Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 60 ( Dapur Istana )



Chapter 60 ( Dapur Istana )

0Monna lalu menatap Neil dan juga Lily dengan tatapan sangat kesal.     

Sadar bahwa ucapannya ini cukup keterlaluan dan tidak sesuai dengan tingkah laku seorang Putri Mahkota yang harus anggun dan juga bersikap patuh pada aturan istana. Monna sejujurnya sudah merasa lelah dengan segala aturan menyebalkan yang harus dia ikuti di dalam istana.     

Melangkah dengan benar. Makan dengan benar. Bahkan berbicara dengan berpikir sematang mungkin. Monna yang masih awam namun tidak bisa juga dikatakan awam karena bagian dalam diri Cattarina ada padanya.     

Sehingga dia bisa memahami dengan baik seluruh tata krama yang perlu dia ikuti.     

Neil akhirnya memutuskan untuk menyerah.     

"Baiklah. Kali ini, saya akan menuruti keinginan Anda. Akan mengawal Anda keluar dan tidak membiarkan seorang pun mengetahui kelancangan ini. Saya hanya akan memberikan waktu sampai beberapa jam ke depan,"     

Raut wajah Cattarina seketika menjadi ceria.     

"Benarkah?" tanya Cattarina dengan senyum paling cerahnya.     

Namun tidak bagi Lily yang nampak terkejut dengan kepasrahan Neil.     

"Apa yang Anda katakan? Kenapa Anda mendadak bisa menyetujuinya? Dan apa Anda sudah memikirkan akibatnya dengan benar?"     

Monna lalu mengusir peringatannya.     

"Lily. Jangan berusaha membuyarkan keyakinan Neil yang sekarang ini sudah ingin patuh padaku. Tindakannya itu sudah benar. Dan tidak perlu lagi diragukan,"     

Tapi Lily masih merasa enggan untuk menyetujui usul tersebut.     

"Namun, Tuan Putri. Anda tidak bisa melakukan ini! Seperti yang sudah saya katakan bahwa akan sulit jika Yang Mulia Putra Mahkota mendadak datang dan mencari Anda. Namun tidak menemukan Anda sama sekali. Lalu apa yang harus saya katakan padanya?"     

Monna lalu menjawab dengan santai.     

"Katakan saya kau sedang menemaniku mempersiapkan seluruh rencana penyambutan keluargaku besok. Sesuai dengan perintah darinya yang memintaku untuk menghandle-nya. Jawaban semudah itu tidak bisa kau berikan?" Monna tiba-tiba saja bersikap otoriter.     

Dimana saat ini dia sadar bahwa dia adalah seorang putri mahkota. Sehingga sangat memungkinkan bahwa dia memberikan perintah dan membuat keputusan. Sehingga masih harusnya sesuatu yang dia ucapkan diragukan.     

Lily lalu tidak berkutik.     

"Jika seperti itu yang Anda inginkan. Maka saya tidak bisa berbuat apapun lagi. Namun jangan salahkan saya jika sesuatu yang gawat terjadi. Karena saya sudah memberikan peringatan,"     

Monna lalu berlagak mengabaikannya. Bukan tidak ingin mendengarkan atau memperkirakan sendiri bahwa mungkin saja akan ada resiko yang harus dia hadapi. Namun demi perasaan senangnya. Monna ingin menggunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan sebentar menghilangkan penatnya.     

Ketika masih ada hal lain yang perlu dia lakukan.     

"Tapi sebelum itu, tolong temani aku ke dapur istana."     

Lily sekali lagi dibuat kehilangan kesabarannya.     

"Sekarang apa lagi yang ingin Anda lakukan, Yang Mulia?" tanya Lily separuh menekan.     

"Mengatur menu untuk acara besok. Karena seluruh keinginanku sudah terlintas dalam kepala,"     

Neil lalu mempersilahkan. Membuka jalan bagi Cattarina untuk bisa berjalan di depannya dan mereka akan mengikutinya di belakang. namun Monna lalu berbalik dengan separuh kesal karena baru menyadari sesuatu.     

"Sebentar. Kenapa aku yang harus berjalan di depan, ketika aku bahkan tidak tahu dimana letak dapur istana?" ungkap Monna dengan segala rasa heran dan juga tidak benar yang dia rasakan dalam waktu cepat.     

Sehingga Lily lalu meminta maaf dan berjalan mendahului.     

