Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 57 ( Tidak Pernah Berbohong )



Chapter 57 ( Tidak Pernah Berbohong )

0Belhart lalu bertanya kembali dengan sikap yang masih dia coba untuk sabarkan.     

"Kau tidak mencoba untuk menjawab pertanyaan dan juga permintaanku?"     

Ketidak sabaran adalah hal mendasar yang tidak pernah bisa Belhart munculkan dalam dirinya. Karena secara sadar dia tahu bahwa semua orang yang dia kenal meng-agungkan dirinya. Sehingga apabila dia meminta sesuatu, mereka akan langsung menyanggupinya dan tidak perlu memaksanya untuk mengulang permintaannya berulang kali.     

Dan selama ini, hanya Cattarina yang terus melakukan hal tersebut padanya. Berulang kali, menolak permintaannya dan berulang kali memaksanya mengatakan berkali-kali apa yang dia inginkan. Sebenarnya siapa yang berada di dalam posisi calon raja dan ratu yang harus mendengarkan satu pihak, yaitu sang raja?     

Otak ini ingin rasanya berkenala untuk menyelami isi hati dan pikiran Cattarina. Namun apa daya. Dia sama sekali tidak bisa melakukan apapun. hanya bisa berpasrah pada keadaan dan tidak terus-terusan menyudutkan Cattarina.     

Namun ketika Belhart sudah memutuskan untuk bersikap tenang dan mengalah. Tidak terpancing emosi dan dengan sabar menyampaikan maksud baiknya.     

Cattarina masih juga meragukan keinginannya?     

Bertanya balik dan menatap dengan tidak yakin. Belhart memutuskan untuk memahaminya kali ini karena kepercayaan sangat sulit bisa didapatkan. Apalagi pada orang yang akan menjadi musuh dalam hidupnya. Bahkan menjadi pembunuh.     

Alis Belhart sedikit berkelit ketika dia memikirkan fakta tersebut. Sehingga ketegangan kembali terlihat di wajah tenang itu.     

Kata 'kau tidak mencoba untuk menjawab pertanyaan dan juga permintaanku' terus terngiang-ngiang dalam benark Monna.     

Monna tanpa kecerdasan dalam bersikap meremas gaunnya dengan gelisah.     

Menghentikan sagala aktivitas, ketika dia menyadarai sejak awal bahwa sarapan pagi ini tidak akan mungkin menjadi sesuatu yang lebih menentramkan baginya. Justru menjadi sebuah benalu dan luka bagi dirinya sendiri.     

Tapi, kenapa semua itu malah menjadi luka? Dan kenapa semua itu malah menjadi kesulitan baginya, ketika Belhart berkata dengan tenang dan yakin bahwa dia akan memperlakukan Cattarina dengan sikap yang baik?     

Monna terus menatap takut mata itu dengan tidak yakin.     

Karena sejak awal yang dia tahu adalah     

Pria itu membenci Cattarina!     

Tidak pernah menyukainya!     

Dan bahkan ingin menjauhkan dirinya dan juga menyingkirkannya!     

Jadi masih bisakah Cattarina percaya dengan seluruh perkataannya?     

Deg!     

Dengan tanpa sebab dan alasan yang jelas, detak jantung Cattarina mendadak berdetak.     

Mengenyit dengan nyeri dan menusuk. Seolah rasa sakit itu masih ada dan memang ada. Monna mendadak menjadi kaku. Membuat Belhart yang awalnya ingin bersikap lembut menjadi bingung kembali.     

"Kau punya masalah?" tanya Belhart lagi dengan ketenangan ekstra yang selalu siap dia berikan jika itu berkaitan dengan Cattarina.     

Namun tidak sepenuhnya bisa dia berikan secara sukarela jika Cattarina terus mencoba menjaga jarak darinya.     

Monna lalu menggeleng.     

"Tidak, Yang Mulia. Em, maksudku, Belhart. Saya baik-baik saja. Dan soal permintaan Anda barusan. Saya akan berusaha melakukannya. Namun.. Apa saya terlihat seperti itu? Sangat ketakutan dan juga cemas?"     

Merasakan aliran darahnya berdesir dan logika tidak ingin dia terima. Monna terus berusaha berpikir bahwa mungkin Belhart tidak serius ketika mengatakannya.     

Namun Belhart dengan yakin justru malah membalas.     

"Aku tidak pernah berbohong,"     

Dan sekalinya jika aku berbohong adalah soal perasaanku yang mulai tertuju padamu, batin Belhart sedih.     

Belhart kemudian melanjutkannya.     

