Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 63 ( Safir Biru )



Chapter 63 ( Safir Biru )

0Monna lalu terkekeh dengan garing. Pusing memikirkannya dan pusing juga menindaklanjutinya. Ketika seluruh kejadian ini menghampirinya.     

"Oke. Abaikan itu dan kita lanjutkan tujuan kita untuk datang kemari. Aku akan mengatakan kekurangan yang terjadi pada diriku jika aku mendadak merasakannya,"     

Neil dan Lily lalu mengikuti langkah Cattarina yang berjalan masuk ke dalam sebuah toko perhiasan. Dimana Neil sangat tepat dalam menentukan tempat mereka bersinggah dan muncul secara ajaib di salah satu bilik yang tidak akan pernah diperhatikan oleh orang-orang.     

Seseorang mendadak menyambut mereka ketika Cattarina masuk ke dalamnya.     

"Diamond Alley. Tempat terbaik bagi siapa saja yang ingin mencari berlian dan seluruh permata yang paling sempurna yang hanya bisa mereka dapatkan di tempat ini,"     

Pria dengan perawakan rambut panjang diikat dan dijuntaikan di bagian sisi depan bahu kirinya. Menyunggingkan senyum ramah dan komersialnya untuk menyambut tamu-tamu yang datang untuk memberi segala macam perhiasan yang dia jual.     

Pria dengan mata dan rambut hijau itu langsung menyapa dengan lebih ceria.     

"Hai, Nona! Selamat datang di Diamond Alley. Tempat terbaik Anda mencari apa yang Anda butuhkan dan inginkan. Karena pengunjungku selalu senang dan puas ketika mereka keluar dari toko kami. Sehingga, bisa Anda katakan apa yang sedang Anda cari dan butuhkan?"     

Sikap nyentrik dan terlalu mencolok pemilik toko itu membuat Monna sedikit mengernyit. Bingung dengan tingkahnya yang terlalu 'waw' bahkan berlebihan.     

Pria bermata hijau itu kemudian memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan dan juga ramah.     

"Saya adalah Middle. Pemilik dari toko Diamond Alley ini,"     

Monna lalu tersenyum tipis.     

"Hai, Tuan Middle. Bisa Anda membantu saya untuk menemukan hadiah yang paling cocok sebagai hadiah? Sepasang perhiasan couple yang bisa aku hadiahkan untuk kedua orang tuaku sebagai ucapan selamat hari jadi mereka yang kedua puluh tahunan. Kau memiliki sesuatu yang spesial?"     

Middle dengan yakin langsung membalasnya.     

"Tentu saja, Nona. Karena semuanya ada di sini. Dan Anda tidak pernah salah tempat,"     

Monna lalu melirik ke arah Neil. Memintanya untuk membiarkan Middle memanggilnya denagn sebutan 'Nona'. Karena Middle jelas tidak mengenalinya. Sudah sering pergi berbelanja banyak kebutuhan keluarganya di toko ini.     

Tapi Cattarina belum pernah secara langsung terjun ke lapangan untuk membeli apapun yang dia butuhkan. Karena Cattarina biasanya akan menyuruh asistennya atau mungkin orang kepercayaannya untuk memilih dan menentukan sendiri mana perhiasan yang paling cocok untuk dia dan juga ibunya kenakan.     

Sehingga terkadang juga, ibunya sendiri yang sibuk mengaturnya. Lalu selama itu adalah benda yang paling mahal dan berkualitas, perhiasan semacam apapun akan sangat cocok dia kenakan tanpa mempedulikan seberapa tidak cocok dan terlalu mencoloknya perhiasan itu.     

Dan sekalipun tidak menutup kemungkinan juga karena hal tersebut, Cattarina yang dulu, sangat merepotkan banyak orang dengan terus menggonta ganti keinginannya.     

Tidak senang dengan perhiasan satu, dia akan meminta orang lain untuk menukarnya atau membelikan yang baru. Hingga pada akhirnya semua orang dibuatnya sangat tercekik.     

Neil juga tidak bisa memaksa Middle untuk memanggilnya dengan sebutan 'Nyonya'. Karena saat ini Cattarina sama sekali tidak mengenakan cincin pernikahan. Tidak akan ada banyak orang yang bisa membedakan, apakah dia sudah menikah atau belum.     

Namun, beberapa deret perhiasan yang mencolok mata hingga menggundang tanda tanya besar berapa harga yang akan tersematkan pada gemercik kilau barang-barang itu pun langsung ditunjukkan oleh seluruh pegawai toko dengan bangganya.     

