Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 87 ( Perhatian dan Tindakan yang Berlebihan )



Chapter 87 ( Perhatian dan Tindakan yang Berlebihan )

0Cattarina memang menjadi pribadi yang sangat berbeda, seperti orang lain. Dan hal itu sangat tidak masuk diakal. Namun segala jawaban, banyak mengarahkan kebenarannya menuju ke arah sana.     

Hingga sejak hari itu, Belhart mulai terus memperhatikan Cattarina.     

Seperti misalnya, ketika pagi tiba. Dan sarapan pagi sudah hadir di depan mereka. Belhart menatap dengan serius cara makan Monna yanng berbeda.     

"Kau tidak suka dengan kacang polong?"     

Melihat Monna sibuk memisahkan kacang polong hijau dari hidangannya ke samping. Belhart segera saja memanggil beberapa pelayan.     

Menjentikkan jari dan seorang dayang maju mendekat ke arahnya.     

"Mulai hari ini, jangan pernah menghidangkan makanan itu di meja makan kami."     

Berucap dengan yakin dan pasti. Sang pelayan pun membalas.     

"Baik, Yang Mulia."     

Sedikit terkejut. Namun pada akhirnya memberikan anggukkan. Nampak sekali, kalau Belhart jarang mengajukan sebuah permintaan ketika mereka sedang makan.     

Hingga pada hari berikutnya. Ketika Monna sudah berusaha mengurangi kebiasaan buruknya untuk pilih-pilih makanan. Sekalipun pada banyak makanan tertentu, Monna selalu puas. Dan tidak serta merta memisahkannya.     

Belhart sekali lagi melihat Monna menjauhi sayuran. Bukan semua jenis sayur. Melainkan hanya khusus satu jenis sayur yang paling tidak Monna sukai, yaitu paprika. Menganggap bentuknya aneh karena tidak seperti sayuran dan tidak juga bukan buah.     

Belhart dengan mata elangnya langsung membidik.     

"Kau... tidak menyukai paprika?" tanya Belhart dengan keseriusan tinggi.     

Monna yang sedang fokus seketika menjadi tegang. Mengangkat wajahnya dan menghentikan segala aktivitasnya menyendok beberapa lauk ke atas piringnya.     

Belhart ternyata berhasil menangkap gerakan Monna yang sengaja tidak mengambil sayuran itu. selalu menghidangkan menu makanan yang sangat beragam dan lengkap. Bukankah tidak aneh apabila ada satu, dua, atau beberapa menu yang tidak Monna sentuh?     

Menatap cukup terkejut dan merespon dengan ala kadarnya. Monna lalu berucap pendek.     

"Ya?"     

Sementara Belhart lalu menyuruh beberapa pelayan untuk maju.     

Menjadi panik dan merasa tidak enak. Monna sekali lagi gagal menghentikan Belhart untuk mengajukan protes pada para pekerjanya.     

Belhart lagi-lagi bersikap angkuh.     

"Apa kalian tidak bisa mengecek lebih dulu apa yang ingin Putri Mahkota kalian makan dan tidak? Bertanya lebih dulu apa yang ingin dia santap ketika pagi hari. Cicipi ketika siang hari. Dan masuk ke dalam mulutnya, ketika malam hari tiba. Hal semudah ini bahkan kalian masih harus mempelajarinya dariku?"     

Menatap dengan sangat marah ketika pelayannya terus membuat kesalahan.     

Para pelayan yang ditegur, langsung saja ketakutan dan merasa bersalah.     

"Maafkan kami, Yang Mulia."     

Hanya mengucapkan dua kata maaf. Belhart tentu tidak akan merasa puas. Menatap dengan tajam kembali, dan memberikan perintah.     

"Panggilkan koki istana dan suruh dia menemuiku nanti. Atau, apa perlu aku akan memintanya untuk mengulang lisensi memasaknya?"     

Menghujam dengan kata-kata yang tajam. Kepanikan besar semakin menusuk Monna.     

Tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada suasana hati Belhart yang tidak bisa Monna tebak. Sehingga Monna mulai berpikir, mungkinkah sekali lagi dia sudah melakukan sebuah kesalahan?     

Memancing emosi Belhart dan membuatnya sengaja mencari-cari kesempatan. Lalu menyalahkan orang lain agar Cattarina merasa bersalah.     

Belhart sekali lagi membuat Monna sangat kebingungan ketika dia sudah menyalahi aturan. Melanggar perjanjian dan mengumandangkan berbagai macam alasan yang menurutnya logis.     

