Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 61 ( Diamond Alley )



Chapter 61 ( Diamond Alley )

"Ibuku alergi pada makanan laut. Jadi sebisa mungkin hidangkan makanan tersebut secara terpisah dan memberikan informasi sejelas mungkin sebelum ibuku tidak sengaja mencicipinya. Lalu kakakku tidak suka dengan makanan yang terlalu berminyak. Jadi hidangkan segala jenis makanan yang begizitinggi juga menyehatkan. Lalu ayahku, dia cenderung adalah orang yang tidak pilih-pilih makanan. Namun dia sangat tidak suka dengan makanan yang terlalu ribet. Cari saja makanan yang cara penyantapannya tidak membuat siapapun kesusahan,"     
1

Monna lalu menimbang-bimbang secara perlahan.     

"Ya. Mungkin itu saja yang paling penting dan tolong diingat-ingat dengan sangat serius. Karena ini akan menjadi makan pertama kami setelah aku masuk ke dalam istana. Dan aku ingin menjamu mereka dengan sangat istimewa,"     

Semua orang langsung mencatatnya dalam benak mereka. Ada yang menarik secaraik kertas untuk menuliskan detailnya.     

Gugolft lalu menyanggupinya.     

"Baik, Yang Mulia. Akan saya ingat dan catat. Sehingga tidak ada kesalahan terjadi,"     

Monna lalu memetik jarinya.     

Menyuruh Lily dan neil mengikutinya pergi setelah dia sudah menuntaskan segala hal yang ingin dia sampaikan dalam waktu singkat.     

Semangat Monna lalu berkobar-kobar ketika dia sudah berjalan menuju keluar.     

"Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan agar tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui Yang Mulia Putri Mahkota mereka kabur dari istana?"     

Monna lalu menatap Neil dan Lily secara bersamaan sekali lagi untuk menantikan jawabannya.     

Sementara Lily lalu melemparkan jawaban itu pada Neil yang dengan yakin mencetuskan ide tersebut.     

"Kita kembali dulu ke kamar Anda dan berganti pakaian. Karena Anda tidak mungkin akan pergi keluar istana dengan mengenakan pakaian istana yang mencolok bukan?"     

Monna lalu hampir saja lupa segalanya pada pakaian bagai peri-nya ini. Seolah akan membuat sebuah pesta besar dan pesta kostum.     

Monna Hampir saja akan membuat seluruh orang yang dia temui di luar istana menatapnya dengan tatapan sangat aneh dan mungkin juga mengenalinya sebagai seorang Putri Mahkota.     

Sehingga Monna lalu menatap Lily dengan cukup prihatin.     

"Apa kita punya sebuah gaun yang tidak terlalu mencolok? Atau paling tidak mungkin aku bisa mengenakan pakaianmu yang sepertinya akan cocok ukurannya?"     

Lily lalu menggeleng dengan tidak percaya juga tidak berdaya.     

"Yang Mulia... Anda benar-benar tidak bisa saya tebak apa yang ada dipikiran Anda. Setelah meminta permintaan yang tidak masuk diakal. Sekarang Anda juga ingin memminjam pakaian saya?'     

Monna lalu memprotesnya.     

"Kenapa? Kau tidak ingin meminjamkannya? Kalau begitu, mungkin aku akan meminjam pakaian Merri. Walaupun mungkin akan sedikit kesempitan karena tubuh Merri lebih kecil dan pendek daripada aku. Aku yakin, itu jauh lebih baik daripada seluruh pakaian terbaik yang ada di dalam lemari pakaianku," tutur Monna dengan penuh keyakinan bahwa memang tidak mungkin ada pakaian sederhana yang tersimpan dalam lemari pakaiannya.     

Lily lalu mencegahnya.     

"Tidak perlu. Dan biarkan saya saja yang meminjamkan pakaian saya pada Anda," cegah Lily dengan berat hati pada akhirnya.     

Monna lalu tersenyum senang. melupakan sejenak seluruh pikiran buruknya tentang mimpi semalam atau malam-malam sebelumnya. Hari ini, Monna memutuskan untuk bersenang-senang sejenak sampai batas yang bisa dia pergunakan.     

Monna lalu meminta Lily untuk membantunya mengganti pakaian. Mengenakan bagaimana sederhana yang bisa Lily temukan dalam lemari pakaiannya. Namun sebetulnya adalah pakaian terbaik yang dia miliki dan jarang sekali dia gunakan.     

"Ini adalah gaun yang kira-kira cocok untuk Anda gunakan, Yang Mulia. Dan saya harap, ini terakhir kalinya Anda menggunakan ide ini untuk alasan apapun,"     

Lily lalu menyerahkan pakaiannya pada Cattarina.     

