Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 81 ( Ingin Berdansa ?! )



Chapter 81 ( Ingin Berdansa ?! )

0Tidak cemas jika mungkin saja Asraff berani membeli barang-barang aneh dan terlarang, hanya demi mungkin untuk sekedar ingin mencemarkan nama baiknya. Belhart ternyata cukup banyak memberikan kepercayaan pada Asraff.     
0

Karena seluruh barang yang dibeli dalam situs perdagangan tersebut biasa akan dicatat secara transparant dan tepat siapa saja yang membelinya. Sambil menyertakan alasan pembelian.     

Asraff lalu menuliskan alasannya adalah sebagai hadiah untuk kedua orang tuanya.     

Pada saat itu, Belhart sama sekali tidak tahu kalau tujuan Asraff memberikan hadiah itu adalah untuk merayakan hari jadi pernikahan kedua orang tuanya. Jika Belhat tahu, dia pasti tidak akan terkejut dan benar-benar terlihat bodoh pada saat Cattarina diam-diam ingin keluar dari istana tanoa meminta izin darinya.     

Monna sudah nampak melirik Belhart. Tidak memberikan ucapan apapun. Namun, Monna tahu bahwa Belhart sadar kalau dia sempat melirik ke arahnya. Dan sengaja tidak mengatakan apapun karena memang merasa tidak ada yang perlu dikatakan.     

Rubylic lalu mengungkapkan ungkapan terima kasihnya.     

"Atas seluruh kebaikan dan kemurahan Anda, saya dan suami mengucapkan banyak terima kasih,"     

Belhart segera saja ikut merenda.     

"Bukan masalah yang besar dan sulit. Jadi tidak perlu sungkan karena kita sekarang ini adalah keluarga,"     

Sangat berkonotasi dan berdenotasi dengan menggunakan banyak persepsi yang mengherankan. Kata 'keluarga', sangat terasa asing di telinga semua orang karena Belhart yang menjadi pembicaranya.     

Tidak mengira kalau Belhart akan menggunakan kata yang sensitif itu untuk melukiskan bagaimana hubungan keluarganya dengan keluarga Cattarina.     

Beberapa orang saling menatap dengan cukup takjub.     

Tidak berani mengomentari. Namun gatal juga untuk mengomentari. Asraff menjadi orang yang paling niat untuk menggoda Belhart.     

"Kau kini sudah menganggap kami sebagai keluarga?"     

Yang langsung mendapatkan pukulan pelan dari ibunya dan peringatan serius darinya.     

"Asraff! Jaga bicaramu di depan Putra Mahkota. Dan turunkan kenakalanmu sejenak,"     

Belhart dengan sikap tidak biasa, kembali melakukan beberapa tindakan kecil yang sulit dipercaya orang lain. Terutama Monna yang masih ragu dengan pendengaran sekaligus penglihatannya. Melihat Belhart membela kakaknya.     

"Tidak masalah. Selama itu membuatnya nyaman. Dan tidak perlu sampai memukulnya,"     

Asraff lalu bergerak ke sisi sekutunya.     

"Lihat! Yang Mulia Putra Mahkota saja tidak keberatan dengan ucapanku. Kenapa ibu yang harus sampai menegurku?!"     

Merasa tidak adil dan terus dianggap salah. Rubylic kemudian menahan keinginannya untuk memukul pelan putranya lagi. Kesal karena, ibunya ditentang. Rubylic hanya bisa menggeleng pasrah.     

Sementara Lomus Dominic sudah membidik Belhart dengan tatapan penuh selidik.     

Sadar bahwa putranya banyak menunjukkan sikap yang tidak biasa. Namun, entah bagaimana seluruh tindakannya itu membuat hatinya merasa jauh lebih baik. Senang dengan perubahan tersebut, Lomus Dominic kemudian tertawa senang sembari melirik Belhart dan keluarga Bourston setelahnya.     

"Hari ini ternyata sungguh-sungguh menjadi hari yang spesial bagi kalian, Alpen. Selamat! Dan semoga kalian bisa terus langgeng hingga kakek nenek dan mau memisahkan kalian,"     

Ketika Lomus Dominic mengucapkan kalimat terakhirnya, Belhart, putranya, lalu menatap Cattarina.     

Ingin mendapatkan doa yang sama dan hubungan yang langgeng seperti kedua orang tua Cattarina yang bisa terus memegang teguh kebersamaan mereka hingga puluhan tahun.     

