Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 95 ( Hallo!! Namaku Cattarina )



Chapter 95 ( Hallo!! Namaku Cattarina )

0Belhart justru menjadi satu paham dengan ayahnya.     

"Ayah benar. Dan aku terlanjur masih kesal. Sehingga tidak memperhatikan sekeliling,"     

Belhart lalu menganti pertanyaannya.     

"Ayah sudah merasa jauh lebih baik? Perlu aku berikan waktu istirahat lebih banyak? Dan kau minta Hulck juga asisten kepercayaan ayah untuk menghandle semuanya?"     

Lomus menggeleng.     

"Tidak perlu. Aku sudah istirahat sangat lama. Sudah lebih dari dua minggu dna hampir satu bulan tidak duduk di depan meja kerjaku. Aku ingin memanaskan otak,"     

Sedikit geli dengan penuturan Lomus Dominic yang terkadang sering unik. Lomus Domini mungkin adalah raja pertama yang Monna lihat paling bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajibannya. Mengesampingkan segala kesakitan dan luka yang sedang dia pikul.     

Lomus Dominic selalu bisa menjadi contoh yang baik bagi semua orang.     

Walau tidak bisa dielakkan juga, Monna memamg baru pertama kali bertemu dengan seorang raja. Tidak pernah masuk dalam cerita dan baru kali ini melihat secara langsung sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang baik.     

Beruntung bukan hidup dan tinggal dalam cerita seorang tiran.     

Dan Cattarina sebagai antagonist harus menghadapi kebencian Belhart di masa depan dan dibunuh. Setidaknya, sejauh ini kehidupannya masih aman dan diberkahi.     

Entah mungkin karena Monna sudah secara penuh merubah kebiasaan buruk Cattarina. Tidak berusaha mencarai masalah. Walau tidak bisa dielakkan juga terkadang masalah menghampirinya tanpa dia meminta dan menginginkannya.     

Mereka bertiga kemudian mulai membicarakan banyak hal. Tentang masa kecil Belhart dan Cattarina ketika mereka pertama kali bertemu.     

Monna lalu mengenang kembali masa itu. Bukan hanya dia. Namun juga Belhart yang seolah tidak bisa melupakannya walapun ingin.     

"Hallo! Namaku Cattarina. Dan kau bisa memanggilku dengan sebutan 'Catty'. Sama seperti ayah, ibu dan kakakku yang memanggilku seperti itu. Senang bisa bertemu denganmu,"     

Seolah menjadi anak perempuan yang manis dan juga ramah pada umumnya. Cattarina menyapa Belhart yang pada saat itu dipanggil ayahnya.     

Diajak untuk saling bertemu dan keberanian Cattarina untuk menyapa lebih dulu mengundang banyak rasa malu dan juga pujian dari Lomus.     

"(sambil tertawa) Sangat luar biasa dan membuatku tidak bisa berhenti merasa puas. Ingin memuji putrimu yang berani dan nampak cerdas. Aku yakin, tanpa aku mengatakan hal ini. Sudah ada banyak orang yang mengatakannya,"     

Alpen lalu buru-buru membalasnya.     

"Tidak, Yang Mulia. Catty kami seperti ini mungkin karena terlalu senang bisa bertemu dengan Pangeran Dominic. Sehingga dia lantas menjadi sangat antusias. Saya sebagai ayahnya jadi merasa sedikit malu,"     

Datang bersama dengan Rubylic, istrinya. Dan membawa Cattarina yang baru menginjak usia 10 tahun untuk bertemu dengan calon mempelainya kelak. Alpen Bourston sama sekali tidak menceritakan apapun pada Cattarina, niat Lomus Dominic untuk menjodohkannya dengan Belhart.     

Hanya diajak untuk bertemu kawan baru. Dan Cattarina yang memang jarang bergaul, menjadi antusias dan tidak sabaran.     

Menantikan hari itu sejak semalam dan mulai bertanya macam-macam soal,     

"Siapa namanya, Ayah?"     

"Dan orang seperti apa dia?"     

"Apa dia tampan? Dan apa dia ingin berteman denganku?"     

"Dia bukan orang aneh yang seperti aku dengar? Putra mahkota yang hanya ingin berteman dengan orang yang dia anggap teman?"     

"Besok kami akan bertemu?"     

"Besok kita akan pergi ke istana?"     

Dan serangkaian pertanyaan anak kecil lain yang penasaran dengan mainan barunya.     

