Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 66 ( Jangan Menyalahkannya )



Chapter 66 ( Jangan Menyalahkannya )

0Mereka bertiga kemudian memutuskan untuk membagi dua jalur.     

"Kau yakin, Lily? Akan pulang melalui jalur biasa dan tidak ikut dengan kami?" tanya Monna sekali lagi. Memastikan. Namun Lily masih mengangguk dengan sangat yakin dan pasti.     

"Ya, Yang Mulia. Mungkin lebih memakan banyak waktu dan biaya. Tapi Anda tentang saja. Saya bisa melakukannya sendiri. Karena ada banyak kereta kuda yang bisa saya sewa untuk bisa sampai ke istana,"     

Neil lalu mengajak Cattarina pergi.     

"Ayo, Yang Mulia. Jangan terlalu lama. Karena Yang Mulia Putra Mahkota mungkin saja sedang mencari atau menunggu Anda,"     

Membuat Monna akhirnya mengangguk dan membiarkan Lily pergi seorang diri. Sejujurnya tidak tega. Namun mereka tidak punya pilihan lain.     

Tidak bisa mengajaknya karena Lily kurang menyukai efek samping perpindahan ini. Dan tidak bisa menemani juga karena Cattarina masih dalam masa keluar Istana tanpa izin. Sehingga jika dia mengorbankan dirinya, akibatnya mungkin lebih fatal dan melibatkan dua orang lain sekaligus.     

Monna akhirnya membiarkan Neil memindahkannya hanya dengan jentikan jari. Sangat cepat bahkan tidak merasakan apapun. Monna hanya sibuk memejamkan matanya beratisipasi jika mungkin perpindahan ini akan bermasalah.     

Namun entah bagaimana menjelaskannya, Monna cukup percaya padanya.     

Alhasil. Ketika Monna sudah membuka matanya. Mereka berdua ternyata sudah kembali ke kamarnya.     

Sebuah suara lalu mengejutkan mereka.     

"Darimana saja kalian? Dan apa saja yang kalian kerjakan?"     

Monna dan Neil sudah menatap ke arah sumber suara dengan sangat terkejut. Menatap mata gelap dan tajam yang membidik mereka.     

Monna sudah segera saja meresponnya dengan panik.     

"Y-Yang Mulia?!" serunya luar biasa panik dan kehilangan arah. Ingin bersembunyi namun tidak memiliki tempat untuk bersembunyi.     

Neil lalu membuntutinya di belakang untuk memberikan salamnya.     

"Yang Mulia,"     

Belhart masih saja memposisikan tatapan matanya seperti semula. Tidak mengenal kompromi dan tidak terlihat senang.     

"Kalian belum menjawab pertanyaanku? Kemana saja kalian dan kenapa kalian bisa pergi tanpa izin?"     

Monna lalu meminta maaf.     

"Maafkan saya. Saya yang memaksa Neil untuk membawa saya keluar dari istana,"     

Alis dan kelopak mata Belhart seketika menjadi naik.     

"Kau keluar dari istana?!!" pandangan Belhart lalu dia alihkan pada Neil, "Dan kau bahkan mengizinkan dan memberikannya akses?"     

Dimana bukan hal yang tabu atau rahasia bagi Belhart untuk tahu kemampuan apa yang dimiliki oleh Belhart. Sudah pernah beberapa kali menggunakan kekuatan itu dalam keadaan darurat dan memanfaatkannya untuk beberapa kepentingan.     

Belhart sudah semakin meninggikan tatapan tajamnya.     

"Dan kau menggunakan kemampuanmu khususmu itu untuk bisa membantunya? Melewati penjagaan dan membiarkannya keluar bebas begitu saja?"     

Monna lalu mewakili Cattarina maju ke depan. Melindungi Neil dan berusaha untuk tidak melibatkannya.     

"Sudah aku katakan, jangan menyalahkannya karena semua ini adalah atas inisiatif dan titahku secara pribadi. Neil hanya sedang berusaha menjalankan tugasnya untuk menuruti apapun yang aku perintahkan padanya,"     

Raut wajah Belhart langsung menjadi beku. Menyadari bahwa sikap yang ditunjukkan oleh Cattarina adalah untuk melindungi Neil dan tidak ingin membuatnya celaka.     

Belhart lalu berucap lagi dengan tajam pada Neil.     

"Dan kau juga mengabaikan perintahku? Amanahku dan seluruh aturan penting yang aku tegaskan padamu untuk selalu menjaganya. Tidak membiarkannya sampai menanggung resiko atau berkeliaran di tempat yang berbahaya. Kau.. benar-benar sudah melawan titah dariku?!"     

