Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 79 ( Kejutan Pernikahan ke-21 )



Chapter 79 ( Kejutan Pernikahan ke-21 )

0Asraff lalu memberikan dukungan penuh pada ibunya.     

"Aku setuju pada ibu, Ayah. Dan tolong jangan terlalu kaku. Karena aku tahu, ayah hanya iri saja melihat ibu seorang yang memeluk Catty. Ingin melakukan hal yang sama. Namun Putra Mahkota dan seluruh orang kepercayaan mereka terus melihat ke arah kita. Sehingga Ayah mengurungkan semua niat terpendam ayah demi memberikan contoh yang baik dan juga benar pada semua orang,"     

Asraff lalu tersenyum jahil pada ayahnya sendiri.     

"Bagaimana? Bukankah aku benar dan tepat? Akui saja. Dan jangan berpura-pura karena semua itu terlihat jelas di ekspresi ayah!"     

Seperti tidak takut sama sekali pada ayahnya dan sengaja mengolok-olok.     

Beberapa orang seketika menahan tawa. Menyembunyikan senyum dan terlihat senang ketika keluarga kecil ini sudah memeriahkan istana ketika mereka baru saja tiba.     

Keluarga Bourston lalu memberikan hormat mereka pada Putra Mahkota.     

"Yang Mulia Putra Mahkota,"     

Lalu menyapa beberapa orang kepercayaan Belhart serta Neil dan para pekerja yang lain.     

Keramahan itu ternyata memberikan dampak yang sangat positif untuk semua orang yang berada di istana. Menganggap bahwa keluarga Bourston adalah seorang yang liberal sekaligus terbuka. Seluruh sikap ramah ini membuat Cattarina sangat bangga melihat mereka.     

Memuji mereka dan tersenyum penuh arti ketika mereka mulai melayangkan kepedulikan mereka pada semua orang sembari mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah ada banyak orang yang membantu putrinya selama berada di istana.     

Monna tanpa bisa mengontrol diri kemudian mengungkapkan beberapa hal yang meresahkannya sejak tadi.     

"Ayah, Ibu. Tolonglah! Jangan bersikap seolah semua orang akan bersikap tidak baik padaku. Ketika aku bahkan baru menjadi pendatang baru di dalam istana ini. Dan demi apapun itu, mereka semua baik dan tidak perlu kalian iming-imingi kata manis agar mereka bisa menurut. Semua orang berkerja untuk Baginda Kaisar dan Putra Mahkota."     

Monna tanpa menundanya, melirik Belhart sekilas.     

"Dan karena aku adalah Putri Mahkota. Mereka tidak akan mungkin macam-macam. Bukan begitu Lily?"     

Berhasil pulang dengan selamat pada malam harinya tanpa ada sebuah keributan apapun. Monna senang karena sepertinya dia beruntung bisa mengikuti Neil pulang bersama. Selamat dari teguran yang mungkin lebih tajam, bila Monna pulang jauh lebih malam. Dan akan melibatkan satu orang lain lagi yang tidak bersalah, yaitu Lilyana.     

Monna senang sudah berhasil memilih keputusan yang paling benar.     

"Ya, Yang Mulia. Anda benar dan sangat tepat. Karena kami semua sangat mengagumi dan menurut pada Yang Mulia Putri Mahkota. Jadi tidak mungkin ada yang berani dan ingin untuk merugikannya. Tuan dan Nyonya Bourston bisa bernapas lega dan tenang sekarang,"     

Tawa keluarga Bourston kemudian pecah. Senang mendengar kejujuran Lily dan sangat menghargai penjelasannya. Asraff lalu mewakili keluarganya untuk berterima kasih.     

"Terima kasih, Lily. Dan jawabanmu sangat membantu. Lalu maafkan kecerewetan kedua orang tuaku. Mereka mengatakan itu hanya karena tidak tenang dan cemas tanpa ada alasan yang pasti,"     

Rubylic lalu melirik tajam putra tertua-nya yang sama sekali tidak memberikan dukungan yang lebih baik bagi kedua orang tuanya. Hanya berusaha bersikap menjadi pihak yang paling netral. Padahal baru beberapa waktu yang lalu Asraff memberikan dukungan yang positif padanya.     

Alpen Bourston lalu menanyakan keberadaan seseorang yang seharusnya juga hadir dalam pesta penyambutan ini     

"Kaisar Dominic tidak ikut hadir? Padahal aku pikir dia akan ikut serta karena Catty menuliskan bahwa Baginda Kaisar sendiri yang mengundang kami di sini?"     