"Aku melihat itu di matamu. Dan sikapmu. Sehingga kau pikir aku tidak akan bisa membacanya padahal kau menunjukkannya dengan sangat jelas,"     

Monna lalu bertanya hal yang lain.     

"Dan Anda mengatakan dengan sangat serius bahwa Anda akan memperlakukanku dengan baik. Lalu, perilaku baik seperti apa yang akan Anda berikan padaku?"     

Bukan pertanyaan yang memojokkan atau menuduh. Monna hanya ingin memastikan sekali lagi apakah yang dikatakan oleh Belhart adalah hal yang tulus. atau sekedar mengada-ada.     

Namun melihat mata gelap dan jujur itu, Monna seolah ingin berpaling. Tidak mau mempercayainya dan masih mengingat dengan cukup jelas bagaimana mata yang sama itu juga yang menjadi mata terakhir yang dia lihat di hari kematiannya.     

"Sebaik yang pantas kau dapatkan," ucap Belhart dengan sangat tenang     

Dan Monna sama sekali tidak bisa mengukur sampai semana kebaikan itu akan diberikan secara pantas padanya. Tidak menyebutkan ukuran dan juga batasannya membuat Monna sedikit menerka-nerka, mungkinkah Belhart mengatakan hal tersebut untuk mengujinya?     

Dimana Belhart sebetulnya ingin mengatakan bahwa :     

Jika Cattarina bersikap patuh dan hormat padanya, maka dia akan membalas kebaikan yang wajar padanya? Bukan mengistimewakan. Hanya melakukan sampai pada batas mana suasana Belhart akan memberikan jalan baginya.     

Lalu, jika Cattarina berikap tidak patuh dan juga tidak hormat serta berdusta padanya. Mungkinkah Belhart akan langsung mencabut kebaikkan itu dan merubahnya menjadi kebaikan dalam artian buruk untuk membuat Cattarina sadar bahwa dia tidak bisa berbuat apapun tanpanya?     

Memahami dengan baik arti dua kalimat itu. Monna lalu memilih untuk berdamai pada keadaan yang masih baik-baik ini untuk sementara waktu. Tidak ingin sepenuhnya percaya. Dan hanya memerankan perannya dengan baik selama kurun waktu dua tahun.     

"Ya, Yang Mulia. Saya akan mendengarkan Anda dan menurut," ucap Monna patuh pada akhirnya.     

Karena perkataan Belhart sama artinya dengan sebuah ancaman tidak langsung yang sebetulnya ingin dia ungkapkan. Pagi itu dan di hari itu, Monna memutuskan untuk tidak akan pernah lagi melakukan sarapan pagi yang menyesakkan.     

Hanya berbicara omong kosong dan dia sama sekali tidak bisa mencerna makanannya dengan baik. Belhart akhirnya memutuskan untuk pergi. Melanjutkan tugas kenegaraannya lebih dulu. baru kemudian menepati janjinya untuk menemani Cattarina untuk mempersiapkan pesta penyambutan bagi keluarganya.     

Monna lalu menatap Belhart dengan sangat terkejut.     

"Ya?" ucapnya tanpa sadar.     

Monna lalu buru-buru mengatupnya rapat-rapat. Sebaliknya, Belhart justru menyipitkan matanya.     

"Kau tidak ingat bahwa aku sempat mengatakan bahwa aku akan menemanimu melakukan pesta persiapan untuk menyambut keluargamu berkunjung ke istana,"     

Monna lalu menelan bulat-bulat keinginannya untuk memaki, mengutuk, bahkan menangisi nasib sialnya.     

"Anda serius ketika mengatakan hal itu? Tidak akan berubah pikiran?"     

Dimana pikiran seseorang mungkin saja bisa mudah berubah-ubah dan keingianan seseorang mungkin juga bisa berganti-ganti.     

Mengingat betapa sibuk dan penuh jadwal yang dia miliki selama beberapa hari ke depan. Monna secara pribadi bahkan lebih menginginkan agar Belhart tidak perlu membantunya apapun. cukup memberikan suport melalui kata-kata dan itu sudah lebih dari cukup.     

Bahkan sangat berlebihan mengingat dia memang tida pernah melakukan hal tersebut sebelumnya.     

Belhart langsung berwajah suram dan mengkerut.     

"Apa kau harus selalu berpikir seperti itu padaku? Apakah kau serius, apakah Anda tidak bercanda, dan apakah Anda tidak akan berubah pikiran? Aku dimatamu sebenarnya orang yang seperti apa?" ucap Belhart dengan perasaan lelah.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.