Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 67 ( Menjaga Jarak dan Memberikan Ruang )



Chapter 67 ( Menjaga Jarak dan Memberikan Ruang )

0Rasa sakit dan terluka karena harus menjadi orang yang paling ditakuti dan mungkin dibenci oleh istrinya sendiri saja, sudah membuat seluruh logika hingga kekuatan yang selama ini Belhart pertahankan terombang-ambing.     

Lantas sekarang, Cattarina ingin membuatnya semakin cemburu dan tidak bisa menentukan arah mana dirinya harus melangkah dengan tepat.     

Sehingga, emosi siapa yang tidak akan terpancing!?     

Sudah bersabar dan ingin berubah. Hingga berusaha mengerti dengan segala kesulitan yang istrinya alami. Kini hanya kerena sebuah mimpi buruk, seluruh usaha dan niat baik Belhart untuk menjadi dekat dengannya tidak bisa Cattarina anggap?     

Namun Neil dengan segala perasaan tidak enak hati. Hingga perasaan bersalah karena tidak bisa bersikap bijak dan tegas mewakili Cattarina untuk meminta maaf. Memilih mengambil jalan tengah.     

"Saya mengaku salah, Yang Mulia. Dan jika hukuman bisa mencairkan seluruh situasi ini. Saya bersedia menanggungnya,"     

Namun sayang, pancingan Neil untuk membuat situasi kembali kondusif justru memancing amarah Belhart menjadi semakin terbakar.     

"Kau ingin menjadi pahlawan dalam situasi ini? Menjadikanku sebagai yang paling jahat dan tidak berperasaan. Kau sengaja ingin membuatku terlihat paling keji di depannya?"     

Neil lalu terdiam. Tidak berani membantah dan tidak berani membela diri. Sadar bahwa dirinya sudah salah dalam berucap dan tidak baik jika bicara lebih jauh. Karena Neil percaya bahwa semua itu malah hanya akan semakin memancing kemarahan.     

Sementara Monna mendadak menjadi diam seribu bahasa dan tidak berani mengeluarkan statement apapun. Memilih diam karena dia pikir diam adalah hal yang paling benar dan aman untuknya.     

Namun Belhart yang berada dalam suasana hati buruk, menjadi geram.     

"Kenapa? Kau tidak ingin melakukan pembelaan? Dan kau tidak ingin membela ksatriamu kembali?"     

Monna llau tanpa sadar kembali menjawab.     

"Neil adalah ksatria yang kau pilihkan untukku. Aku tidak secara khusus merasa bahwa dia adalah milikku,"     

Belhart lalu menertawakan komentar itu.     

Bertanya hal yang lain. Namun justru kembali dijawab tentang hal yang lain. Belhart lalu memutuskan utnuk menyerah. Tidak menindaklanjuti masalah ini karena terlalu lelah.     

Belhart lalu berucap.     

"Kembali. Dan lanjutkan kembali tugasmu. Biarkan kami berdua. Dan kau boleh keluar,"     

Neil kemudian sedikit termenung. Mencerna ulang pengusiran halus tersebut.     

Neil lalu bertanya.     

"Anda menyuruh saya keluar?" tanyanya ragu dan cemas jika saja nanti kesalahan ma;ah dilimpahkan pada Cattarina.     

Neil merasa dia pelu menggantikannya sesuai dengan kewajibannya.     

Namun Belhart sudah berkata lagi dengan yakin.     

"Ya. Atau kau menginginkan aku mengusirmu secara kasar, ketika aku sudah bersikap baik padamu?"     

Neil kemudian menatap Belhart dan Cattarina secara bergantian. Menimbang sebentar dan akhirnya memutuskan untuk menurut.     

"Saya undur diri, Yang Mulia."     

Neil lalu berjalan keluar. Membiarkan Belhart dan Cattarina hanya berdua. Hal tersebut justru semakin membuat Monna cemas dan juga sedih.     

Sial! Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Yang Mulia banyak maunya ini? Apa dia akan memberikan hukuman padanya, alih-alih membebaskan Neil?     

Dimana awalnya Monna memang ingin maju untuk melindungi Neil. Namun, apa yang harus dia lakukan jika Belhart sungguh-sungguh menghukumnya dengan kejam?     

Monna yang sibuk bersikap gelisah. Tidak pernah merasa nyaman setiap kali dia bersama dengan Belhart. Namun Monna tetap berusaha mencairkan suasana dengan berbasa-basi.     

"Anda sudah tidak marah?" tebak Monna dengan harapan tinggi. Namun Belhart hanya diam. Tidak memberikan jawaban juga menyetujuinya.     

Monna lalu bertanya lagi dengan binggung.     

