Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 62 ( Transmigration )



Chapter 62 ( Transmigration )

0Seolah menggunakan sihir atau ilmu tingkat tinggi. Monna berulang kali berkedip tidak mempercayai apa yang dia lihat. Seolah melihat fatamorgana yang tidak bisa dipercayai bagaimana hal itu bisa terjadi dan terbukti ada.     

Dengan tidak memberikan aba-aba dan seperti membuat sebuah keajaiban.     

Mereka langsung berpindah tempat??!     

"Kau ternyata punya kemampuan khusus?" Monna mulai menyentuh kepalanya yang mendadak terasa berat.     

Berputar-putar dengan tidak beraturan karena dipaksa untuk terus menerima kenyataan yang tidak bisa ditangkap dengan logika.     

Lily yang terkejut juga menatap dengan cukup bingung.     

"Saya juga sama sekali tidak tahu bahwa ksatria Neil bisa melakukan ilmu sihir. Bahkan sampai berpindah tempat dari satu wilayah ke wilayah lain," Lily lalu menatap dengan sangat takjub.     

"Anda ternyata diam-diam bisa menggunakan kemampuan ini?"     

Neil lalu melirik Lily. Ingin menjawab pertanyaan itu. Namun merasa enggan untuk menjawabnya karena Lily mungkin akan terkejut jika dia mengetahuinya.     

Monna lalu teringat kembali dengan beberapa penggal cerita novel yang baru dia ingat.     

"Aku ingat sekarang! Cara agar Alliesia bisa lepas dari target pembunuhan Cattarina adalah dengan menggunakan kemampuan khusus yang dimiliki oleh Neil. Memiliki kemampuan membiaskan diri hingga mentransfer wujud aslinya ke dalam hamparan udara dan melakukan perpindahan beberapa wujud. Jadi ini yang dimaksudkan dalam cerita?"     

Neil danLIly lalu menatap Tuan Putri mereka dengan laur biasa bingung. Tidak mengerti sama sekali dengan yang ida ucapkan hingga jelaskan.     

"Yang Mulia, sebenarnya apa yang Anda sebutkan? Dan kenapa saya sama sekali tidak bisa mengerti dan paham dengan apa yang Anda maksudkan?"     

Monna lalu menggeleng. Tidak mempedulikan seluruh pertanyaan Lily dan justru malah mengalihkannya.     

"Bukan apapun dan abaika ucapanku. Sehingga sekarang bisa kau jelaskan bagaimana kau bsia memiliki kemampuan ini? Padahal tidak sembarangan orang bisa memiliki kemampuan khusus seperti ini,"     

Neil lalu berucap dengan patuh ketika ditanya dan tidak bisa berbohong.     

"Ini adalah pemberian dan anugerah dari para pendeta suci. Sudah memberikanku satu kekuatan yang bisa membantuku untuk melindungi negara dan kekaisaran karena abdi juga sumpah yang sudah aku sematkan. Saya bisa memiliki ini juga adalah karena kemurahan hati, Yang Mulia Putra Mahkota. Yang sudah memberikan perintah pada tempat suci untuk menganugerahi saya kemampuan khusus., terlepas siapa saya dan darimana asal saya,"     

Monna lalu mengangguk mengerti. Cepat paham dan bsia mencerna dengan baik darimana kemampuan itu bisa dihasilkan.     

"Baiklah aku paham. Namun bukankah aku sudah memintamu untuk tidak perlu terlalu merasa rendah diri karena kau berasa dari mana? Rakyat Ornc juga merupakan rakyat negeri Geraldy setelah bersatu. Jadi kau tidak bisa memisah-misahkan statusmu dengan begitu entengnya,"     

Monna lalu menunjuk-nunjuk gelar yang tersemat dibalik jubah hitam yang sudah Neil gunakan unutk menyempurnakan penyamarannya. Menutupi pakaian pengawal dan serangkaian lencana dan juga pangkat yang dipasangkan pada baju prajuritnya.     

"Kau lupa dengan seluruh gelar yang sudah susah payah kau dapatkan? Dan apa kau juga lupa dengan seluruh usaha yang sudah kau kerahkan untuk meninggikan kastamu?"     

Entah karena alasan apa. Namun setiap kali Monna mendengar ada seseorang yang berusaha membanding-bandingkan dirinya ataupun orang lain melalui segala bentuk kasta atau tingkatan keberadaannya dalam masyarakat.     

Monna selalu merasa kepalanya mendadak mendidih. Merasa kesal dan kecewa karena seluruh pernyataan itu diucapkan oleh orang yang tingkatan gelarnya sudah tinggi. Dia sedang ingin menyindir usahanya sendiri? Atau dia sedang lupa pada status apa yang sudah dia miliki?     