Dengan tegas dan juga sangat ketus, Belhart menghardik Neil dengan ekspresi sangat tidak senang. Tahu bahwa Neil adalah orang yang sangat patuh pada perintah dan akan berusaha menjalankan tugas dengan maksimal.     

Namun Neil dengan sengaja tidak mengindahkan perintahnya?     

Sehingga Neil menginginkan hukuman seperti apa untuk menebus kesalahannya.     

Neil lalu menunduk dan meminta maaf. Bersikap setenang mungkin dna itu membuat Monna semakin merasa tidak enak hati.     

"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya bersedia menerima apapun hukumannya. Dan saya bersedia untuk berjanji tidak akan mengulanginya,"     

Monna sudah maju kembali untuk menghalangi niat tidak benar Neil.     

"Apa yang baru saja kau lakukan kau ingin dihukum atas kesalahan yang tidak pernah kau lakukan? Kau tidak salah?"     

Namun Neil justru berpendapat lain.     

"Saya memang bersalah, Yang Mulia Putri. Dan saya memang pantas dihukum karena sudah berkomplot membiarkan Anda keluar dari istana secara diam-diam padahal situasi di luar sangat berbahaya,"     

Monna langsung tergerak untuk marah.     

"Bagaimana hal seperti itu mungkin? Aku keluar atas keinginanku sendiri dan kau hanya sekedar membantu. Tidak perlu menerima hukuman apapun. Aku tidak ingin ada orang lain yang dihukum!"     

Monna lalu menatap Belhart dengan keberanian yang entah dia dapatkan darimana.     

"Dan Anda! Bukankah Anda sebenarnya sama sekali tidak peduli denganku? Lalu kenapa Anda harus terlihat begitu peduli? Karena saya selamat, dalam bahaya, atau mungkin meninggal. Anda tidak akan mungkin peduli,"     

Belhart sudah langsung melempar benda apa saja yang dia temukan di sampingnya. Marah dan kesal dengan tuduhan tersebut. Belhart sudah menatap Cattarina dengan tatapan sangat tajam bahkan menusuk.     

"Apa seburuk itu yang kau pikirkan tentangku?"     

Monna lalu tanpa sadar berucap tanpa berpikir lagi.     

"Ya. Anda memang tidak pernah peduli pada saya. Bahkan ketika.."     

Sadar sudah memancing sebuah masalah dan hampir saja mengungkapkan masa depannya di depan pelaku sebenarnya yang membuat seluruh hidupnya hancur. Monna hampir saja mengatakan bahwa. Belhart bahkan tidak peduli ketika istrinya tinggal seorang diri dalam istana.     

Tidak pernah mengunjunginya. Bahkan peduli ketika calon anak mereka meninggal. Hingga ketika hari kematian itu tiba. Belhart tidak pernah satu kalipun menunjukkan kepeduliannya. Walau hanya melalui tatapan mata.     

Namun Belhart yang sudah terpancing tidak bisa menghentikan ketertarikannya untuk bertanya lebih jauh.     

"Bahkan ketika apa? Kapan tepatnya aku tidak menunjukkan kepedulianku padamu? Sudah memintamu secara langsung untuk menikah denganku. Aku bahkan sudah pernah mengatakan bahwa aku akan merubah sikap dingin dan juga tidak peduliku. Kau kini bahkan sama sekali tidak bisa melihat usahaku ini?"     

Monna lalu berkelit.     

"Kita tidak semestinya membicarakan masalah ini. Dan aku ingin Anda mencabut gugatan Anda,"     

Belhart lalu maju dan mendekat ke arah Cattarina.     

Ingin melihat dari dekat seberapa takut dan gelisah dirinya. Ketika dia yang lebih dulu mulai memancing perasaan terdalamnya untuk muncul keluar.     

Belhart merasa dirinya tidak akan pernah puas jika dia tidak melanjutkannya sampai tuntas.     

Masih tidak sepenuhnya senang karena Cattarina mendadak bersikap sangat peduli pada Neil. Padahal Neil hanya pengawalnya.     

Tidak tahu sejak kapan mereka mulai akrab. Dan Belhart mengakui bahwa sebagian besar dirinya sangat tidak tidak menyukai hal itu bahkan membencinya. Sehingga kini, selain melampiaskannya. Apa lagi yang bisa dia lakukan?     

Menunjukkan otoritasnya dan juga tekanan yang dia rasakan. Hingga niat baiknya untuk merubah segalanya. Namun semua itu ternyata tidak terlihat di mata Cattarina?     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.