Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 91 ( Apa yang Akan Terjadi Setelah Satu Tahun )



Chapter 91 ( Apa yang Akan Terjadi Setelah Satu Tahun )

0"Berkatmu, ayahku bisa selamat. Dan aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih yang benar padamu. Cattarina. Kau sungguh menjadi matahari yang paling bersinar dalam hidupku. Menjadikanmu paling spesial dan poros kehidupan,"     

Monna langsung saja merasakan sekujur roma-nya bergidik. Meresapi setiap ucapan itu dengan hati-hati bahkan perlahan.     

Seluruh kalimat itu terasa tidak asing. Seolah pernah mendengar atau membacanya dimana.     

Monna kemudian mengingat sesuatu.     

"Berkatmu, ayahku bisa selamat. Dan aku tidak tahu bagaimana aku berterima kasih dengan benar padamu, Alliesia. Kau sungguh menjadi matahari yang paling bersinar dalam hidupku. Sekaligus menjadikan yang paling spesial dan poros kehidupanku,"     

Ada apa ini?     

Bukankah kata-kata itu persis sama seperti yang Belhart ucapkan pada Alliesia, ketika...?     

Mulai mengingatnya dengan benar tentang kapan dan bagaimana situasi itu terjadi. Monna merasakan sekujur tubuhnya mengigil.     

Mengingat dengan jelas rangkaian kalimat panjang yang Belhart ucapkan sungguh-sungguh pada Alliesia. Ketika Alliesia berhasil menyelamatkan ayahnya dari krisis serius pada masa itu.     

Kini, karena secara teknis dan tidak sengaja. Monna membantu Belhart untuk menolong ayahnya. Kata-kata mengejutkan itu kemudian berpindah tujuan padanya?     

Memposisikan dirinya sebagai pengganti Alliesia.     

Belhart tanpa memandang siapa lawan bicaranya, ingin menjadikannya sebagai poros dan juga matahari yang paling spesial untuknya?     

"Tidak, Yang Mulia. Semua itu bukan hal yang serius. Dan Anda tidak perlu sampai harus berterima kasih dengan berlebihan begitu. Sudah sepatutnya saya melakukan ini demi Yang Mulia dan kelangsungan negeri,"     

Monna mendadak membatin.     

Bukankah kata-kata ini juga yang pernah Alliesia ucapkan pada Belhart ketika tidak tidak merasa jasanya perlu dibicarakan?     

Sudah menjadi kewajibannya sebagai dokter istana. Sekaligus orang kepercayaan istana untuk menentramkan keadaan genting. Alliesia yang memang memiliki kepribadian sangat baik layaknya para pemeran protagonist yang sesungguhnya.     

Tidak meminta jasanya diakui dan lebih mengutamakan hasil yang baik untuk semua orang.     

Alliesia yang ingin diberikan penghargaan khusus, menolak. Tidak ingin tampil menonjol karena sudah ada banyak semua orang, mengeluh-eluhkan kemampuannya.     

Percakapan tersebut terpaksa berakhir sampai di sana.     

Namun meninggikan status dan kepercayaan Belhart pada Alliesia setelah hari itu.     

"Aku tidak mengucapkannya secara berlebihan karena memang seperti itulah yang aku pikirkan. Tidak mengarang cerita. Dan tidak sengaja berbohong agar membuatmu bisa merasa lebih nyaman,"     

Belhart masih juga belum melepaskannya. Justru semakin mempererat dekapannya dan menenggelamkan diri. Seolah takut, jika dia melepaskannya sekarang. kesempatan ini tidak akan pernah ada lagi.     

"Aku takut... aku sempat sangat takut," ucap Belhart dengan tatapan renyuh.     

Monna mendadak menahan napas.     

Belhart bisa merasa takut?     

"Aku takut orang yang aku sayangi, pergi. Tidak bisa melihat ayahku terkujur kaku dan tidak berdaya seperti itu,"     

Ah, jadi maksudnya adalah soal ayahnya?     

Memukul kepala diam-diam ketika mereka berdua masih sama-sama tidak melihat satu sama lain.     

Monna mengutuki kebodohannya.     

Memangnya apa yang dia pikirkan soal ucapan Belhart yang mengatakan kalau dia takut orang yang dia sayangi pergi? Ayahnya jelas hampir saja meregang nyawa dan sangat wajar jika Belhart sangat ketakutan.     

Tidak terlalu dekat dengan ayahnya. Namun semua orang tahu bahwa Putra Mahkota sangat tunduk dan sayang pada ayahnya. Satu-satunya keluarga yang dia miliki dan pedulikan melebihi apapun.     