Monna berucap dengan marah untuk masalah ini.     

"Anda sudah menyalahi aturan. Anda sudah berjanji untuk tidak mengatur posisi agar kita bisa tidur dalam satu ranjang bersama. Namun sekarang, Anda mendadak menyingkirkan ranjang Anda dan ingin tidur di atas ranjang saya?"     

Masih ingat dengan sangat jelas bagaimana Belhart menyetujui persyaratan yang Monna ajukan ketika Belhart ingin menikah dengannya.     

"Satu tahun. paling tidak beri saya waktu sampai satu tahun setelah kita menikah untuk kita tidak berada dalam satu ranjang bersama,"     

Kata-kata itu seharusnya masih Belhart ingat. Namun tanpa alasan yang jelas Belhart seolah melupakannya. Atau malah menganggapnya tidak pernah ada?     

Belum genap setengah tahun mereka menikah. Belhart sudah melanggar janji dan keputusan yang dia setujui?     

Seakan dipermainkan dan dimanfaatkan secara sepihak. Belhart justru sama sekali tidak merasa sudah menyalahi aturan.     

Duduk dengan santai diatas tepat tidur Monna. Yang harusnya hanya menjadi tempat tidur miliknya seorang.     

"Kenapa? Bukankah tidak aneh jika sepasang suami istri saling membagi ranjang?"     

"Namun kau sudah berjanji Belhart!"     

Mulai menjadi berani dan tidak gugup ketika berbicara dengan Belhart seiring berjalannya waktu. Monna kini mulai menyadari bahwa ketakutannya itu adalah hal yang bodoh. Dan keberaniannya saat ini mungkin juga karena obat yang Alliesia berikan padanya.     

Tidak menemukannya di ibukota. Alliesia pada akhirnya, meraciknya sendiri.     

Membeli beberapa bahan penting yang dia butuhkan dan mencampurnya dengan bahan lain yang bisa dia dapatkan dari gudang obat istana. Alliesia pada akhirnya berhasil membuat sesuatu yang sangat berguna bagi Monna setelah beberapa hari.     

Menatap dengan sangat waspada. Belhart justru menyukai saat-saat dimana Monna mulai ingin bersikap menyerang.     

"Aku hanya tidak ingin membuat ayahku cemas dan mempertanyakan status pernikahan kita. Sudah pernah melihat kita tidur secara terpisah. Secara khusus, ayah juga pernah bertanya padaku soal kesungguhan pernikahan ini."     

Melirik dengan cepat dan menatap dengan serius. Monna tidak mengabaikan satupun alasan Belhart.     

"Ayah mengatakan padaku. Memang sangat diperbolehkan jika suami istri saling memiliki tempat tidur mereka masing-masing. Namun khusus untuk keturunan dan keluarganya sendiri. Ayah ingin putra dan menantunya tidur bersama seperti layaknya suami istri di dalam keluarganya,"     

Monna langsung saja merasa terlempar jauh. Berdiri dengan lemas. Ketika dia tidak sanggup meranjak dari posisinya dan duduk atau tidur di ranjangnya.     

Monna hanya bisa berkesal hati.     

Sulit melawan jika yang harus dia hadapi adalah ayah Belhart. Ayah dari seorang anak yang akan mengerahkan apapun untuk mendengarkan keinginannya. Sekalipun harus menurunkan egonya.     

Hanya bisa menentang ketika segala pertentangan itu terjadi karena Alliesia.     

Monna lalu membalas lemah.     

"Jadi, karena ayahmu kau nekat melakukan semua ini?"     

"Ya,"     

Tidak sanggup membalas dan sadar akan percuma. Monna merasa dunia ini tidak pernah adil padanya. Sudah menghukumnya masuk ke dalam buku yang tidak memiliki dasar dan langit yang jelas.     

Sekarang, kata-katanya pun tidak ditanggapi? Ketenangan tidurnya pun diganggu? Dan Monna harus tidur bersama dengan calon pembunuhnya sendiri?     

Belum terbukti memang.     

Ah, tidak. Salah.     

Memang sudah terbukti di masa lalu. Namun belum terbukti di masa sekarang. Dan segala kemungkinan bisa saja terjadi. Karena Belhart menunjukkan banyak perubahan terhadapnya.     

Mengurangi sikap dinginnya. Namun tidak menurunkan sama sekali sikap menyebalkannya yang terus membuat Monna tidak bisa berbuat apapun.     

Tetap saja segala permintaan ini menyiksanya. Membuatnya tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.