Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 68 ( Seiring Berjalannya Waktu )



Chapter 68 ( Seiring Berjalannya Waktu )

0"Jika aku tahu niatmu. Aku pasti tidak akan sesensitif ini. Akan berpikir dua kali untuk menegur kalian. Dan seharusnya kau mengatakannya sejak awal. Tapi kenapa, kau tidak mengajakku? Justru malah pergi diam-diam seperti seorang pencuri,"     

Dengan cukup terkejut , Monna membelalakan matanya.     

Namun Belhart masih terus melanjutkan kata-katanya.     

"Kau kira aku akan marah, jika kau mengutarakan yang sebenarnya?" tanya Belhart dengan segala keheranannya.     

Monna seketika termangu di tempat.     

Tidak bisa memprediksi penuturan Belhart dan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan.     

Belhart justru terlihat keberatan karena Cattarina tidak mengajaknya?? Tidak mengatakan apapun padanya bahkan bertindak sebagai pencuri dengan diam-diam keluar? Apa semua itu masuk akal?!     

Oke! Kita lupakan sejenak soal sindirannya yang menyebutnya seperti seorang pencuri. Namun, Belhart bersungguh-sungguh ketika dia mengatakan bahwa dia 'pasti tidak akan sesensitif ini'?     

Monna lalu berucap.     

"Kau tidak akan marah jika aku mengatakan hal yang sebenarnya?" tanya Monna dengan sangat serius.     

Belhart lalu langsung menjawab.     

"Ya. Mungkin. Tergantung bagaimana caramu menjelaskan dan keseriusan masalah seperti apa yang merundungmu,"     

Seperti memberikan teka-teki dan ketidak pastian. Monna langsung saja berusaha berpikiran positif.     

"Jadi, kau tidak akan mempermasalahkan masalah hari ini dan tidak akan menghukum Neil?" ulang Monna dengan lebih mengedepankan keselamatan Neil dibandingkan dirinya.     

Monna merasa beruntung karena Lily pada akhirnya memutuskan untuk tidak ikut bersama dengannya melakukan teleportasi. Karena jika hal tersebut sampai Lily lakukan juga, maka Lily pasti juga akan mendapatkan hukuman atau tatapan tajam dari Belhart.     

Belhart langsung saja mengerutkan kening.     

"Jadi hanya itu yang kau pedulikan? Kau masih saja ingin berusaha melindunginya? Dan kau juga masih ingin aku tidak memberikan hukuman apapun padanya?" tanya Belhart dengan segala macam ekspresi tidak senang yang gagal Monna tangkap.     

Monna sudah langsung memberikan anggukan penuh keyakinan.     

"Ya. Karena aku tidak ingin Neil dihukum karena kesalahanku. Keegoisanku. Dan karena kecerobohanku. Sehingga, masih bisakah Anda merelakan masalah hari ini dan tidak memperpanjangnya?"     

Belhart justru semakin mengerutkan kening. Menatap dengan heran juga bimbang.     

"Kau masih saja berusaha keras mempertahankan keinginanmu?" keluhnya sangat tidak bisa mengerti dan menambahkan.     

"Tapi, bagaimana kepribadianmu ini bisa sangat berubah drastis? Tidak pernah menunjukkan kebaikan yang akan mengampuni orang lain. Bahkan membelanya. Kau ternyata sangat berbeda dengan kepribadianmu yang dulu?" tanya Belhart lagi dengan sangat antusias.     

Namun, bukannya mengatakan bahwa dirinya sudah berubah. Belhart secara mengejutkan justru memilih kalimat yang aneh. Cattarina terlihat berbeda? Tentu saja! karena dia memang adalah Monna. Dan mereka berdua tidak bisa disamakan selain tentu saja fisik mereka yang kini sudah menyatu.     

Ah, tidak.     

Lebih tepatnya, Monna yang menyusup masuk dalam tubuh Cattarina.     

Maka, segala pertimbangan itu semakin membuat Monna tertawa garing di dalam hati. Bertanya-tanya dengan sangat tidak berdaya. Dan berucap seorang diri dalam hati.     

'Kau sungguh ingin tahu? Semua ini karena aku bukanlah Cattarina! Wanita cantik namun jahat seperti yang kau kenal selama ini. Jiwa Cattarina kini sudah berubah 100 persen menjadi Monna.     

Hanya meninggalkan fisik atau raga dan ingatan dalam berbagai masa.     

Sehingga, masihkah kau berharap kepribadian Cattarina masih seperti dulu?     

