Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 74 ( Ramalan Pendeta Agung )



Chapter 74 ( Ramalan Pendeta Agung )

0Belhart sudah semakin mempertajam pendengaran serta penglihatannya.     

"Sempat berpikir bahwa mungkin saja dia sedang kesal atau ingin mengerjaimu. Namun ternyata, Cattarina benar-benar serius dan kau hampir saja kehilangan dia. Lalu terlepas semuanya, sikapmu-lah yang paling membuatku terkejut. Kemudian berkeyakinan lebih,"     

Belhart lalu merespon dengan sedikit bingung.     

"Aku?"     

Lomus Dominic lalu mengangguk.     

"Ya. Kau,"     

"Tidak pernah menyukai Cattarina dan lebih kepada sering mengacuhkannya. Kau pikir, ayah tidak tahu kalau kau sangat tidak menyukainya? Tidak ingin menikah dengannya. Namun karena ayah, kau terpaksa menyanggupi itu,"     

Belhart dengan tanpa perasaan terbebani. Langsung saja mengutarakan isi pikirannya.     

"Ya. Ayah, benar. Tapi itu dulu. sebelum aku tahu betul bagaimana kepribadian Cattarina yang kian hari kian menjadi berbeda dan.."     

Bingung merangkai kata-kata apa yang tepat. Dan menjelaskan apa yang ada di dalam benaknya. Lomus Dominic sudah langsung saja melengkapi kata-kata Belhart.     

"Dan semakin memukau, mungkin maksudmu?"     

Membenarkan dan tidak mengelak, sekalipun ucapan itu terkesan berlebihan. Namun, memang seperti itulah yang Belhart rasakan. Ayahnya ternyata sangat paham betul dengan apa yang dia pertimbangkan.     

"Ayah sekali lagi benar. Namun apa kita hanya akan membicarakan Cattarina saat ini?"     

Merasa sedang diselidiki dan diinterogasi dengan cukup ketat. Belhart terus menatap ayahnya dengan curiga.     

"Ya. Karena melihat perkembangan hubungan kalian. Semakin membuat hatiku senang, Bel. Dan aku ingin kedamaian serta kebahagiaan ini terus berlanjut. Sehingga, tuntaskan apa yang perlu kau tuntaskan dan jaga selalu apa pun yang ingin kau jaga juga pertahankan,"     

Dengan cermat, Belhart terus mendengarkan nasehat ayahnya.     

Lalu sadar bahwa apa yang dikatakan oleh ayahnya sangat benar dan Belhart sendiri memang sedang mengusahakannya. Namun, apa ayah sadar? Kalau saat ini, ayah yang justru menjadi penghalang untukku ingin mencari tahu segala hal soal Cattarina? Dan benar-benar mengukungnya agar tidak lepas dariku?     

Belhart akui, dirinya memang sangat egois dan lebih mementingkan dirinya. Ingin terus mempertahankan pernikahan yang mungkin akan membawa nasib buruk bagi mereka berdua.     

Belhart secara naluriah, hanya ingin agar pernikahannya dengan Cattarina tetap terus berjalan sekalipun Cattarina saat ini sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya. Menganggapnya mungkin sebagai pembunuh dan pendengki yang akan memberikan kematian padanya.     

Belhart lalu tanpa sadar mencengkram kuat tangannya. Merasa marah dan benci pada dirinya sendiri.     

Lomus Dominic sekali lagi menepuk pelan putranya untuk memberikan dukungan. Berjalan pergi setelah dia menuntaskan apa yang dia pastikan dan beritahukan walaupun tidak sepenuhnya.     

Sembari berjalan, Lomus Dominic lalu mengingat kembali percakapannya dengan Alpen Bourston belasan tahun yang lalu.     

## flashbasck ##     

"Anak perempuan ini kelak akan menjadi sebuah benalu sekaligus keberuntungan bagi keluarga dan seluruh negeri. Semua rakyat akan bergantung padanya dan menyembahnya. Akan mengalami satu kali kematian yang menyedihkan. Namun akan bangkit kembali dan menyadari kelebihan diri sendiri. Lalu merubah tabiat sendiri. Cattarina Bourston. Akan menjadi dewi bagi seluruh penderitaan,"     

"Membawa hari cerah dan kemakmuran bagi yang membutuhkan dan percaya padanya. Sambutlah hari dimana bulan putih dan bulan hitam bersatu. Dimana dua raga yang selama ini berpencar, menyatukan diri mereka dan berenkarnasi,"     

Ucapan Sang Pendeta Agung yang sangat membingungkan juga memiliki banyak makna. Membuat Lomus Dominic menatap Alpen Bourston dengan tatapan sangat heran sekaligus tidak mengerti. Dan memancing banyak pertanyaan.     

