiliki artian yang sama antara menolak atau tidak ingin mengakuinya. Lily lalu mendorong Catarrina dengan lincahnya.     

Beberapa dayang lalu datang dan melayani Tuan Putri mereka. Memandikannya, membantunya mengenakan pakaian dan juga berdandan layaknya seorang majikan terhormat yang diagungkan. Jika Monna masih berada di kehidupannya yang terdahulu di dunia nyatanya sebelum masuk ke dalam novel ini. Monna pastinya tidak akan menerima perlakuan seistimewa ini.     

Hanya menjalani kehidupan seorang diri dan tidak pernah dilayani membuat Monna jika boleh jujur memang masih belum terbiasa. Namun tidak menutup kebesaran hatinya untuk menerima semua perlakuan istimewa tersebut.     

Dimana semua ini hanya bisa dia dapatkan selama dia menjabat sebagai istri dari Putra Mahkota. Hanya akan bertahan selama satu tahun. Dan setelah itu dia akan tetap menjadi seorang Cattarina yang mandiri.     

Masih memiliki beberapa dayang di kediaman Bourston. Menjadikan keistimewaan lain yang dia dapatkan memang turun sedikit lebih rendah satu level ke bawah. Namun di sana dia bisa mendapatkan banyak cinta yang dia harapkan.     

Cinta dari sebuah keluarga dan perhatian dari banyaknya kasih sayang yang seluruh keluarga Cattarina berikan padanya.     

Belum tahu soal gadis lain yang masuk dalam tubuh anaknya. Dan bila mereka tahu bahwa jiwa Cattarina sudah tidak berada di raganya. Apa kira-kira yang akan mereka lakukan terhadap raga Cattarina yang hanya meninggalkan cangkangnya dan telah disi oleh jiwa lain yang berasal dari dunia lain juga?     

Bayangan imajinasi semacam ini membuat Monna agaknya cukup kesulitan untuk bisa menerimanya. Jika seandainya benar seluruh jati dirinya diketahui. Dimana keluarga Cattarina juga tidak mungkin tahu bila dia tidak menceritakan apapun.     

Karena sebagian besar ingatan Cattarina masih tertinggal ditubuhnya. Sehingga Monna bisa mengingat dan meresapi seluruh ingatannya dengan baik. Seolah ingatan itu juga adalah bagian dari dalam dirinya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.