Belhart menjadi kesal sendiri ketika dia mengingat kembali waktu singkat yang Cattarina berikan padanya. Memang tidak mengusulkan untuk berpisah setelah satu tahun menikah. Namun, waktu singkat itu Cattarina yakini sebagi waktu yang cukup untuk membuat mereka berpisah berdasarkan takdir.     

Cih! Persetan dengan seluruh takdir yang sudah digariskan pada mereka?!     

Belhart tidak akan menurut dan mengikutinya. Tidak peduli seberapa sulit dan mengikatnya takdir itu, Belhart akan membuat takdir dan jalan hidupnya sendiri tanpa ada seorangpun yang mengatur.     

Musik yang sangat indah dan lembut terus saja bergema di seluruh ruangan. Membuat pasangan orang tua Bourston saling menatap dengan penuh arti dan juga maksud.     

Alpen sebagai laki-laki yang gentle, menyadari tatapan istrinya. Mengulurkan tangannya kemudian tersenyum dengan lembut dan juga sangat hangat.     

"Kau ingin berdansa, istriku yang paling cantik?"     

Denga godaan halus hingga pujian yang meluluhkan hati, Rubylic menyambut uluran tangan itu. tersenyum dan tertaw dengan bahagia seperti sedang mengenang masa lalu ketika mereka sama-sama saling mendekatkan diri.     

Menikah karena pada awalnya dijodohkan. Namun lambat laut, pernikahan itu justru menjadi sebuah anugerah dan kebahagiaan besar bagi mereka yang menemukan keistimewaan dari pasangan masing-masing.     

Rubylic lalu ikut mengulurkan tangannya.     

"Dengan senang hati dan merasa sangat bangga bisa bersanding dengan suamiku yang paling sempurna,"     

Kemesraan itu langsung membuat semua orang yang melihat mereka menjadi iri.     

Bertepuk tangan meriah dan bersiul penuh sambutan. Alpen Bourston dan Rubylic Shcoutz langsung berjalan bersama ke tengah ruangan. Mencari tempat kosong dan memulai dansa mereka yang menawan.     

Monna yang melihat tidak bisa menghentikan keinginannya untuk bertepuk tangan dengan meriah. Menyebutkan nama kedua orang tuanya dengan penuh semangat dan memberikan dukungan yang sangat penuh pada keduanya.     

Asraff dengan sikap jahilnya kembali berbisik pelan pada Cattarina.     

"Kau lihat itu? Ibu bahkan tidak merasa malu-malu untuk menunda sedikit menerima ajakan ayah untuk berdansa. Padahal aku yakin tidak ada rutinitas berdansa dalam jadwal pesta undanganmu. Tapi mereka dengan percaya diri maju ke tengah-tengah untuk menjadi pusat perhatian,"     

Bukannya marah, menegur atau berkeluh kesah pada kakaknya, Monna justru tertawa dengan geli karena apa yang Asraff katakan sebetulnya ada benarnya. Namun, ini juga yang menjadikan Monna sangat bahagia dan bangga bisa memiliki orang tua yang unik seperti Tuan dan Nyonya Bourston.     

Sekalipun pada aturan sebenarnya, Monna hanya orang asing yang mendadak masuk ke dalam novel. Masuk dalam tubuh Cattarina, putri mereka dan mendapatkan apa yang selama dia menjadi Monna tidak pernah mendapatkannya.     

Kini, Monna tidak tahu bagaimana dia harus mengategorikan nasibnya. Menjadi pemeran antagonist. Namun dilimpahi banyak sekali kebahagian kecil di sekelilingnya. Seluruh situasi yang membingungkan ini sangat membuatnya terombang ambing.     

Ingin punya jalan takdirnya sendiri yang berbeda dengan garis cerita yang sudah dibuat oleh sang penulis.     

Maka, apa perlu Monna keluar dari novel ini dan menemui sang pengarang novel 'The Classic Love Of Geraldy'. Untuk meminta penulis itu menulis ulang keseluruhan cerita yang menyedihkan terkait sang tokoh antagonist, Cattarina Bourston.     

Ketika sibuk dan asyik melamun, sebuah tangan mendadak mendatanginya. Belum memberikan aba-aba dan ucapan apapun. Tangan besar dan kokoh itu sudah menjulur di depannya. Terlentang terbalik dan menawarkan balasan pada saat Monna masih menunduk dan mencerna seluruh tindakan Belhart.     

Monna lalu bertanya dengan bodoh.     

"Anda ingin ikut berdansa?" tanyanya menangkap sekilas maksud dan arti dari uluran tangan tersebut.     

Namun tidak berani ikut menjulurkan tangannya karena sikap Belhart masih ambigu.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.