Dimana ada sekitar sepuluh perhiasan couple yang ditunjukkan. Membuat perhatian semua orang tertuju pada benda-benda itu.     

Terutama Cattarina yang sudah menantikan ini sejak awal.     

Middle lalu memperkenalkan satu persatu perhiasan itu dengan bangganya.     

"Dari ujung kiri hingga ujung kanan. Saya sudah menyiapkan seluruh perhiasan pasangan yang paling lengkap dan juga terbaik yang saya miliki. Ada yang mengandung berlian paling mutakhir. Dan segala macam Diamond, safir, serta rubby yang paling kami andalkan. Anda bisa melihatnya sendiri,"     

Sehingga saat ini, mata Monna yang mendadak menjadi berkunang-kunang. Tidak mengira bahwa dia akan begitu mudanya terhinoptis pada kilau cahaya yang dipancarkan oleh kilapnya.     

Monna lalu memejamkan matanya sejenak. Mengatur napas dan mulai memilih dengan sangat teliti.     

"Aku akan memilih Safir biru ini untuk aku jadikan sebagai hadiah,"     

Monna lalu menatap Lily untuk menanyakan pendapatnya.     

"Bagaimana? Apa kau setuju denganku Lily?" tanya Monna dengan berbagai keinginan untuk mengetahui bagaimana tanggapannya.     

Lily sudah langsung memberikn komentar.     

"Ini sangat bagus, Yang.. ah, maksud saja. Sangat bagus, Nona. Dan saya yakin kedua orang tua Nona pasti akan menyukainya,"     

Safir biru mirip dan identik dengan bola mata keluarga Bourston. Sehingga dengan memberikan batu safir biru yang paling berkilau dan indah. Siapapun pasti akan sangat yakin bahwa mereka akan menyukainya.     

"Kalau begitu, bungkus ini untukku," perintah Monna pada salah satu pegawai yang memegangnya.     

Middle langsung saja menatap dengan sangat ceria.     

"Dengan senang hati," ungkapnya puas dan tidak salah menilai bahwa Cattarina adalah orang yang memiliki cukup banyak uang. Dan pasti akan membeli paling tidak satu barang di tokonya.     

Namun Monna dengan santai langsung menambahkan.     

"Dan untukmu, Lily. Apa kau ingin, aku memberikanmu satu juga dengan bentuk yang lain sebagai ungkapan terima kasihku karena sudah ditemani?"     

Lily dengan tegas lalu menolak.     

"Tidak perlu, Yang.. maksud saya, Nona. Saya ikut hanya untuk menemani dan menjaga Anda. Jadi Anda tidak perlu memberikan apapun sebagai timbal baliknya,"     

Namun Monna masih juga menolaknya.     

"Tidak bisa seperti itu. Karena aku sudah ingin memberikanmu sesuatu sebagai hadiah dan tidak baik jika sebuah permberian ditolak. Ayo, pilihlah satu dan kita akan berkeliling ke tempat lain setelah ini,"     

Lily lalu memilih dengan enggan secara acak. Menunjuk perhiasan mana saja yang mungkin paling sederhana diantara 'paling tidak sederhana'.     

"Saya memilih ini, Nona." Ucapnya dengan cukup fasih menyebut nama 'Nona' dan bukan 'Yang Mulia' seperti sebelumnya.     

Sehingga Monna lalu berucap dengan yakin.     

"Sangat sempurna. Dan cocok denganmu,"     

Monna lalu meminta seseorang untuk membungkuskan satu.     

"Terima kasih, Nona. Dan maaf, jika saya merepotkan."     

Monna lalu menggeleng,     

"No-no.. tidak sama sekali. Kau memberikannya dengan senang hati,"     

Monna lalu menatap Middle dengan tatapan tenangnya.     

"Aku sudah membeli dua barang. Jadi, tolong hitung tagihannya dan kirimkan,"     

"Baik. Dan siap dilaksanakan. Lalu kemana harus saya kirim tagihan dan barangnya, Nona?" tanya Middle dengan semangat 45, akhirnya bisa mengetahui siapa nona muda yang kaya ini.     

Sudah berani memesan dua buah perhiasan mahal sekaligus. Nona muda ini bahkan juga sampai berani menambahkannya.     

"Aku juga ingin bross ini dimasukan dalam tagihan,"     

"Lalu, harus saya kirimkan kemana?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.