Pribadi yang tidak mengenal bentuk kebaikan, kerendahan hati, sekaligus kepatuhan. Pribadi yang seperti itukah yang dicari-cari Belhart?'     

Sembari berpikir cukup jauh, Monna terus berusaha bersikap sewajarnya.     

"Seiring berjalannya waktu dan masa yang kau lewati. Pada akhirnya kau sendiri akan bisa menentukan pilihan mana yang ingin kau buat. Dan sifat serta kepribadian seperti apa yang kau inginkan. Lambat laun kau pun juga akan mengerti dan mengalaminya, Belhart."     

Dengan sangat netral dan juga tenang, Cattarina untuk pertama kalinya menyebut nama Belhart dengan sangat damai.     

Tidak mengandung unsur tekanan dan tidak juga mengandung unsur ketakutan. Cara Cattarina memanggil namanya, membuat Belhart seketika terdiam.     

Bukannya terhanyut pada penjelasan Cattarina. Belhart justru terhanyut pada hal yang sangat sederhana. Dan mulai sedikit memahami arti dari penjelasan Cattarina soal kepribadian seseorang yang bisa berubah seiring berjalannya waktu dan juga bertambahnya usia.     

Tatapan Belhart yang terus tertuju padanya itu langsung saja membuat Monna menjadi salah tingkah. Merasa segala pergerakannya diawasi dan diamati dengan sangat keras.     

Monna lagi-lagi bertanya dengan bingung.     

Sekarang apa lagi? Kenapa Belhart harus melihatnya seperti itu?     

Dia tidak percaya dengan apa yang ia katakan dan sekarang sedang mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menyerangnya?     

Belhart sudah berucap dengan sangat tenang.     

"Kau memang sudah banyak berubah, Catty." Ucap Belhart seraya memberikan tatapan pengertiannya.     

Monna justru tidak terbiasa dengan panggilannya.     

"Bisakah Anda sedikit merubah cara Anda memanggil saya?"     

Namun setelah sadar kalau ucapannya mungkin akan menyinggung Belhart, Monna kemudian merevisinya.     

"Em, maksud saya. Nama 'Catty' biasanya hanya disebut oleh keluarga saya. Namun jika mendadak Anda juga ikut mengucapkannya. Saya jadi merasa sedikit aneh dan belum terbiasa,"     

Belhart sudah langsung memotongnya.     

"Kalau begitu, buat dirimu terbiasa dan anggap aku juga bagian dari keluargamu. Karena memang seperti itulah status kita sekarang,"     

Monna yang tidak sanggup membantah pun menyanggupinya.     

"Ah, baiklah. Anda benar dan sangat tepat," ucap Monna pasrah dan tidak mempermasalahkannya lagi.     

Belhart sudah kembali bertanya soal hadiah.     

"Kau memberikan apa pada kedua orang tuamu sebagai hadiah?" tanya Belhart cukup ingin tahu dan bertanya-tanya.     

Monna yang baru saja ingin meraih tempat duduk, menatap Belhart.     

"Hanya sepasang kalung dan bross senada. Memilih warna safir biru seindah dalamnya samudera untuk mengimbangi warna mata mereka yang bersinar. Saya juga membelinya karena alasan praktis,"     

Monna kemudian mendadak teringat sesuatu. Sempat mampir berkeliling area pasar sejenak. Monna sempat membeli sesuatu yang lain. Ingin memberikannya pada Putra Mahkota sebagai bentuk perdamaiannya.     

Monna mendadak menjadi ragu. Tidak yakin apakah jika dia memberikan hadiah tersebu, Belhart akan mau menerimanya atau tidak.     

Belhart yang menyadari keraguan Monna segera bertanya dengan cukup tertarik.     

"Kenapa? Apa ada hal yang tidak kau yakini dan kehendaki? Sehingga kau mendadak menjadi ragu?     

Monna tanpa sadar langsung bertanya dengan cukup bingung.     

"Apa hal itu terlihat begitu jelas?"     

Belhart lalu menegaskan.     

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan. Karena aku tidak akan mungkin melarangmu,"     

Monna lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku pakaiannya dan senang memiliki kantung barang cukup besar tersembunyi di dalam pakaian yang ia pinjam dari Lily. Monna akhirnya baru sadar kalau dia harus berganti pakaian.     

"Aku tidak tahu apakah Anda akan menyukai pemberian saya atau tidak. Namun, cindera mata ini tidak sengaja ikut saya beli ketika melihat-lihat perhiasan untuk ayah dan ibu. Jadi, jika mungkin Anda tidak berkenan.."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.