Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 85 ( Masa Kritis )



Chapter 85 ( Masa Kritis )

Mendengar dari salah satu dayang.     

Bahwa Kaisar Dominic mendadak jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Terkejut ketika mendengar Cattarina mengalami keguguran. Namun karena beberapa pemicu lain kesehatannya yang memang sedang mengalami penurunan. Tidak bisa menghindarkannya dari masa kritis.     

Lomus Dominic pada masa itu bisa melewati semua krisisnya berkat Alliesia yang sedang bersama dengannya.     

Tidak tahu bagaimana jelasnya, Alliesia bisa berada bersama dengan Lomus Dominic pada masa itu. Namun, pada masa sekarang. Apa yang akan terjadi pada Kaisar Dominic, jika Alliesia tidak ada?     

Bukannya meragukan kemampuan dari seluruh dokter hebat istana yang sudah menempuh perjalanan, usaha dan pembelajaran yang tinggi untuk bisa mencapai kredibilitas mereka diterima dan bekerja di istana.     

Namun, bagaimana jika hal sederhana itu berpengaruh. Ketika semua orang sudah mengakui kemampuan Alliesia. Menjadi sangat unggul serta praktis dalam menyembuhkan orang.     

Monna juga masih ingat bagaimana hal tersebut menjadi pemicu semakin dekat keakraban dan perhatian Belhart pada Alliesia setelahnya.     

Sehingga segala pelik ini membuat Monna dilema.     

Ingin mencari Alliesia dimana pun dan menariknya kemari. Namun, kemana dia harus mencari?     

Hanya mengatakan kalau dia akan ke ibukota dan berkeliling. Lalu jika tidak menemukannya, Alliesia akan mencari di dalam hutan dan meraciknya sendiri.     

Monna sudah sangat ingin memukul kepalanya sendiri.     

Menatap dengan sangat cemas bahkan ketika Dokter Murg nampak kesulitan untuk memprediksi penyakit yang diderita oleh Kaisar.     

Monna lalu dengan yakin memecah keheningan dan kebingungan semua orang.     

"Diseksi Aorta!" ucap Monna sangat serius dan yakin.     

Tidak ingin menunda informasi ini karena dia takut semakin banyak waktu berjalan. Jika tidak segera diatasi. Kemungkinan sembuh ini tidak bisa diharapkan.     

Monna lalu menambahkan beberapa penjelasan. Setelah dia melihat semua orang sudah tercengang menatapnya.     

"Ada lapisan dalam pembuluh darah Aorta Baginda yang robek. Membuatnya jadi sesak napas mendadak dan merasakan nyeri yang sangat hebat di bagian dada atasnya, seolah kena serangan jantung. Gejala ini sangat mungkin disebabkan oleh lapisan Aorta yang robek."     

Berucap dengan sangat fasih bahkan percaya diri.     

Hulck yang berhasil mendengar seluruh gejala yang Monna sebutkan, sama persis dengan apa yang dia lihat. Membulatkan matanya semakin lebar.     

Menatap Belhart serius untuk mengiyakan penjelasan Monna. Belhart semakin mengernyit. Menatap tidak percaya sekaligus terheran-heran. Namun tidak bisa merespon lebih banyak. Karena keselamatan ayahnya adalah yang terpenting.     

"Lalu bagaimana sekarang? Setelah tahu ayahku menderita gangguan aorta. Kalian tidak akan melakukan apapun?" tanya Belhart lebih memperdulikan hasil. Ketika dia semakin stress melihat ayahnya tidak bergerak.     

Berbaring seolah tidak memiliki tenaga. Para dokter lalu nampak ragu.     

"Bukan tidak ingin, Yang Mulia. Karena melakukan operasi sangat beresiko. Namun..."     

"Namun jika tidak ditangani dengan sangat serius dan cepat. Ayah bisa saja tidak selamat?" lanjut Belhart marah.     

Sudah tahu kelanjutan kalimat seperti apa yang ingin Dokter Murg sampaikan. Belhart tidak bisa tidak melampiaskan kekesalannya pada seseorang.     

Namun karena situasi yang menjepit, Belhart sekali lagi harus mengalah. Meskipun nampak lelah dan sangat dingin.     

"Jadi sekarang, apa yang harus kita lakukan?"     

Waktu semakin berjalan dan tidak ada satu dokterpun yang berani maju untuk melakukan.     

Membuat Monna sekali lagi menemukan sesuatu yang tidak bisa dia duga dan prediksikan. Seolah diberikan jawaban dan diberitahukan petunjuk. Monna mendadak menjadi semakin gugup.     

"Ada," ucap Monna pendek. Membuat semua orang sontak menoleh.     