Pertemuan pertama mereka tentu tidak berjalan terlalu baik sebagaimana yang semua orang harapkan. Karena Pangeran Belhart pada dasarnya memang adalah anak yang pendiam. Tidak pandai atau mungkin kurnag menyukai bersosilisasi dengan sembarangan orang.     

Sekalipun ornag yang ayahnya pilihkan.     

Belhart tetap saja bersikap sangat tidak ekspresif.     

"Kau tidak ingin menyapanya? Padahal Cattarina sudah menyapamu lebih dulu. Menggunakan senyumnya yang cantik untuk mengakrabkan diri. Kau.. tidak akan meladeninya?"     

Seperti ingin mendorong. Namun juga ingin memaksanya membuat keputusan.     

Belhart dengan berat hati kemudian membalas.     

"Hai," jawab Belhart sangat datar. Tanpa diiming-imingi nada bicara yang lebih baik. Bahkan sampai ke ekspresinya yang juga tidak berubah.     

Cattarina dengan senyum cerianya masih saja membalas.     

"Baginda Kaisar... terima kasih karena sudah mengundang Catty ke istana. Catty belum pernah kemari. Dan Catty sangat takjub. Karena apa? Karena istana Kaisar sangaaat luas. Lebih luas dari rumah ayah dan ibu. Bahkan ada banyak orang di sini. Apa semua adalah orang bekerja pada Anda? Tunduk pada Anda dan akan mematuhi apapun perintah Anda?"     

Alpen yang sadar ucapan Cattarina jauh melenceng, menariknya.     

"Catty, apa yang kau bicarakan? Kenapa Catty jadi lebih banyak bicara daripada apa yang ayah sangka? Sebegitu penasarannya-kah Catty pada istana?" tanya Alpen dengan maksud untuk mengalihkan pembicaraan.     

Namun Cattarina kecil justru semakin banyak bertanya.     

"Kenapa, Ayah? Aku tidak boleh banyak penasaran? Dan aku dilarang untuk bertanya? Atau apa pertanyaan ini terlalu sensitif untuk aku tanyakan?"     

Rubylic yang ikut bersama suaminya tidak bisa menahan tawa dan diam-diam tertawa.     

Lomus Dominic ternyata satu pemikiran dengan Rubylic.     

"Apa yang Cattarina tanyakan benar, Alpen. Itu hanya pertanyaan anak kecil. Lalu apa pertanyaannya itu terlalu sensitif bagimu?"     

"Tidak, Yang Mulia. Justru sebaliknya. Saya takut pertanyaan itu malah menyinggung Anda,"     

Lomus Dominic justru menurunkan pandangannya dan menatap Cattarina.     

Sedikit maju untuk meperhatikan wajah mungil Cattarina yang sangat mengemaskan pada masa itu.     

Lomus Dominic lalu bertanya.     

"Apa kau sangat penasaran? Jika seperti itu, tinggal-lah di sini. Dan kau akan tahu seperti apa ketika kau berada di dalam istana yang sangat luas ini. Memiliki banyak jendela dan pekerja yang bisa membuatmu berpikir dua hal,"     

Perjelasan Lomus Dominic yang sangat berat, tidak bisa Cattarina cerna.     

Namun Alpen Bourston yang paham betul maksud Lomus, menghentikannya.     

"Baginda! Anda tidak bisa bicara seperti itu pada anak kecil! Terutama putri saya. Dan siapa memangnya yang mengizinkan Catty untuk tinggal di dalam istana, jika dia sendiri sudah memiliki tenpat tinggal?"     

Tidak paham dengan cukup jelasan maksud dari ucapan Lomus Dominic.     

Kini setelah Monna sudah mengalami sendiri bagaimana suasana hatinya ketika tinggal dalam istana. Monna memahami beberapa hal.     

Banyak pekerja yang ada di istana. Sehingga kau bisa memerintah mereka sesuka hati. Mandi dengan air yang sudah disediakan dan bahkan ketika lelah saja bisa ada banyak orang yang bergilir memijatmu.     

Namun jendela yang banyak adalah segala tindakan dan pola pikirmu akan berhasil dibaca dan juga dilihat. Tidak bisa sembarangan dalam bertutur kata dan berbuat.     

Hidupmu mungkin akan seperti berada dalam kerangkeng. Dililit pada tali kedisiplinan dan tutur kata yang baik seumur hidupmu. Ketika sudah ada banyak pasang mata yang memperhatikanmu. Mengawasimu dan menunggumu sampai membuat kesalahan. Kemudian menjatuhkanmu bila ada kesempatan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.