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Jika saja kau tidak banyak membantu. Entah bagaimana kepintaranmu itu bisa berasal dan ketepatanmu dalam membaca situasi sangat mengejutkan semua orang,"     

"Kau menjadi satu-satunya harapanku untuk percaya bahwa nasib baik bisa didapatkan oleh siapapun. Seolah menjadi dewi keberuntungan bagi keluarga raja,"     

Monna lalu mendorong Belhart.     

Bukannya ingin menghindar atau menjauhkan dirinya karena tidak senang. Monna hanya merasa kata-kata Belhart tidak pantas diucapkan padanya.     

"Semuanya hanya kebetulan dan aku bukan dewi keberuntungan siapapun,"     

Hanya kebetulan masih memiliki ingatan masa depan Cattarina dan sangat terbantu. Belhart lalu melancarkan niatnya.     

"Kalau begitu, bisa kau jelaskan padaku. Bagaimana kau mendadak bisa menjadi sangat pintar? Bukan untuk meragukan kemampuanmu seperti terakhir kali salah paham dan menuduhku mengejekmu. Namun aku sungguh ingin tahu bagaimana kau bisa mengetahui banyak hal?"     

"Mulai dari soal penyakit ayahku dan rasa sakitnya. Lalu Dokter Ligentd yang bisa melakukan operasi. Kau tidak ingin mengatakan sesuatu padahal aku sudah sangat bersabar?"     

Sudah menunggu terlalu lama sampai berhari-hari. Belhart mengira Cattarina akan mencurahkan segala pengetahuan dan kegelisahannya itu dalam buku catatannya. Mungkin akan merangkum dan membaginya dalam bentuk tulisan ketika mungkin tidak ada satu orang pun yang bisa dia bagikan ceritanya.     

Cattarina justru tidak menulis apapun dalam buku catatannya.     

Membiarkannya tetap kosong sampai catatan terakhir yang Belhart baca. Padahal Hulck sudah menyampaikan padanya bahwa apapun yang Cattarina tulis dalam bukunya. Maka tulisan itu juga akan tertera dalam buku asli yang ada padanya.     

Namun, jangankan menuliskan beberapa kalimat. Sepatah atau dua patah kata bahkan tidak terlihat sama sekali. Sehingga Belhart mulai meragukan keakuratan sihir duplikasi yang diberikan Hulck pada buku palsu catatan pribadi Cattarina.     

"Kau boleh tidak mengatakannya padaku sekarang. Namun, tolong tulis dan rangkum susunan penjelasan itu dalam sebuah tempat yang memungkinkanmu untuk bercerita apapun!"     

Monna sudah langsung saja merasakan pernyataan itu aneh. Tapi sengaja tidak memperpanjang.     

"Ya. Aku akan melakukannya. Dan maaf karena aku tidak bisa memberikan banyak penjelasan. Namun saat ini, ketika waktu sudah menunjuk tanda waktu sangat malam. Apa Anda tidak akan tidur dan mengajak saya terus mengobrol?"     

Bukannya tidak ingin. Namun besok adalah hari pertama Baginda Kaisar keluar dari kamarnya. Mulai melakukan rutinitasnya seperti biasa setelah cukup lama beristirahat dan merilekskan diri. Aku sepertinya harus menemuinya,"     

Belhart segera saja menyetujuinya.     

"Kau benar. Namun.."     

Menatap dengan serius juga hati-hati. Monna segera saja bertanya dengan sedikit cemas.     

"Namun apa?"     

"Namun, apa kau bersungguh-sungguh ketika memintaku untuk tidak menyentuhmu selama kurun waktu satu tahun? Dimana pernikahan kita sudah berjalan selama setengah tahun dan masih ada sisa waktu setengah tahun lagi,"     

Monna buru-buru bergerak mundur. Merapatkan diri ke sisi dinding tempat tidurnya dengan waspada. Lalu bertanya.     

"Apa maksud Anda? Kenapa mendadak Anda membicarakan masalah ini?"     

Dimana hanya ada dua pengertian dalam kata-kata tersebut.     

Pertama, Belhart ingin memperpanjang masanya. Atau kedua, Belhart ingin memperpendek masa waktunya.     

Oh, tidak! Sebenarnya, ada apa dengan Belhart? Kenapa semakin hari dia menjadi semakin aneh saja?     

Menatap dengan penuh harap juga arti. Memangnya, apa yang Belhart inginkan darinya.     

"Hanya sekedar bertanya dan memastikan," jawab Belhat jujur.     

Lalu menambahkan.     

"Kalau begitu, menurutmu. Setelah satu tahun berlalu. Apa yang akan terjadi pada kita?"     

Berucap dengan kesal dan terbata-bata.     

"Saya tidak tahu! Bagaimana saya bisa tahu jika saya bahkan tidak bisa memprediksi masa depan?!"     

Seperti dituduh menjadi seorang paranormal atau alih peramal masa depan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.