Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 55 ( Keterlaluan )



Chapter 55 ( Keterlaluan )

0Menjalaninya dan mengalaminya sendiri, seperti benar-benar terbenam di otaknya. Sehingga terkadang Monna juga merasa dirinya adalah bagian lain dari Cattarina. Terpecah pada dunia lain yang terpisah dengan jiwa sang pemilik tubuh.     

Monna lalu menyingkirkan seluruh imajinasinya yang semakin lama semakin liar dan tidak menentu ke arah mana ingin dia bawa. Hingga sebuah suara membuyarkan seluruh lamunannya yang tenang.     

"Yang Mulia Putri, Anda sekarang sudah selesai dan boleh pergi," ucap salah satu dayang yang telah memberikan polesan akhir pada wajahnya.     

Mempercantik penampilan Cattarina yang pada dasarnya sudah cantik. Sehingga tidak terlalu menemukan banyak kesulitan untuk bisa memperindah bentuk dan rupa majikan mereka yang sudah rupawan.     

Monna kini mengamati penampilannya dari atas hingga ke bawah di depan cermin besar yang bisa menampakkan penampilannya secara utuh.     

Berputar ke kiri dan ke kanan untuk sekedar melihat betapa sempurna diri Cattarina dalam hasil pengamatannya. Monna mungkin akan memberikan nilai 100 untuknya. Mendekatkan wajahnya pada cermin, Monna juga kembali mengagumi wajah indah itu sekali lagi untuk kesekian kalinya.     

Cantik dan menawan.     

Dua hal itulah yang paling bisa Monna lukiskan untuk menjelaskan betapa mata yang bagai batu berlian openheimer blue yang jernih namun dalam itu bersinar memantulkan cahaya yang mengenainya.     

Pipi yang bagai buah plum dan kulit wajah yang halus bagaikan porselen. Hingga warna kulitnya yang seputih susu. Membuat Monna setidaknya bersyukur dia tidak berpindah tubuh ke orang lain yang mungkin buruk rupa atau semacamnya.     

Namun ada sesuatu yang sepertinya kurang tepat di matanya. Sehingga Monna kembali mulai mengucapkan rasa keberatannya.     

"Apa kalian sama sekali tidak keterlaluan?" tanya Monna dengan alis yang berkedut karena menahan kesal dan tidak ingin berpasrah diri.     

Merri, salah seorang datangnya lalu maju dan bertanya dengan heran.     

"Ya, Yang Mulia. Keterlaluan seperti apa yang Anda maksudkan, Yang Mulia?" tanya Merri dengan sikap hormatnya.     

Monna lalu mengemukakan isi pikirannya.     

"Aku tahu bahwa kalian ingin mempercantik penampilanku menjadi sedemikian rupa. Namun, apa kalian tidak salah dengan memakaikan pakaian seperti ini padaku?"     

Lily yang takjub melihat penampilan Cattarina pun langsung memujinya.     

"Penampilan Anda sangat cantik, Yang Mulia. Lebih dari luar biasa. Saya sampai sangat terkesima. Jadi bagaimana nantinya dengan Yang Mulia Putra Mahkota? Akan seheboh ini seperti saya atau tidak?"     

Monna lalu memilih untuk pertanyaan Lily sementara waktu sampai rasa keberatannya terjawabkan.     

"Kalian tidak ingin menjawab apapun?" pancing Monna. Dan dia masih juga ingin menambahkan.     

"Aku dan Putra Mahkota hanya akan makan pagi bersama-sama. Namun kalian mendadak mendadaniku seperti akan menghadiri sebuah pesta besar? Memoles dengan sangat mencolok. Kalian bahkan sengaja memilihkan aku pakaian kebesaran ini?"     

Dimana Monna sungguh sangat dibuat syok oleh pola tingkah seluruh ajudannya. Mengerti bahwa mereka ingin memberikan penampilan yanv terbaik untuknya. Namun, apa mereka perlu memberikan sebuah gaun yang terlalu berbeda, mahal dan sangat berkarateristiksangat waw, seperti yang mereka berikan untuknya?     

Dimana Monna memang mengakui bahwa dirinya terlalu tifak menyimak keadaan di sekitarnya. Sehingga tidak menyadari bahwa mereka memilihkan gaun pesta yang cantik untuknya. Padahal jika dia bisa memilih, Monna pastinya akan memilih gaun standar biasa yang sering dia gunakan.     

webnovel.id     

Tidak memaksakan diri untuk terlihat all in dalam penampilannya pagi ini. Monna lalu meminta seseorang untuk mengganti pakaiannya.     