Neil lalu meminta maaf.     

"Maafkan saya. Dan terima kasih, Yang Mulia."     

Monna lalu menyipitkan matanya.     

"Maaf dan terima kasih untuk?" tanya Monna tidak mengerti.     

Neil lalu menjawab.     

"Maaf jika ucapan saya salah dan terima kasih karena sudah bisa menyamakan status saya dengan orang lain,"     

Membuat Monna lalu menatapnya dengan sangat serius.     

"Jadi, kita sekarang sudah berhasil keluar dari istana tanpa diketahui oleh siapapun kecuali kita bertiga?"     

Monna lalu menitip Lily dengan tatapan cukup penasaran dan khawatir.     

"Lily, kau baik-baik saja? Kenapa kau mendadak terlihat sedikit terhuyung dan pucat?"     

Lily lalu menjawab dengan lelah sembari menutupi separuh wajahnya.     

"Saya juga tidak mengetahui ini, Yang Mulia. Hanya saja, karena perpindahan yang terlalu mendadak. Mata saya seolah berkunang-kunang. Sehingga, mungkinkah ini karena efek sampingnya?"     

Membuat Monna lalu melirik Neil. Dan Neil dengan tenang memberikan jawabannya.     

"Ya. Itu mungkin saja. Namun tenanglah. Karena hal tersebut hanya bersifat sementara,"     

Monna lalu mendekatkan dirinya pada Lily. Bertanya sekali lagi dengan cemas dan juga ragu.     

"Lily, kau sungguh bisa menahannya? Sampai seluruh kunang-kunang itu menghilang dengan sendirinya? Kau masih bisa menemaniku di sini?"     

Lily lalu mengangguk pelan.     

"Bisa, Yang Mulia. Karena sekarang, kunang-kunang itu sudah berangsur-angsur berkurang. Walaupun belum sepenuhnya,"     

Sehingga kini giliran Monna yang balik menatap Neil dengan tatapan sangat tidak mengerti dan bahkan tidak percaya.     

"Lalu kenapa perpindahan ini sama sekali tidak memberikan efek apapun padaku?"     

Neil lalu menjelaskan dengan ringan.     

"Mungkin karena hal ini adalah karena kemampuan khusus Anda juga, Yang Mulia?"     

Monna seketika membulatkan matanya.     

"Apa maksudmu? Dan kenapa kau bisa berbicara seperti itu?"     

Sehingga Neil kembali menjelaskannya.     

"Itu masih asumsi saya. Namun jika yang terjadi saat kemarin ketika Dokter Alliesia bermaksud untuk menyembuhkan Anda namun tidak memberikan efek apapun. Maka saya hanya bisa memberikan tanggapan bahwa Anda mungkin juga kebal terhadap segala efek samping yang mungkin akan Anda rasakan ketika berpindah tempat,"     

Membuat Monna lalu menimpalinya lagi.     

"Namun aku tetap bisa melakukan transmigration?"     

Neil membenarkannya.     

"Ya. Dan saya awalnya sempat menerka-nerka dengan cukup bingung dan sulit percaya. Apakah saya bisa memindahkan tubuh Anda juga. Dan ternyata berhasil. Setidaknya kita aman sekarang,"     

Monna lalu menatap Neil tidak percaya. Sedikit bingung dengan penjelasa itu dan mulai menerka-nerka sendiri kemungkinan buruk apa yang mungkin akan terjadi apabila proses perpindahan tubuhnya mengalami kendala.     

"Sehingga mungkinkah bisa juga aku berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara acak? Misalkan anggota tubuhku mungkin tidak bisa berpindah secara utuh atau sebagian?"     

Dimana Monna mendadak seolah menonton sebuah film horor. Dengan adanya fakta dia bisa masuk ke dalam cerita novel saja sudah membuat logika dan pemahamannya tentang segala hal yang logis pecah juga buyar.     

Sekarang, Neil ingin membuatnya mengambil resiko? Jika saja dia tidak berhasil mendapatkan apa yang mereka harapkan? Keluar dari istana tanpa diketahui oleh siapapun dan berakhir dengan anggota tubuhnya yang terpecah-pecah karena menolak energi asing?     

Neil lalu menunduk dengan enggan.     

"Tapi untungnya tidak seperti itu. Dan jika gagal pun, Anda tidak akan mungkin berpindah secara terpisah-pisah tanpa satu kesatuan. Bayangan dan imajinasi Anda jelas terlalu liar, Yang Mulia."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.