"Ligentd. Bukankah masih ada Dokter istana yang bernama Ligentd?"     

Menyadari jawaban itu benar. Belhart lalu memberikan perintah.     

"Cari Ligentd! Dan bawa ayahku untuk menemuinya. Siapkan meja operasi dan suruh dia menangani ayahku!"     

Semua rombongan Dokter kemudian membubarkan diri dan bergegas.     

Dokter Murggen lalu memimpin.     

"Angkat Baginda dan bawa hati-hati. Aku yakin dia sedang berada di perpustakaan. Maka dua orang cari dia lebih dulu. Beberapa siapkan meja operasi dan sisanya ikut bersama denganku untuk memapah,"     

Dengan sigap dan sungguh-sungguh. Setelah menemukan jawaban atas kurang mahirnya dia dalam melakukan operasi terkait pembuluh darah dan jantung. Dokter Murg akhirnya menemukan sebuah harapan.     

"Kau antar Catty ke kamar. Tidak perlu ikut dan biarkan saja kami yang mengatasinya. Kita akan bicara lagi nanti," ucap Belhart sambil berlalu mengikuti para rombongan dokter membawa ayahnya.     

Seolah memiliki sebuah janji dan akan dia tepati. Monna sedikit nampak heran sekaligus bingung.     

"Bicara? memangnya apa yang ingin dia bicarakan denganku?" gumamnya seorang diri.     

Tidak memberikan jawaban dan hanya mempersilahkan. Neil yang mendengar hanya membalas sekedarnya.     

"Saya tidak tahu, Yang Mulia. Namun Anda bisa mengetahuinya nanti setelah Putra Mahkota berhasil memastikan Baginda Kaisar baik-baik saja,"     

Menghelah napas cukup dalam dan lemah. Monna lalu berucap kembali.     

"Aku harap pilihan dan tindakanku sudah benar. Lalu menurutmu, apa Baginda Kaisar akan baik-baik saja?" tanya Monna sangat cemas hingga bersalah.     

Monna agaknya menyesal sudah menyuruh Alliesia melakukan sesuatu. Dan sekali lagi dia menjadi penyebab berkurangnya kesempatan bagi Alliesia untuk menunjukkan kegunaan dan kepahlawanannya.     

Jadi sekarang, apa yang harus Monna lakukan untuk memperbaiki itu semua?     

Berjalan dengan gontai mengikuti petunjuk Neil untuk kembali ke istananya. Monna hanya bisa manatap sisa-sisa kepergian semua orang dalam diam.     

'Aku berharap semua baik dan tidak ada sesuatu hal buruk apapun terjadi?'     

***     

Suasana berpindah ke tempat lain.     

Diluar ruangan operasi. Menunggu kepastian hasil operasi yang dilakukan oleh para dokter istana terkait ayahnya. Sesuai dengan intusisi Murggen, Ligentd berhasil ditemukan dengan cepat dan tepat.     

Operasi pun berhasil dilakukan.     

Dan Belhart lalu bertanya dengan sangat serius pada Ligentd. Ketika dia sudah selesai melakukan operasi mendadaknya dalam kurun waktu dua jam. Hrusa sangat berhati-hati dan melihat secara teliti juga cemat setiap peluang.     

Ligentd akhirnya keluar dari masa sulitnya.     

"Bagaimana dengan ayahku? Apa operasinya berhasil?" tanya Belhart.     

Ligentd mengangguk pelan.     

"Ya. Yang Mulia. Dan itu berhasil karena Anda bisa membawanya cepat menemui saya. Tidak mengira kalau jasa saya akan dibutuhkan,"     

Belhart lalu menghelakan napas lega. Terkulai lemas dan merasa beban kekhawatirannya meluap.     

Hulck yang sejak tadi masih menunggu, memberikan ucapan selamat.     

"Selamat, Yang Mulia. Baginda akhirnya bisa lewat dari masa kritisnya,"     

Belhart lalu berucap dengan getir bercampur kaku.     

"Ya. Dan itu semua berkat Cattarina. Sudah memberikan informasi yang sangat penting. Hingga menyebutkan nama Ligentd ketika bahkan tidak ada seorangpun yang mengingatnya,"     

Ligentd yang mendadak disebut, mengerutkan kening.     

"Saya, Yang Mulia?" tanyanya masih cukup heran.     

"Ya."     

Ligentd lalu menambahkan.     

"Tapi, bagaimana itu mungkin? Saya tidak pernah bertemu dengan Yang Mulia Putri dan saya yakin beliau juga tidak mengenal saya. Sudah tidak pernah melakukan operasi sejak lama. Namun mendadak dicari secara panik,"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.