Sebuah suara langsung menjawab pertanyaannya. Mengejutkan beberapa orang karena kemunculannya yang tiba-tiba setelah merasa dipanggil.     

"Aku ada Alpen. Dan aku mendengar seluruh celotehmu dari awal hingga akhir untuk membujuk seluruh pekerjaku untuk menjaga putrimu,"     

Dengan tatapan membidik sekaligus menuntut. Lomus Dominic menambahkan ucapannya sambil melangkah.     

"Sehingga, apa kau pikir istanaku adalah sarang penyamun dan berbahaya? Membawa masuk putrimu dan tidak bisa menjaganya dengan baik. Kau kira, aku akan tega melakukan itu?"     

Seperti mendapatkan sindiran yang bukan dimaksudkan dalam bentuk kemarahan. Alpen Bourston sadar bahwa tindakannya sebelum ini memang berlebihan. Namun tidak mungkin juga mengakuinya langsung.     

Alpen Bourston lalu membalas.     

"Saya hanya mewanti-wanti, Yang Mulia. Jadi tolong jangan tersinggung dan memasukkannya ke dalam hati," Alpen Bourston justru berucap dengan sangat santai. Hingga beberapa orang mulai berpikir bahwa mungkin hanya kepala keluarga Bourston, Alpen Bourston seorang yang berani mengatakan ucapan berani semacam itu pada orang nomor satu di Negeri mereka.     

Dengan sangat santai juga, Lomus Dominic merespon Alpen.     

Semua sepertinya sudah disiapkan dan tinggal membiarkan kita yang mengisinya. Sehingga apa kita semua hanya akan berdiri dan berbicara sampai kaki ini pegal,"     

Hulck lalu menjadi moderator. Memberikan jalan dan menunjukkan arah.     

"Sebelah sini, Yang Mulia. Dan untuk Tuan Bourston dan Nyonya Bourston. Serta Tuan Asraff. Mari,"     

Ajak Hulck sekaligus pada semua tamu berserta dengan para pengisi acara.     

Belhart dan Cattarina lalu mengikuti semua orang dari belakang. memberikan ruang dan waktu bagi kedua orang tuanya untuk berjalan paling depan bersama dengan Kaisar Dominic.     

Sebuah bisikan tiba-tiba saja menjajarkan langkahnya.     

"Kau sudah mempersiapkan semuanya? Kau sendiri?" tanya Asraff dengan keterkejutan yang cukup besar. Karena dalam surat terpisah yang dikirimkan oleh orang suruhan istana. Surat itu dikirimkan juga padanya.     

Sebuah surat yang sengaja ingin menginformasikan padanya. Bagaimana adik perempuannya sudah mengatur beberapa hal dalam acara penyambutan hari ini untuk kedua orang tuanya. Sekaligus merayakan hari jadi pernikahan mereka yang ke-21.     

Segala rasa penasaran yang sangat besar sudah menghampiri Asraff selama dalam perjalanan menuju ke istana dan semalam setelah membaca surat singkat itu.     

Monna lalu dengan sengaja memberikan kedipan jahilnya.     

Sengaja mengirimkan pesan rahasia pada kakaknya untuk merahasiakan hal itu juga pada kedua orang tuanya. Monna juga ingin agar kakaknya mungkin bisa berkesempatan untuk mempersiapkan sesuatu jika dia ingin.     

Lalu demi agar tidak memberikan kesan melangkahi atau mendahuluinya memberikan kejutan. Padahal Asraff sesungguhnya sama sekali tidak akan mempermasalahkannya. Monna sengaja mengatur rencana agar kakaknya juga tahu semua rencana yang ingin dia buat dalam pengertian pendek.     

Monna jelas sudah ikut menjahili kakaknya. Membuatnya sangat penasaran sekaligus menantikan moment ini tanpa bayangan apapun.     

Sebuah terompet dan beberapa bunyi-bunyian serta musik klasik lalu bergema di dalam ruang makan. Ketika pintu ruangan itu dibuka. Menghadirkan beberapa akustik sekaligus pemeriah acara yang notabene semuanya berasal dari orang-orang dalam istana.     

Karena Monna sama sekali tidak bisa sembarangan membawa orang asing masuk dalam istana. Jika pun harus, mereka perlu melewati banyak sekali proses pemeriksaan dan interview. Sehingga pasti akan memakan banyak waktu dan menyulitkan banyak orang.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.