Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 84 ( Keberadaan Alliesia yang Penting )



Chapter 84 ( Keberadaan Alliesia yang Penting )

0Bukan namanya Belhart, jika dia peduli dengan segala kecemasan Cattarina. Sudah menjadi pria yang sangat dingin dan keras hati selama ini terhadap istrinya sendiri.     

Monna sekali lagi tidak mengerti bagaimana Belhart bisa seolah membaca pergerakannya. Menelanjangi jiwanya tanpa sehelaipun rahasia. Monna merasa seluruh perasaannya seperti terbaca dengan sangat sempurna, tepat, dan bahkan hanya dalam hitungan detik.     

Sangat cepat hingga Monna lalu menjadi ragu untuk merespon.     

"Soal itu..."     

Bingung mulai darimana dan menggunakan alasan apa.     

Sebuah kehebohan mendadak terjadi.     

Menggemparkan istana ketika tiba-tiba saja seorang abdi datang untuk memberikan kabar kepada Putra Mahkota. Datang dengan berlari tergopoh-gopoh dan ketakutan, serta kecemasan yang luar biasa.     

Sang abdi lalu berucap dengan sangat panik.     

"Yang Mulia, ini gawat!! Baginda Raja!! Baginda Raja jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri, Yang Mulia!!"     

Seorang tersambar petir padahal masih siang hari. Belhart tidak bisa menutupi keterkejutannya. Merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Belhart sudah segera saja merespon.     

"Apa? Bagaimana hal itu bisa terjadi dan mungkin!!?"     

Sang Abdi yang ketakutan lalu menjawab.     

"Saya tidak tahu, Yang Mulia. Tapi mendadak saja Yang Mulia Baginda merasakan nyeri yang sangat hebat di bagian dada. Tidak bisa menahan rasa sakit dan terlihat sangat syok. Beliau sekarang masih sedang bersama dengan Tuan Hulck,"     

Hingga Belhart lalu mengganti pertanyaannya.     

"Dimana dia sekarang? Dan antarkan aku!"     

Meluapkan kemarahannya melalui nada bicara yang tajam. Belhart melupakan sejenak pembicaraannya dengan Cattarina.     

Buru-buru mengikuti Sang Abdi pergi ketika sudah diberikan jalan. Semua orang lalu berbondong-bodong datang ke temoat jadian. Hanya berjarak beberapa puluh langkah dari tempat terakhir dia berpisah dengan ayahnya.     

Lomus Dominic ternyata memang masih sedang bersama dengan Hulck.     

Terlihat tidak berdaya dan kesakitan setelah Belhart mempertimbangkan apa yang kira-kira terjadi. Belhart lalu bertanya dengan panik pada Hulck yang masih menyanggah tubuh pingsan Lomus.     

"Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa ayah bisa sampai seperti ini??" tanya Belhart cukup mencekam.     

Menggunakan nada bicara yang tinggi. Namun sama sekali tidak menurunkan keyakinan Hulck untuk menjawab pertanyaan itu.     

"Saya juga kurang mengerti, Yang Mulia. Kami baru saja berjalan sebentar. Namun mendadak Yang Mulia Kaisar menekan dadanya dengan sangat kuat seolah terkena serang jantung. Kami sudah memanggil seluruh tabib istana,"     

Penjelasan itu masih tidak membuat Belhart tenang.     

"Lalu sekarang, kenapa kalian masih ada di sini dan tidak membawa ayahku ke tempat yang lebih nyaman?" protes Belhart sembari mengamati kondisi ayahnya.     

Hulck lalu menatap ragu.     

Ingin membawanya sejak tadi. Namun tidak yakin apakah tindakan itu adalah tindakan yang tepat atau benar.     

Beberapa ingatan dalam masa lalu Monna kemudian mengalir dengan sangat lancar. Tidak diminta untuk menjamah. Namun, bayangan masa lalu Kaisar Dominic yang terbaring koma malah muncul dan mengusiknya.     

Memunculkan beberapa adegan sedih yang menyayat hati. Monna jadi tidak bisa hanya berdiam diri dan harus mengatakan sesuatu.     

Datang belakangan. Namun sudah mendengar seluruh penjelasan Hulck. Monna langsung saja mencegah mereka.     

"Tidak! Jangan biarkan siapapun membawa Baginda! Kalian harus menunggu sampai dokter istana datang!" tukas Monna dengan sangat yakin.     

Belhart dan Hulck kemudian sama-sama menatapnya heran. Tidak mengerti kenapa Cattarina tiba-tiba saja bersikap impulsif dan tegas untuk meminta sesuatu yang sebetulnya tidak berhubungan dengannya.     