"Maafkan saya, Yang Mulia. Ruang dapur ada di sebelah sana. Dan mari ikut saya ke sana,"     

Namun Lily mendadak berhenti ketika dia juga baru saja menyadari ada yang salah dalam langkah mereka ini.     

"Tapi, bagaimana mungkin Anda bisa menginjakkan kaki Anda yang mahal itu ke dalam dapur yang mungkin kotor. Bukankah Anda tinggal meminta saya untuk melakukan sesuatu dan saya menyampaikannya pada seluruh pekerja dapur,"     

Monna lalu menggeleng. Menggerakkan jarinya untuk menolak dan tidak menyetujui pilihan tersebut.     

"Tidak akan dan tidak bisa. Karena aku ingin melihat sendiri bagaimana kinerja dapur istana ini untuk menentukan menu apa yang akan aku pilih,"     

Lily dan Neil lalu saling memandang. Memutuskan untuk menyerah dan membiarkan Putri mahkota mereka melakukan apa yang dia inginkan.     

Dimana seluruh pekerja dapur langsung menjadi heboh ketika mereka melihat kedatangan Putri Mahkota mereka. Tidak menyangka bahwa akan mendapatkan kunjungan mendadak. Semua orang langsung berbaring dan berkumpul untuk memberikan salam.     

"Kepada Yang Mulia Putri Mahkota, kami seluruh pekerja dapur memberikan hormat kami pada bunga istana,"     

Monna lalu menyuruh semua orang untuk mengangkat wajahnya dan bersikap rileks.     

"Aku datang kemari hanya untuk membicarakan soal pesta yang akan diadakan esok hari. Sehingga saat ini, apa aku bisa bicara dengan kepala dapur yang ada di sini?"     

Seorang pria dengan perawakan kumis dan jenggot yang sudah memutih serta berwarna abu-abu langsung maju ke depan untuk menyapanya. Memberikan salam dan memperkenalkan diri.     

"Saya adalah Gugoloft. Kepala dapur yang sudah bekerja di istana ini selama puluha tahun. Sehingga maafkan saya jika menyambut Anda dengan penampilan seperti ini. Namun apa yang bisa kami bantu dan apakah masih ada hal yang ingin Anda tambahkan ketika Yang Mulia Putra Mahkota sudah secara khusus meminta saya untuk menghidangkan sebuah perjamuan yang menjanjikan,"     

Monna lalu menatap dengan sangat serius. Cukup terkejut dengan informasi tersebut. Hingga sedikit mulai tidak percaya.     

"Apa yang baru saja kau sampaikan? Yang Mulia Putra Mahkota sudah datang kemari untuk menyampaikan langsung permintaan untuk melakukan perjamuan besok hari guna menyambut keluargaku?"     

Gugoloft langsung mengangguk.     

"Ya. Yang Mulia. Tadi, pagi-pagi sekali ketika dia baru saja menyelesaikan sarapan paginya. Dia langsung datang menemui saya dan melakukan permintaan khusus atas nama Anda,"     

Monna lalu melirik Neil dan Lily secara bersamaan. Sembari sedikit tertawa dengan puas.     

"Bagus, jika seperti itu. Sehingga aku tidak perlu memberikan penjelasan penting. Namun ada satu hal yang ingin aku minta pada kalian,"     

Semua orang lalu menyimak dengan sangat fokus.     

***     

Hai! Hai! Hai!     

Author kembali dengan cerita fantasi romance.     

Tetap mengandung unsur romance karena author sangat menyukai genre tersebut, ditambah lagi, author sangat menyukai segala sesuatu yang bersifat fantasi seperti Fairytale? Magis? Dan kekuatan supranatural? Hingga hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.     

Semua itu ingin sekali author buat dalam cerita ini. Namun tentu saja unsur fantasi yang author buat di sini benar-benar hanya rekaan author dan mungkin ada diantaranya yang masih masuk diakal hingga memang benar-benar ada.     

Jadi, ayuk! Simak selengkapnya cerita 'Masuk Dalam Dunia Novel' ini!     

Hope you enjoying, dear!!     

Dan jangan lupa dukung terus cerita author ini jika kalian memang menyukainya!     

Ingat jangan hanya membaca tapi juga review n coment bagaimana kesan dan pesan kalian dalam cerita penuh khayalan ini!     

Jangan lupa gift, vote n koin-nya ya dear,,     

Happy reading ~     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.