Masuk Dalam Dunia Novel

Chapter 96 ( Berebut Posisi ?! )



Chapter 96 ( Berebut Posisi ?! )

0Monna yang sudah pernah menjalani kehidupan sebagai Cattarina dalam istana. Tidak pernah memahami hal itu lebih baik dari orang luar manapun. Apalagi Kaisar dan Belhart sendiri.     

Lahir di lingkungan raja dan harus terus mempertahankan posisinya. Karena sedikit saja mereka melakukan kesalahan. Para kelompok bangsawan yang tidak menyukai keluarga raja. Akan berbondong-bondong menyatukan diri.     

Memanfaatkan kesempatan dan menjatuhkan mereka.     

Cattarina yang bahkan bukan berasal dari keluarga kerajaan, difitnah dan dituduh yang macam-macam.     

Menganut ajaran sesat dan memiliki aura negatif yang merugikan negeri.     

Monna yang hanya membaca cerita itu dari novel, hanya bisa menerimanya. Karena sadar betul bahwa Cattarina dalam novel memang adalah seorang pemeran antagonist yang paling menjiwai perannya untuk mencelakakan Alliesia dan mengumpulkan pengikut.     

Hanya demi agar kekuatan yang mendukung Belhart berkurang. Namun sama sekali tidak merencanakan pembelotan dan penyerangan terhadap pihak istana.     

Monna agaknya mulai sadar bahwa pemicu hoax itu sendiri adalah dirinya. Dirinya dalam wujud Cattarina di masa lalu. Membuat banyak orang salah paham padanya. Ketika dia hanya sekedar mencoba untuk mendapatkan hati Belhart.     

Hari pertama, ketika Cattarina masih baru saja bertemu dengan Belhart.     

Lomus Dominic yang menyadari Cattarina sangat menyukai istana dengan berbagai macam alasan yang unik. Meminta Belhart untuk mengantarkan Cattarina berkeliling dalam istana. Dan mungkin menunjukkan beberapa tempat yang menarik.     

Belhart yang tidak nampak senang direpotkan dan berkumpul bersama dengan Cattarina. Menunjukkan ketidak senangannya secara jelas. Menatap dengan dingin dan bahkan tidak bersahabat.     

Belhart lalu menghalangi Cattarina yang baru saja akan berjalan ke salah satu taman.     

"Berhenti! Dan tidak perlu berkeliling!" ucap Belhart akhirnya dengan kalimat yang cukup panjang setelah berjam-jam lalu, Belhart terus mengacuhkannya.     

Cattarina yang bingung sekaligus heran, bertanya.     

"Ada apa?" tanya Cattarina tidak seramah dan seceria awal pertama kali gadis itu datang ke istana dan menyapa semua orang.     

Belhart yang menyadari perubahan itu hanya mengeryit.     

"Kau tanya 'ada apa'?" ulang Belhart.     

"Tentu saja karena aku tidak suka dengan kehadiranmu. Karena itu jangan terlalu merasa ceria dan ingin tahu terhadap tempat tinggalku! Kau tidak akan pernah aku izinkan untuk tinggal di sini!"     

Seolah hanya keputusan dan ucapannya yang akan berlaku, Belhart mengusir Cattarina secara yakin.     

Namun Cattarina yang nampak angkuh sama sekali tidak mempedulikannya.     

"Kenapa? Kau takut aku akan merebut posisimu di depan ayahmu? Kau takut jika ayahmu lebih menyukai aku, dibandingkan kau?"     

Belhart seketika menggertakan gigi.     

"Apa yang baru saja kau katakan?" tanyanya sulit percaya. Hingga mempertajam ekspresinya menjadi semakin beku.     

Cattarina yang terus disebut-sebut sebagai pemberani sama sekali tidak merasa terancam.     

"Aku bilang aku mungkin saja merebut posisimu bagi Raja! Menjadi anak yang paling dia banggakan. Namun dia mungkin akan lebih menyukaiku yang imut dan ceria ini! Kau mungkin saja akan kalah dariku!"     

Seperti sedang memperebutkan kompetisi dan mengeluh-eluhkan kemenangan. Keduanya sama-sama menatap tajam.     

Isu soal Cattarina yang tidak pandai berteman, tenyata benar. Memiliki tabiat yang buruk dan sangat sombong. Hingga palsu hanya di depan orang dewasa. Menjadikan Cattarina sulit untuk menemukan seorang teman.     

Padahal Cattarina memilih sepasang ayah dan ibu yang sangat baik juga sopan.     