Dokter istana kemudian datang bersama beberapa pengikutnya yang lain. Menghampiri dengan sangat panik juga tergesa-tega. Salah seorang dari mereka lalu bertanya.     

"Ada apa ini?" tanya Murggen. Seorang dokter istana senior yang merupakan kepercayaan raja. Selalu mengurusi kesehatan seluruh anggota keluarga raja. Dan sudah menginjak usia 40 tahun.     

Hulck mewakili semua orang menjawab pertanyaan Murggen.     

"Yang Mulia baru saja pingsan dan merasakan nyeri yang sangat dalam dan hebat menusuk dada kiri bagian atasnya. Belum menerima pertolongan pertama karena saya tidak mengerti. Maka tolong, tangani beliau segera!"     

Belhat lalu melirik ke sekeliling. Menatap dengan heran sekaligus panik. Ketika dia tidak melihat sosok Alliesia yang seharusnya menjadi pondasi paling penting dalam menyelamatkan ayahnya.     

Namun, Belhart justru hanya melihat Dokter Murg berjongkok di depan ayahnya untuk mengecek nadi?     

Belhart lantas bertanya.     

"Mana Alliesia? Kenapa dia tidak datang bersama dengan kalian?" tanya Belhart dengan segenap keingintahuannya.     

Beberapa orang mulai panik.     

Merasa sudah semestinya Alliesia ikut bersama dengan para rombongan dokter untuk mengecek kondisi ayahnya. Belhart justru tidak melihat sosoknya. Seakan Alliesia tidak merasa dipanggil.     

Atau seolah sudah menyalahi aturan dengan mengabaikan perintah darurat untuk memeriksa kondisi kesehatan ayahnya. Alliesia dengan sangat berani bersembunyi dari mereka dan berkeliaran secara bebas dalam istana?     

Bingung dan tidak bisa menjawab, Para Dokter istana lalu saling menatap.     

Karena tidak ada seorangpun yang tahu kemana Alliesia pergi. Mereka semua sudah tidak melihatnya sejak pagi. Termasuk seorang dokter wanita yang satu kamar dengannya. Dia juga tidak bisa memberikan jawaban.     

Kini giliran Monna yang terlihat panik dan merasa bersalah. Seharusnya tidak meminta sebuah permintaan yang akan menyulitkan Alliesia. Monna hanya ingin meminta Alliesia untuk memberikannya obat penenang.     

Obat pengurang stress. Sekaligus pengendali detak jantungnya agar tidak terus gugup dan ketakutan setiap kali dia bersama dengan Belhart.     

Dikarenakan kemampuan penyembuh Alliesia tidak mempan untuknya. Monna terpaksa harus menggunakan cara lain untuk bisa mengatasi dilemanya.     

Berpikir Alliesia mungkin memiliki obat penawar. Alliesia justru menawarkan diri untuk mencarinya di luar istana, setelah mengecek persediaan dalam gudang obat istana sedang habis.     

Dan obat yang dibutuhkan Cattarina sebetulnya adalah barang langka dan jarang sekali ada orang-orang dalam istana yang membutuhkannya.     

Proses pencarian obat tersebut pasti akan memakan waktu.     

Tidak memberikan perincian utuh soal bagaimana obat itu sangat Cattarina butuhkan. Alliesia dengan segala niat baiknya berusaha untuk membantu. Namun bagaimana jika karena dirinya lagi, seseorang pada akhirnya dipersulit.     

Keluar istana dan tidak berada di tempat ketika dibutuhkan.     

Segala persoalan ini membuat Monna merasa lelah. Maju ke depan untuk menjadi tameng dan memberikan penjelasan serta pembelaan     

Monna bisa merasakan atmosfer di sekitarnya membeku.     

"Alliesia aku minta untuk pergi membeli sesuatu. Tidak berpikir akan berguna dalam situasi yang genting dan sangat mendadak ini,"     

Monna lalu terus mengawasi jalannya pemeriksaan. Merasa gugup dan juga takut setelah dia menyadari sesuatu.     

Beberapa ingatan masih terus mampir dalam kepalanya.     

Masih tentang ingatan masa lalunya soal kritis serius yang dialami oleh Kaisar Dominic, jika saja Alliesia tidak berada bersama dengannya saat itu. Monna merasakan seluruh bulunya menegang.     

Dimana pada masa lampau, jika Monna masih mengingatnya dengan benar. Saat dimana Cattarina yang baru saja keguguran tidak memiliki kemampuan untuk berjalan kemanapun selama beberpaa hari.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.