"Aku tidak bisa mengenakan gaun kebesaran ini pada saat ini. Karena tidak sesuai dengan moment-nya dan tidak tepat jika aku bertindak berlebihan semacam ini,"     

Beberapa dayang sudah langsung menampilkan kekecewaannya. Merasa yang mereka lakukan sudah benar dan sebuah kehormatan yang besar juga untuk mereka bisa mempermak Putri Mahkota layaknya boneka kualitas terbaik dan termahal.     

"Karenanya, cari pakaian yang lebih normal untukku. Cukup pakaian biasa yang sering aku gunakan. Ingat! Pakaian biasa tanpa banyak aksen hiasan di atas gaunnya,"     

Lily lalu mencegah seorang dayang yang ingin pergi menuju ke lemari pakaian Cattarina. Menahannya dan menyuruhnya untuk berhenti lalu menatap Cattarina kembali.     

"Berhenti, Sena. Dan untuk Yang Mulia Putri Mahkota! Kita sudah tidak punya banyak waktu untuk mengganti pakaian Anda. Jadi gunakan saja yang ada saat ini. Karena Yang Mulia Putra Mahkota sudah menunggu Anda di luar," ucap Lily cukup tegas dan tidak ingin dibantah.     

Monna lalu menurut dengan pasrah. Menyetujui perkataan Lily dan membenarkannya. Monna lali memghelakan napas yang cukup panjang.     

"Hah... baiklah. Dan ayo kita keluar," ajak Monna segera setelah melihat penampilannya baik-baik saja kecuali gaunnya yang terlalu berlebih dengam banyak ornamen dan pernak-pernik yang mempercantik pakaiannya tersebut.     

Seluruh dayang lalu mengikuti Cattarina di belakang. Mengekorinya dan membukakan pintu untuknya. Sebuah suara kemudian terdengar.     

"Tuan Putri telah siap!" seru sebuah suara yang ternyata berasal dari Merri yang sengaja membukakan pintu untuk Cattarina sembari mengumumkan kedatangannya pada semua orang yang berada di luar kamar, terutama pada Yang Mulia Putra Mahkota.     

Tradisi memberikan informasi kedatangan yang bersangkutan pada orang lain agaknya masih belum bisa Monna jadikan kebiasaan yang wajar baginya.     

Dimana di tempat asalnya dulu, Monna tidak pernah melihat atau mendapatkan perlakuan seperti itu. Dianggap sebagai masyarakat dan pekerja biasa. Monna yang belum pernah diistimewakan pun sempat terkejut ketika dia dia dunia yang asing ini.     

Menikmati kemewahan yang diberikan dan menyukai segala kemanjaan yang diberikan. Tidak mengharuskan dirinya untuk mengorbankan nyawanya pada takdir yang sudah digariskan padanya.     

Dan mata yang akan membunuhnya itu sudah menatapnya balik dengan pusat matanya yang hanya dia tunjukkan pada sosok Cattarina yang terlihat sangat istimewa pagi ini.     

Mengenakan gaun yang terlalu mencolok mata hingga gaun yang menambahkan keeleganan dirinya membuat Belhart agaknya sempat terdiam selama beberapa saat untuk mengamati Cattarina.     

"Sudah siap?" tanya Belhart.     

"Ya," jawab Cattarina singkat.     

"Kalau begitu sekarang kita ke ruang makan," ajak Belhart sembari dan berjalan pergi.     

Monna lalu buru-buru mengikutinya di belakang diikuti oleh para dayang dan juga Neil yang sudah stand by sejak pagi berjaga di luar pintu. Menunggu kemunculan Putri Mahkota.     

Belhart, Cattarina, Neil dan dua dayang lalu berjalan menuju ke sebuah ruangan yang telah terisi meja panjang besar dengan beberapa kursi yang mengikuti posisinya diletakkan. Dengan beberapa menu makanan lengkap yang telah disajikan di atas piring.     

Monna justru sibuk melihat kesana kemari. Tidak menemukan orang yang dia cari dan tidak mendapatkan kesesuaian dengan isi pikirannya. Monna tanpa sadar berucap.     

"Tidak ada seorang pun di ruangan ini? Dan Yang Mulia Baginda Kaisar juga tidak ada?" ucap dengan kebingungan yang terlalu besar dalam benaknya.     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.