Membantunya berganti pakaian dan juga mengikat rambutnya yang panjang dan mungkin akan mencolok jika dia biarkan tergerai begitu saja. Karena tidak sembarangan rakyat biasa atau bangsawan tertentu bisa meiliki rambut indah Cattarina.     

Dimana hanya keluarga Bouston seorang yang memiliki ciri-ciri rambut emas seperti miliknya. Sehingga jika mereka tidak mengakalinya dengan segera. Cattarina mungkin saja akan langsung dikenali.     

Lily lalu berucap.     

"Saya senang jika pakaian ini ternyata cocok untuk Anda. Walalupun tidka bisa menutupi dengan sempurna pesona yang Anda pancarkan. Namun paling tidak, Anda sudah seperti Nona bangsawan kelas menengah sedikit ke atas dengan pakaian milik saya,"     

Monna lalu menatap Lily dengan sedikit heran.     

"Kenapa mendadak, kau sekarang jadi begitu bersemangat? Apa kau jadi tertular?"     

Membuat Lily lalu berdeham satu kali dan mengoreksi.     

@webnovel     

"Maafkan saya. Karena terlalu terbawa suasana dan kondisi. Saya mendadak menjadi lupa segalanya, Yang Mulia. Dan yang paling penting, Anda selalu terlihat cantik bagaimana pun penampilan Anda dirubah,"     

Lily lalu melirik ke arah Neil yang sudah diizinkan untuk masuk ke dalam kamar.     

"Bagaimana, ksatria Neil? Bukankah yang saya katakan adalah benar?"     

Neil kemudian mengikuti arah pandang dan pusat perhatian Lily. Melirik ke arah Cattarina dan langsung mengakui.     

"Ya. Dan itu adalah kelebihan dari Yang Mulia Putri Mahkota,"     

Sehingga membuat Monna cukup terkejut dan sangsi dengan pendengarannya sendiri.     

"Apa yang baru saja kau sampaikan, Neil? Kau memujiku? Hal yang sangat jarang sekali kau tunjukkan pada siapapun. Namun kau mendadak mengakuinya?"     

Ada semacam rasa tertarik dan juga ingin tahu yang dimunculkan oleh Monna karena tidak bisa menahan rasa terkejutnya.     

Sehingga kini giliran Neil yang berdeham satu kali untuk mencairkan suasana dan membuyarkan asumsi Cattarina yang mungkin ingin mengejeknya.     

"Saya hanya mengatakan hal yang sejujurnya karena saya tidak merasa perlu berbohong. Namun apa Anda mendadak tidak menyetujuinya? Saya bisa saja membatalkan ucapan saya,"     

Monna lalu buru-buru menggeleng.     

"Tidak-tidak. Jangan menarik pujian yang sudha menaikkanku ke atas langit. Karena jatuh itu menyakitkan dan aku tidak menginginkannya."     

Neil lalu berucap dengan sangat serius.     

"Lalu sekarang, kita bisa berangkat? Anda sudah siap dan tahu ke arah mana tujuan Anda akan melangkah,"     

Monna lalu mengangguk dengan yakin. Sudah menentukan pilihan dan berucap dengan senang.     

"Diamond Alley. Tempat aku ingin memberikan sebuah perhiasan yang cantik untuk ibuku dan membelinya dalam bentuk sepasang,"     

Neil sudah mengulurkan tangannya dengan sikap sopan.     

Membuat Monna menatapnya cukup bingung dan terkejut. Sehingga dia kemudian bertanya dengan sedikit heran.     

"Ya?"     

Dan Neil sudah menarik tangannya untuk dia rangkul. Diikuti dengan tarikan di sisi yang lain. Neil juga menarik Lily ikut bersama dengannya. Ketiganya kemudian menghilang. Berpindah tempat ke tempat yang Cattarina inginkan.     

Neil lalu berucap.     

"Kita sudah sampai!" ucapnya pelan dan mengabaikan segala keterkejutan juga syok yang dimunculkan oleh Cattarina dan juga Lily.     

"Kemana kau membawa kami!?" ucap Monna separuh terkejut. Separuh mengontrol perasaannya untuk tidak terkejut.     

Neil lalu berucap.     

"Diamond Alley. Tempat yang Anda sebutkan barusan,"     

Monna lalu menatapnya tanpa berkedip. Melirik ke sekitar dan menyadari bahwa apa yang disebutkan oleh Neil adalah benar.     

Mereka bertiga sungguh-sungguh berpindah tempat dari istana, menuju ke tengah pasar tanpa diketahui oleh siapapun!!     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.