"Alpen. Apa kau percaya pada ramalan itu?" tanya Lomus Dominic pada Alpen Bourston. Tepat ketika Cattaina Bourston telah menginjak usia 7 tahun dan selesai dibaptis menurut adat Geraldy.     

Yang memang tidak mengharuskan seluruh anak usia 5 sampai 10 tahun untuk dibaptis. Namun jika mereka adalah keluarga bangsawan, maka mereka harus dibaptis pada rentan usia tersebut, menurut kepercayaan masing-masing keluarga.     

Tepat pada hari kelahiran mereka.     

Didoakan dan dibaca bagaimana peruntungan nasib anak tersebut di kemudian hari oleh Uskup Agung serta Pendeta Suci.     

Penjabaran bagaimana nasib dan peruntungan Cattarina bukan hanya lebih lama dan banyak dari pada anak-anak seusianya yang dibaptis juga hari ini. Namun sangat membingungkan dan penuh teka-teki.     

Dimana, pihak keuskupan dan tempat suci hanya diizinkan menerawang sebentar. Lalu memberitahukannya. Namun dilarang memberikan penjelasan rinci, serta merahasiakannya.     

Alpen Bourston yang ditanya langsung memberikan jawabannya.     

"Saya tidak tahu, Yang Mulia. Karena seluruh pemberitaan itu hanya yang bersangkutan, pihak tempat suci dan 'Sang Penulis Garis Takdir' yang mengetahuinya,"     

Sekalipun heran dan bertanya-tanya dalam hati bagaimana putrinya yang manis juga mungil itu kelak bisa menjadi benalu sekaligus peruntungan bagi semua orang yang berada di sekitarnya.     

Alpen Bourston lebih menyukai berita soal Catty yang akan menjadi 'Cahaya' sekaligus 'Dewi' bagi banyak orang. Menginginkan hal yang baik. Dan selebihnya, Alpen Bouston tidak mengerti satupun yang pihak tempat suci ucapkan.     

Lomus Dominic justru masih sangat tertarik dengan informasi tersebut. Ingin mencari tahu lebih banyak dan melihat sendiri kebaikan semacam apa yang akan diberikan Cattarina kecil bagi seluruh rakyat juga orang-orang di sekitarnya.     

Hal yang menarik mendadak terpikirkan oleh Lomus Dominic.     

Menatap dengan penuh arti dan tersenyum. Lomus Dominic lalu mengajukan sebuah ide yang tidak pernah terpikirkan oelh siapapun pada saat itu. Bahkan tidak berani. Kecuali Yang Mulia Baginda Kaisar Geraldy sendiri.     

"Kalau begitu, karena aku lebih banyak melihat hal baik ada di dalam putri kecilmu. Bagaimana jika, aku menjadikannya sebagai pasangan bagi putraku Belhart Dominic? Pangeran kerajaan Geraldy dan mendekatkan mereka,"     

Ide gila itu langsung saja membuat Alpen Bourston hampir saja jatuh dari tempat duduknya. Merasa sangat terkejut sekaligus tidak bisa mempercayai ucapan Lomus Dominic. Alpen Bourston seolah mendapatkan hukuman yang besar karena telah mengajak Lomus Dominic ikut bersama dengannya pada hari pembaptisan Cattarina.     

Padahal selama ini, Kaisar Dominic tidak pernah ikut serta karena alasan telalu lelah berlama-lama duduk dan mendengarkan seluruh ramalan yang dibaca oleh Uskup Agung atau Pendeta Suci.     

Lomus Dominic justru menatap Alpen Bourston dengan tatapan berbinar-binar.     

"Yang Mulia!" tegur Alpen.     

"Bagaimana Anda mungkin membicarakan soal pasangan untuk anak kita masih-masing? ketika mereka bahkan masih berusia 7 dan 8 tahun. Tapi Anda sudah ingin menjodohkan mereka?"     

Lomus Dominic justru balik menatap dengan heran.     

"Kenapa? Bukankah sangat bagus jika kita bisa menjadi besan sekaligus keluarga yang lebih dekat daripada sekarang? Dan aku juga bisa melihat bahwa putrimu akan tubuh menjadi wanita yang sangat cantik juga menawan,"     

Lomus Dominic lalu membayangkan bagaimana putih dan mungilnya putri kesayangan keluarga Bourston. Selain memiliki mata yang indah, Cattarina kecil juga memiliki rambut bergelombang bagai emas yang berkilau.     

Lalu senyum serta keberaniannya yang tidak takut pada apapun juga membuat Cattarina memiliki nilai tambah di mata Lomus.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.