"Pekerjaan Anda sudah selesai secepat ini? Anda sudah mengerjakan semuanya?"     

Pertanyaan kedua ini, justru semakin memunculkan kilat di mata Belhart.     

"Ya. Kau benar. Dan aku melakukan semua ini agar aku bisa membantumu mempersiapkan perjamuan untuk besok. Namun kau justru malah asyik berjalan-jalan di luar bersama dengan Neil? Padahal aku sudah menyuruhmu untuk memikirkan secara lengkap apa saja yang kau persiapkan dalam penjamuan itu?"     

Monna lalu membela diri.     

"Saya sudah melakukannya,"     

"Secepat ini?"     

"Ya. Karena itu, tolong jangan berpikiran buruk,"     

"Namun bagaimana bisa aku tidak berpikiran buruk, Jika kau terus saja menyalahi aturan? Pergi sesuka hati bersama dengan Neil tanpa memberitahu. Kau, kini menganggap aku pun tidak ada?"     

Monna lalu melakukan pembelaan diri kembali.     

"Itu tidak mungkin. Dan mana mungkin saya berani,"     

"Tapi, kenapa aku justru melihat sebaliknya? Tidak bisa terlihat akrab denganmu? Dan kau bahkan sengaja menjaga jarak. Namun khusus untuk Neil kau memberikan ruang?"     

Ingin mencoba memahami. Namun tidak bisa paham dengan apa yang Belhart maksudkan. Monna akhirnya terpaksa harus menahan diri. Menatap dengan heran. Dimana sesungguhnya, hatinya merasa sangat frustasi.     

Ingin membantah dan juga bertanya lebih jauh. Namun ujung lidahnya keluh.     

Tidak! Tidak bisa seperti ini. Dan tidak baik seperti ini.     

Suara Belhart sudah kembali terdengar.     

"Bagaimana? Kau tidak ingin mengutarakan pendapatmu dan hanya diam?"     

Sehingga Monna terpaksa membalas.     

"Bukan seperti itu,"     

Kemudian berucap dengan nada yang lebih berat.     

"Anda berpikir terlalu jauh. Dan, apa maksud Anda dengan secara khusus memberikan Neil ruang?"     

Jika soalnya Monna yang menjaga jarak dan terlihat tidak ingin dekat dengannya, itu memang benar. Namun, kenapa Belhart harus membawa-bawa nama Neil? Karena mereka hari ini pergi di tengah keramaian?     

Karena itu Belhart merasa Cattarina sudah menyalahi aturan untuk mengatur kesatria-nya? Karena itu dia sekarang menjadi kesal danmulai mencari pelampiasan?     

Belhart yang diberikan pertanyaan terjebak pada pertanyaannya sendiri.     

Bukan bermaksud ingin menjawab pertanyaan yang dia ajukan. Dan mendapatkan jawaban itu langsung dari Cattarina. Belhart justru diminta kejelasannya untuk menjabarkan maksud dari pertanyaannya.     

Sehingga, tidak terbalikkah situasi yang sekarang ini terjadi?!     

Belhart lalu membuang muka ke sisi lain dan membalas.     

"Kau sama sekali tidak tahu, atau benar-benar tidak tahu?"     

"Benar-benar tidak tahu dan bisa dijelaskan lebih rinci?"     

Belhart lalu berkelit.     

"Intinya hanya satu yang ingin aku sampaikan. Aku menikah denganmu bukan hanya karena terpaksa dan keegoisan ayahku. Melainkan memang karena aku ingin me nikah denganmu. Jadi ingat itu baik-baik,"     

Belhart lalu mengalihkan pembicaraan.     

"Kalau begitu, rencana apa yang sudah kau susun untuk Besok?" tanya Belhart.     

Monna seketika memusatkan pikirannya pada pertanyaan terakhir Belhart.     

"Rencana? Tidak banyak. Dan hanya menghidangkan semua makanan yang mereka sukai. Lalu sebuah hadiah kejutan,"     

Belhart lalu menyipitkan mata.     

"Hadiah kejutan?" tanyanya kurang paham.     

Monna kemudian mengangguk.     

"Ya. Dan itu tujuan saya pergi keluar sebentar hari ini. Ingin memberikan sesuatu sebagai hadiah pernikahan. Terimakasih atas kesempatannya," sindir Monna dengan sengaja.     

Belhart sudah langsung melemparkan tatapannya.     

"Kau keluar mencari hadiah untuk kedua orang tuamu?"     

Monna seketika mengangguk.     

"Ya,"     

"Dan kau baru memberitahukannya sekarang?"     

"Ya,"     

Namun mendadak berhenti dan menoleh. Mengerjap dan merespon dengan heran.     

"Ya?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.