Namun, kenapa putri mereka malah tumbuh menjadi seperti anak dari orang lain? Bukan berasal dari keluarga Bourston. Karena pada masa itu, Belhart masih belum mengenal Asraff. Tidak tahu bagaimana watak dan tabiat saudara Cattarina yang lain.     

Pada hari itu, Belhart memutuskan bahwa dia tidak akan pernah akur dengan Cattarina!     

Tidak dengan alasan apapun dan kejadian apapun. hingga pertemuan demi pertemuan terus berlanjut. Dan Cattarina yang sudah menginjak remaja akhirnya mulai menyukai lawan jenis.     

Menyukai Belhart karena sebuah sebab dan perasaan tersebut akhirnya berlanjut hingga sebelum Belhart pulang ke negerinya.     

Membawa kemenangan dalam kepulangannya.     

Belhart yang berpikir bahwa pernikahan politik ini tidak akan memberikan terlalu banyak pengaruh padanya. Justru dikejutkan pada penolakkan yang tidak terduga.     

Mengira Cattarina akan sangat senang dengan kepulangannya. Dan langsung mengajukan pernikahan karena usia mereka yang sudah sama-sama matang.     

Cattarina justru menginginkan pertunangan mereka batal. Dan harus dibujuk dengan sangat keras untuk mempertahankan pernikahan karena Belhart mendadak jadi semakin penasaran padanya.     

Mulai menyukai pribadinya yang penakut dan cepat gugup setiap kali Cattarina bersama dengannya.     

Belhart akhirnya sadar, mereka sudah menikah selama setengah tahun. Menjalani waktu menuju satu tahun pernikahan mereka. Namun, hubungan mereka sama sekali tidak mengalami kemajuan.     

Berhenti di tempat. Terkadang mengalami kemunduran. Lalu maju lebih sedikit dibandingkan kemunduran banyak yang terjadi pada mereka.     

Belhart lalu mengingat kembali bagaimana ide cermerlangnya, menggunakan nama ayahnya untuk bisa membuat pernikahan mereka semakin nyata satu step demi step.     

Akhirnya menggunakan nama itu kembali untuk membuat hati Cattarina lebih lembut. Paling tidak sampai mereka bisa sama-sama membiasakan diri.     

Memeluk dari belakang secara mendadak ketika mereka kembali tidur dalam satu ranjang. Dan membuat ada beberapa perasaan berdesir menghinggapinya.     

"Masih sulit tidur?" tanya Belhart dengan kelembutan yang entah dia ciptakan darimana.     

Catatan dalam buku pribadi Monna terus berkeliaran dalam benaknya. Ketika dia masih sedang berusaha menenangkan diri dan memeluk istrinya.     

"Aku tahu ini gila! Namun semalam aku tidur satu ranjang dengannya! Orang yang seharusnya aku hindari dan aku jauhi!"     

Otak Belhart mendadak menjadi mengeras ketika dia mengingatnya.     

Sementara Monna yang terkejut, tidak berani membalikkan wajah dan tubuhnya. Pada saat Belhart merengguhnya dari belakang.     

"A-ada apa, Yang Mulia? Ada tidak bisa tidur juga?" tanya Monna sedikit gugup dan gelagapan. Karena masih belum terbiasa dengan rangsangan halus yang Belhart berikan padanya.     

"Ya.. Dan aku melihatmu juga seperti itu?" ucap Belhart membalas.     

Lalu menambahkan.     

"Ada yang masih kau pikirkan sehingga kau masib belum juga memejamkan matamu?"     

Monna yang kesal seketika mengutuk dalam hati.     

'Demi Tuhan! Dan demi apapun itu! Bukankah kau yang sudah membuatku sulit untuk memejamkan mata ketika aku bahkan tidak tahu sampai kapan aku akan aman?!'     

Ingin memaki dengan kalimat yang sama namun tidak memiliki kuasa. Monna akhirnya berkata.     

"Hanya beberapa dan bukan hal yang penting, Yang Mulia." Seru Monna tanpa memberikan penjelasan lebih.     

Namun bertanya soal yang lain.     

"Tapi, sampai kapan Anda akan memeluk saya seperti ini? Tidak lelah dan tidak ingin melepaskan diri?"     

Sudah mulai terbiasa dengan sentuhan mendadak dan itu sedikit membuat Belhart tersenyum diam-diam. Belhart lalu tergerak untuk menggoda.     

"Kenapa? Apa kau menginginkan lebih?" tanya Belhart dengan berbagai kalimat mendesahnya. Sengaja mengucapkannya di samping telinga Cattarina dan berucap sehalus mungkin.     

***     

hai hai hai !!!     

jangan lupa ps, review n coment kalian ya !!     

selamat membaca..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.